"Kak Jinan aku pulang". Ujar Ara saat memasuki rumahnya. Jinan segera menghampiri Ara yang datang bersama Chiko.
"kamu bawa siapa ra??". tanya jinan penasaran.
"oh, ini ka chiko, anaknya ibu panti, dari dulu aku akrab sama ka chiko". jawab ara.
"yaudah, chiko nya di ajak makan ra, ayo". ajak jinan.
"ayo, ayo ka, kita makan dulu,". jawab ara.
"tapi aku keatas dulu, mau ganti baju, udah bauu". ujar ara lalu berlari menaiki anak tangga dan memasuki kamarnya. belum sempat ara memilih baju, sebuah notif masuk di hp nya.
setelah melihat notif itu ara segera membuka room chat nya dengan jinan dan memberitahu jinan bahwa dia akan keluar
ara segera pergi tanpa melihat ruang makan terlebih dahulu, ia ingin cepat menemui chika yang sepertinya sangat ingin berbincang dengan dirinya. ia pergi menggunakan mobil miliknya, sampai di perusahaan ia segera naik dan menuju rooftop. disana ia mendapati chika yang berdiri membelakanginya sambil menatap ke kosong ke arah jalanan.
betapa terkejutnya ara saat mendapati wajah chika dengan air mata yang mengalir dari kedua sudut matanya, matanya merah dan sudut bibirnya lebam. saat melihat chika memaksakan senyumnya, dada ara terasa sesak."makasih udah nau dateng". ujar chika dengan suara yang sesak dan terputus putus. ara menarik pergelangan chika dan menarik chika ke pelukannya. namun, chika malah meringis kesakitan membuat ara bertanya tanya. ara melepaskan pelukannya san menyingkap lengan kaos panjang yang di kenakan oleh chika. terdapat banyak goresan luka sayat yang masih baru dan basah.
ara mengajak chika untuk duduk di sofa yang tersedia disana. dengan lembut, jari jemari ara mengelus tangan chika. chika memeluk ara dan berbisik di telinga ara.
"ara, aku kangen kamu". air mata chika kembali turun membuat sesak di dada ara bertambah.
" tuhan, dia tidak bahagia, chika sama sekali tidak bahagia". batinnya terasa sakit.
"sakit ra, ka zaran selalu nyiksa aku sama abi sama umi, aku ga di bolehin keluar, aku ga di izinin ini itu, izinin aku buat ikut sama kamu ra, izinin aku pergi sama kamu". lirih chika
"iya kak, iya, aku bakal bawa kamu ke rumahku, aku bakal rawat kamu, aku bakal jaga kamu dari bajingan yang udah nyakitin kamu". jawab ara." sekarang kita pulang ya??". ajak ara.
"maaf ra aku udah buat kamu kecewa, maaf". lirih chika lagi.
"tangan kamu jelek, nanti kita obatin sama sama". jawab ara.
"maaf ra, maafin aku". chika pingsan setelah mengatakan itu, ara bergegas membawa chika turun dari rooftop dan membawa chika ke mobil nya. ia menginjak pedal gas dengan kuat sampai di rumahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA & NORMA
Teen Fiction"kita memang punya cinta tetapi dunia punya norma" -biellara samudra natio harlan