TAKDIR KETUJUHBELAS

215 27 0
                                    

    Chika berada di balkon kamarnya dengan menggenggam ponsel milihnya. Ia menatap kosong langit malam yang hanya menampilkan beberapa bintang.

    "Tuhan.... Maafin Chika telah menyakiti Ara". Gumam Chika. Tanpa sadar air matanya terjun bebas dari kedua sudut matanya. Kaki nya terasa lemas. Membuat Chika merosot ke lantai.

   "Ara.... Maafin aku ya?? Maaf aku udah nyakitin kamu"., air mata Chika semakin deras turun melalui pipi dan di usap oleh Chika. Sekilas, percakapannya dengan Ara saat mereka masih kecil terlintas di otaknya.

   "Kak Chika!! Aku tadi habis beliin kakak ini!!". Seorang gadis berambut sebahu dan mempunyai poni itu berlari ke arah Chika dan menyodorkan sebungkus coklat kepada Chika. Ya!! Orang itu adalah Ara.

   "Kamu dapet uang darimana Ra??". Tanya Chika sambil mengambil coklat yang di sodorkan Ara.

    "Kakak kan tau aku selalu dapet uang saku dari bunda. Nah!! Uang itu gak aku buat jajan. Tapi aku tabung. Dan ini hasilnya". Ara menampilkan senyum Pepsodent nya. Memperlihatkan gigi gigi putihnya pada Chika. Namun pandangan Chika jatuh ke siku Ara yang berdarah.

    "Itu siku kamu kenapa??". Tanya Chika panik.

     "Hehee tadi ada orang yang mau bawa aku. Aku berontak malah jatuh". Jawab ara.

    "Siapa yang berani nyakitin kamu?? Biar aku tonjok dia". Ujar Chika sok Sokan. "Nanti kalo aku udah gede kalo aku ketemu orangnya biar aku hajar Ra". Sambung nya. Ara terkekeh.

   "Kayak kamu gak pernah nyakitin aku aja". Ujar Ara. Chika terdiam sejenak lalu membalas

    "Aku janji Ra! Aku gak akan nyakitin kamu lagi! Dan gak akan pernah". Balas Chika lalu membawa Ara ke tempat ibu panti agar luka Ara diobati.









      Jinan masih menatap Ara yang terbaring dengan tatapan kosong. Dari tadi Ara belum bangun sama sekali membuat Jinan khawatir setengah mati. Adel dan Zee menatap Jinan dengan tatapan iba. Sesayang itukah Jinan kepada Ara??

    "Ra... Kamu kapan bangun??". Lirih Jinan. Pikirannya langsung terbang di masa saat ia sedang berdua dengan Ara.

     "Kak Jinan!!". Ujar Ara mengagetkan. Jelas Jinan langsung terjingkrat kaget dan menabok pelan lengan Ara.

    "Ngagetin aja kamu". Ujar Jinan kesal.

     "Heheheeee ya maaf atuhhhh... Gak lagi deh". Jawab Ara.

     "Gak mau aku maafin kamu". Balas Jinan.

      "Aaaa kaaaakkkk maafin donggggg!". Ujarnya merengek. Sepanjang waktu itu Ara merengek kepada Jinan agar di maaf kan.

    

       "Aku kangen kamu ra". Lirih Jinan. Pandangan Jinan beralih ketika Ara sedang berusaha membuka matanya. Zee dan Adel segera berlari memanggil dokter. Dan Jinan masih tersenyum melihat Ara.

     Saat mata Ara sudah terbuka sempurna, hal yang pertama ia lihat adalah senyum manis Jinan.

    "Kak Jinan?". Tanya nya melirih. Sesekali ia meringis merasakan perih akibat luka cambukan yang diberikan oleh ayah Chika.

    Dokter masuk kedalam ruangan Ara dan mengusir Jinan keluar sebentar untuk memeriksa Ara. Jinan hanya mengangguk lalu keluar dari ruangan itu. Tak lama dokter itu keluar dan mengatakan bahwa Ara Baik baik saja. Namun tetap harus dirawat inap.

    Jinan masuk paling pertama dan memeluk Ara. Ada menatap langit langit atap rumah sakit itu dengan tatapan kosong.

   "Kamu kenapa Ra?". Tanya Jinan sambil melepas pelukannya.

    "Gak apa apa kak". Jawab Ara. Jinan tahu Ara sedang memikirkan sesuatu yaitu Chika sekarang.

    "Susah banget ya Ra buat kamu bahagia sampai sampai kamu mau membunuh diri kamu sendiri". Ujar Jinan. "Kamu pasti gak mau kehilangan Chika kan Ra?? Kamu sabar ya?? Ada aku, Zee sama Adel". Sambungnya. Ara mengangguk kemudian menunjukkan senyum paksa pada Jinan.

    "Ngapain Lo begitu? Keren? Iya? Keren Ra Lo begitu?". Ketus Adel ketika masuk kedalam ruang. "Lo hampir bunuh diri Lo sendiri Ra! Dan gue benci itu!".

    "Del? Maaf". Ujarnya sedikit merasa bersalah.

    "Y-ya gu-gue cuma takut aja Ra!! Gue takut kehilangan lagi. Setelah dari kecil gue yatim piatu dan gedenya kehilangan adek gue, apa sekarang gue harus kehilangan Lo Ra? Gue takut Ra". Suara Adel kian makin serak menahan tangis. Zee yang berada di samping Adel langsung memeluk Adel dan menenangkan Adel. Sementara Ara sedang sedikit bercerita mengenai hubungannya dengan Chika pada Jinan.







******
Tbc*

Kalau tamat di sini boleh gak sih??

Gak rame soalnya makannya ramein!!
Oiyaaa... Minal aidzin wal Faidzin mohon maaf lahir batin yaaa!!!!

How are u today guys??

Dapet THR gakk?? Hahaha

CINTA & NORMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang