Ara membuka matanya saat alarm di samping tempat tidur nya itu berbunyi. Ia melirik jam di sana dan mendapati kalau ini sudah masuk jam solat subuh. Ia segera bangun dan mengambil wudhu sebelum melaksanakan solat.Setelah solat, Ara pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya. Ia keluar dengan seragam yang sudah menempel di badannya. Ia segera turun untuk menyiapkan sarapan untuk Chika.
Setelah nya, Ara kembali naik untuk memakai kaos kaki, sepatu, dan topi nya. Ia beranjak dengan tas yang sudah berada di gendongan nya. Ia beralih kekamar Chika untuk membangun kan gadis itu.
"Kak Chika bangun yukkk dah pagi". Ujarnya sangat lembut agar tak mengganggu Chika. Chika melenguh pelan lalu mengucek matanya sebelum duduk.
"Mandi terus sarapan yaa?? Mau berangkat bareng??". Tawarnya yang di geleng i oleh Chika.
"Yaudah aku berangkat dulu ya". Ujar Ara.
"Emang jam berapa sih raaaa". Rengek Chika yang masih sedikit memejamkan mata
"Jam enam kurang seperempat hehee". Jawabnya sambil terkekeh pelan. Chika berdecak sebal saat itu. Ini masih jam enam kurang lohh bisa bisanya dia sudah di bangun in.
"Mau jaga gerbang Lo". Ketus nya. Membuat Ara ngeri mendengar itu.
Ara keluar dari kamar Chika dan berjalan menuju garasi. Ia mengendarai sebuah motor yang baru saja papanya belikan.
Ia mengendarai motor nya dengan laju yang cukup cepat hingga ia melihat punggung seseorang yang familier di matanya. Ia menepikan motornya lalu membunyikannya klakson nya.
Seseorang itu menoleh dan tersenyum pada Ara. Orang itu ialah Jinan. Ara membuka helm full face miliknya lalu berbicara kepada Jinan.
"Kak Jinan sendiri?? Jalan kaki?? Ayo bareng aku aja!!". Tawar Ara.
"Gak usah ra. Udah biasa kok". Jawab jinan tak enak. Namun ara menarik Jinan untuk ikut bersamanya.
"Gak usah nolak! Apa perlu aku ganti aja jadi mobil??". Tanya ara sambil menarik Jinan. Jinan menggeleng pelan lalu tersenyum.
"Yaudah! Ini terpaksa ya Ra!". Ujar Jinan menaiki motor milik Ara. Ara kemudian mengangguk lalu tersenyum.
"Udah siap??". Tanya ara. Jinan mengangguk dan menjawab iya pada Ara.
***
Ara memarkirkan motor kesayangan nya itu di parkiran. Jinan sudah turun terlebih dahulu dan menunggu Ara di depan parkiran. Setelahnya, Ara dan Jinan memasuki gerbang sekolah sambil berbincang ringan.
Sari kejauhan tampak dua orang datang menghampiri Jinan dan Ara. Salah seorang tersebut menepuk pelan pundak Ara. Itu Adel.
"Loh ra?? Lo berangkat bareng kak Jinan??". Tanya Adel. Zee yang sedari tadi tak acuh tiba tiba menoleh dan berjalan mendekat ke samping Jinan.
"Bareng kak Jinan toh Ra?? Kok gak bilang sih". Zee menyenggol kecil lengan Jinan. Jinan hanya mampu tersenyum ramah kepada Zee lalu menoleh ke arah Ara.
"Ra, jangan banyak gaul sama mereka. Nanti selain kamu ketularan jamet, kamu juga bakal ketularan gila". Ujar Jinan yang di akhiri kekehan.
"Jamet jamet gitu kamu suka loh sama kak Zee". Ujar Ara. Dengan cepat, Jinan membungkam mulut Ara agar diam.
"Gak ada tuh, ngadi ngadi kamu tuhhh". Ujar Jinan sambil melepaskan telapak nya dari mulut Ara.
"Heh!!! Jin safa-". Ucapan adek terputus karena Ara memotong ucapannya.
"Nan nya kemana kak??". Tanya ara.
"Terserah gue lah!! Oh iya Ra!! Jangan manggil gue sama Zee kakak!! Kita gak setua itu ya!!". Jawab Adel
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA & NORMA
Teen Fiction"kita memang punya cinta tetapi dunia punya norma" -biellara samudra natio harlan