Ara membuka kasar pintu rumahnya dan memasuki kamarnya. Ia menutup dan mengunci pintu itu sampai tertutup rapat. Dengan kesal ia menonjok dinding di sampingnya. Ia beralih ke kaca besar di samping nya lalu menonjok kuat kaca itu sampai terpecah menjadi berkeping keping. Diambilnya serpihan kaca itu lalu di goreskan di lengan kiri dan kanannya. Ia mengambil cutter di mejanya dan kembali menyayatkan cutter itu di kedua lengannya. Setelah itu ia meremas kuat cutter itu. Darah segar mengalir dari area sayatan dan sela sela jarinya itu.
Sepulang dari sekolah Jinan bergegas menuju rumah Ara tanpa mengganti pakaian nya. Mengingat insiden Ara melihat kemesraan antara Chika dan zaran. Pasti Ara sangat terpuruk. Pikir Jinan. Ia berhenti di gerbang rumah Ara dengan menggunakan taxi. Tanpa pikir panjang ia masuk kedalam rumah Ara. Ia mencari di semua ruangan namun ia tak menemukan Ara. Hingga akhirnya pandangan nya tertuju pada dua kamar di lantai dua. Ia menuju kamar Chika terlebih dan menuju kamar Ara ketika tak mendapat apapun dari kamar Chika. Saat ia akan membuka kamar Ara. Pintu itu terkunci. Jinan langsung merasa khawatir dan mencoba menelfon Adel.
"Del bantuin gue". Ujar Jinan panik sambil menempelkan ponselnya itu ke telinganya saat Adel sudah menjawab telfonnya.
"Kenapa kak Jinan?". Tanya Adel
"Ara dell cepet kesini". Jawab Jinan panik. "Gue di rumah Ara Del cepet". Imbuhnya
"Oke kak tunggu aku". Jawab Adel.
*************
Tbc *
How are u today??
Malem bet aku up nya maaf yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA & NORMA
Teen Fiction"kita memang punya cinta tetapi dunia punya norma" -biellara samudra natio harlan