ᶠᵒᵘʳ

120 31 0
                                    

✎✎✎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✎✎✎

"thanks ya udah nganterin"

"yeilah sans itumah kayak sama siapa aja" Zeon mengantar Hani tepat di depan pagar, terlihat beberapa kendaraan juga terparkir di sekitar rumah membuat mereka berdua mengernyit kebingungan.

"di rumah lo ada acara?" tanya Zeon celingak celinguk menatap ke arah rumah Hani.

"hah? acara apaan, gaada. tamu Ayah gue kali. lo mau mampir dulu ga?" tawar Hani sembari melepaskan Helm yang bertengger di kepala nya.

"emm lain kali aja deh hann, soalnya udah jam 3 sore juga nih mau jemput bunda di butik" tolak Zeon.

"yaudah kalau gitu hati hati yakk salam buat bunda" Zeon mengangguk tersenyum lalu mulai melajukan motornya, meninggalkan Hani yang masih berdiam diri di depan pagar menatap punggung Zeon yang perlahan lahan menjauh. selanjutnya Hani berbalik melangkah masuk ke halaman rumahnya.

baru saja sampai ke teras rumah tiba tiba seorang Pria keluar dari pintu rumah lalu mendudukan diri pada salah satu kursi di teras, Hani yang cukup terkejut melihat Pria itu dengan segera mengubah ekspresi nya menjadi biasa saja.

Hani pikir mungkin rekan kerja Ayah nya jadi ia tak terlalu mengambil pusing, namun jika di pikir pikir lagi Pria itu terlalu muda untuk menjadi rekan sang Ayah.

tapi siapa perduli? toh Ayahnya juga mempunyai sifat yang cukup humble dan tak pemilih mau berteman dengan siapa saja.

"aku pulaangg" biasanya setiap pulang Hani akan selalu menaikan nada suara nya. tapi kali ini tidak, ia takut kena tegur sang Ayah terlebih lagi sedang ada tamu di dalam rumah, meski begitu ia juga masih memiliki adab.

saat menoleh kan wajah nya ke ruang tamu, Hani terkejut, ternyata saudara saudari Ayahnya juga ada disana.

sebenarnya ada acara apa ini? mengapa Hani tak mengetahui nya, dan siapa orang orang selain paman dan tante nya itu? Hani tak mengenal mereka.

apa mereka tetangga baru? Hani seperti orang kebingungan sekarang.

salah satu saudari Ayah Hani yang biasa ia panggil 'tante Sena' akhirnya berdiri mendatangi Hani lalu menarik tangan gadis itu.

tante Sena ternyata membawa Hani ke kamar nya lalu menutup pintu kamar pelan.

"karna kamu abis dari luar, sekarang kamu mandi dulu yang bersihh pokoknya trus pakean jangan lupa gunain parfum lalu dandan yang rapih natural jangan menor. gihh cepeett" desak tante Sena sembari membantu melepas tas Hani lalu membuka ikatan rambut gadis itu. tidak lupa tante Sena mengambil handuk lalu melemparkan benda itu ke pangkuan anak perempuan dari kakak laki laki nya itu.

"ehhhh tante Senaa ini kenapaaa" protes Hani.

"udah pokoknyaa kamu lakuin dulu apa yang tante suruh"

"gaaaa, tante jelasin dulu ini ada apa kenapa aku di suruh buru buru kayak gini, aku capekk habis pulang ngampus butuh istirahatt"

"aduh kamu tuh ya kebiasaan di bilangin malah ngeyel dulu" tante Sena kesal begitu melihat Hani yang masih bersantai tanpa menghiraukan perintah dari nya.

"ya makanya jelasin dulu apa maksud dan tujuan tante nyuruh aku dandan apa segala semua itu" Hani menggerutu.

"anak ini susah bener di atur"

"abisnya baru pulang udah di suruh ini itu" ucap Hani semakin berlagak tak perduli membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"kan ga jelas" lanjut nya.

"kamu mau tau alasan tante nyuruh kamu siap siap?" Hani mengangguk masih dengan santai nya.

tante Sena yang melihat perilaku Hani seperti itu makin di buat kesal, dengan posisi bertolak pinggang akhirnya saudari Ayah nya itu mengucapkan beberapa kalimat.

"kamu bakal di jodohin, orang orang yang kamu ga kenal di ruang tamu tadi keluarga calon mu"

"HAHHH?!!" Hani belum mencerna perkataan tante nya barusan, meski begitu bukan berarti ia tak mengerti, hanya saja ia sangat terkejut saat mendengar kata 'di jodohkan'.

✐✐✐

unconsidered ⚊ jihoon treasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang