✎✎✎
author's pov
usai kepergian pria yang terkena amukan oleh Arjun tersebut dengan cepat merubah atmosfer menjadi canggung. tawa dan celetukan yang kian muncul sebelum perkelahian tadi terjadi seakan akan hilang terbawa oleh angin. tidak ada yang berniat mengatakan apapun untuk saat ini, semua mendadak diam mengikuti emosi Arjun yang belum sepenuhnya mereda. nafas pria berumur 24 tahun itu masih terdengar berat menandakan rasa kekesalan nya yang teramat dalam mengingat perkataan demi perkataan di lontarkan oleh 'teman' yang membahas mengenai hal pribadi nya tadi.
drrtt
di tengah tengah suasana diam itu, tiba tiba muncul sebuah getaran handphone yang terletak di atas meja. sang pemilik handphone yang mengetahui seseorang sedang menghubungi diri nya kemudian bergegas mengangkat telpon itu dan segera menjauh dari perkumpulan nya.
Hani menoleh kan kepala sekilas ke arah sang suami yang kini sedang sibuk berbicara lewat telepon genggam, ia menyadari ada perubahan pada ekspresi Arjun yang sebelum nya nampak terlihat cemberut mendadak langsung memunculkan senyuman manis nya.
"gua balik dulu" ucap Arjun tiba tiba menarik tangan Hani pelan.
"loh cepet banget balik nya" sahut Mora.
"gua gabisa lama lama, sorry and thanks a lot untuk hari ini, lo pada bisa lanjutin makan siang nya, gua minta maaf sekali lagi sama Mora karena udah ngacauin suasana restoran nya" tutur Arjun pamit yang di susul oleh Hani sembari menyalami teman teman nya.
"ga masalah, gue ngerti kok. anw makasih karena udah mau dateng ke acara pembukaan resto ini, makasih juga buat hadiah nya" ujar Mora sambil memperlihatkan
sebuah paperbag berukuran besar yang di depan nya tertulis nama suatu brand mahal."it should be, Mora. keep up the good work, lo memang keren" Arjun mengacungkan dua jari jempol nya yang di balas senyum sumringah oleh lawan bicara nya.
"buat istri lo, Hani maaf banget tentang tadi, padahal niat gue sekalian ngajak pasangan temen temen kesini tapi gue ga nyangka ada yang sampe bikin onar" tutur Mora.
"gapapa kak, gue bahkan berterima kasih banget sama ajakan kakak, lupain aja perihal itu" kata Hani.
"okey cantik, see you later, kapan kapan dateng kesini lagi yaa" balas Mora mengedipkan sebelah mata.
"siap kak"
"kita balik dulu, havefun y'all" ucap Arjun yang langsung di angguki oleh seluruh teman teman nya yang lain.
"hati hati"
bersama Hani, Arjun pun bergegas pergi meninggalkan sekumpulan teman lain nya yang masih sibuk dengan banyak makanan tersedia berada di depan mereka.
✎✎✎
di perjalanan kedua nya tak begitu banyak berbicara, Arjun yang hanya fokus mengemudi melihat pada apa berada di hadapannya sementara Hani sedikit sedikit melempar lirikan pada pria di samping nya tersebut.
"apa liat liat" ucap Arjun seakan mengetahui seseorang yang sudah menatap nya sedari tadi.
"h-hah apaan, gue liatin jalan yang ada di sebelah lo kali" jawab Hani gelagapan.
"boong gigi lo ompong. lagian gabut bener liatin jalan, mending liat muka gua aja" ujar Arjun.
"guyonan lo ga lucu"
"untung aja muka lo itu ga jadi babak belur lagi tadi, kalau sampe di bales gimana coba, 'lapisan kulit' lo belum sempet sembuh dari luka lama malah muncul luka baru lagi" sinis Hani.
"are you worried about me?" ledek Arjun menengokan kepala nya sedikit ke arah Hani.
"worad worid, nih ya gue ga gimana gimana, temen lo tadi itu kekar banget gue liat liat, kalo dia mukulin lo balik kan yang ada berabe ntaarr"
"do you want that face to be full of bruises again?" kata Hani menunjuk nunjuk wajah nya sendiri dalam maksud menyindir Arjun.
"ga perduli kalo muka gua lebam lagi, gua bakalan lawan. gua cuman gasuka dia ngomong kayak gitu di depan lo Han, jorok. especially on sensitive intimate matters, wajar lah gua sebagai suami lo marah" penuturan Arjun langsung membuat Hani tersipu malu. iya, tersipu malu, gadis itu dengan cepat mengalihkan pandangan nya ke arah lain menggigit bibir bagian dalam nya menahan rasa salatingkah ketika Arjun menyebut diri nya sendiri sebagai 'suami'.
"trus lo bilang kekar?, kekar kekar apaan dia, kekar an lagi gua, cuman lo emang belum pernah liat aja"
"eh udah deng padahal. gimana? kece ga kotak kotak gitu?"
'beh kotak kotak bangsat ga ngotak' batin Hani mengingat moment dimana ia yang pertama kali tersesat di kamar Arjun waktu itu.
"diem deh kak, gue males banget bahas itu lagi" ujar Hani menutup wajah nya menggunakan sehelai kain selendang yang mengalung di leher jok mobil tempat ia duduk.
"lo beneran lucu banget Hani, emak lo ngidam apa sampe punya anak selucu ini" sang pemilik nama lantas memasang muka muak mendengar gombalan Arjun barusan.
"ngidam plankton"
"pearl dong berarti" balas Arjun terkekeh.
"tau dah, mending tidur"
"jangan dulu, dikit lagi kita nyampe ke rumah sakit. gamungkin gua tinggalin lo sendiri di mobil kan" ujar Arjun.
Hani yang mendengar kata 'rumah sakit' langsung mengetahui kemana tujuan Arjun sebenarnya. seketika mata gadis itu terbuka lebar, kantuk yang telah menghampiri nya sedari tadi seakan pergi begitu saja. ia pun memperbaiki posisi duduk nya saat melihat gedung besar berwarna putih yang sangat tidak asing lagi bagi nya.
perlahan lahan mobil yang di kendarai Arjun pun benar benar memasuki lingkungan rumah sakit, setelah parkir menyesuaikan pada celah di sekitar kendaraan lainnya, mereka berdua pun segera keluar dari dalam mobil tersebut.
"lo mau ikut ke dalam apa engga?" tanya Arjun sembari menekan benda kecil berwarna hitam yang menimbulkan tanda bunyi terkunci nya suatu kendaraan beroda empat.
"ke ruangan Elena kan?" tanya Hani balik.
"ya iya kemana lagi, lo mau ikut ga?" Hani dengan cepat menggelengkan kepala nya.
"lo aja yang masuk, gue ga sanggup liat pasien pasien disana, ga sanggup cium bau obat obatan juga" jelas Hani.
"oke dah kalau gitu. trus lo nunggu dimana dong? kayaknya gua bakal lama ini. tapi kalau jadi masuk langsung dateng aja ke ruangannya Elena, kalau gatau letak ruangannya tanya suster disana aj-"
"gue tau, lo lupa? gue yang pertama ada disana dan gue yang hubungin lo waktu itu buat dateng kesana" tutur Hani.
"ah iya, maaf gua lupa"
"terserah. yaudah masuk aja gih, gue mau ke kantin rs nya dulu, pengen ngemil gue" setelah berkata demikian, Hani lalu melengos pergi melangkah ke arah yang berlawanan dengan Arjun, kedua nya sama sama berpencar untuk menuju pada tujuan mereka masing masing.
✐✐✐
maapkeun alur ga jelas dan penulisan yang agak lain dengan kurangnya kosa kata ini. semoga aja masuk ke imajinasi kalian yaaww, happy reading and thanks for ur voment guiss, akan ku usahakan agar lebih baik lagii kedepannyaaa😘🤝.
KAMU SEDANG MEMBACA
unconsidered ⚊ jihoon treasure
Fanfic[ on going ] 'raga nya bersamamu, namun hati nya bukanlah milikmu' ⚊ ʲⁱʰᵒᵒⁿ ᶠᵃⁿᶠⁱᶜᵗⁱᵒⁿ