✎✎✎
"kenapa lo, ngelamun bae" ujar Kevin berjalan mendekati Zeon yang masih menatap ke depan dengan pandangan kosong nya. meski begitu, kemasan chips yang berada di pangkuan Zeon masih tetap berbunyi sebab tangan kanan nya yang terus sibuk keluar masuk dari bungkus makanan ringan itu.
"galau lo?" timpal Visenja.
"galau kenapa? ga di kasih duit?"
"banyak tugas?"
"dosen lo ngeribet?"
"butik emak lo bangkrut?"
pletak
"sembarangan aja kalo ngomong"
"marahan sama Hani ya Ze?" sambung Visenja.
"lah iya juga, kemana dia? makin jarang muncul tu bocah semenjak nikah. lo tau kaga dia kenapa?" ucap Kevin pada Visenja.
"ga, dia nya juga jarang on, gue pikir dia lagi ga pengen di ganggu kali" jawab Visenja.
"bisa jadi kata lo tadi bener, Zeon marahan sama Hani makanya jadi jarang bareng"
"yailah kita juga Kev, pada mulai jarang bareng lagi gegara sibuk sama urusan masing masing" mata Kevin berkedip berkali kali dengan kepala yang mengangguk setuju oleh Visenja.
"tanya sama Zeon coba, Hani nya kemana"
"ya ini orangnya ada di depan lo engkong" pekik Visenja menjitak kepala Kevin untuk kesekian kalinya.
"suka sama sahabat sendiri itu wajar kan?" pandangan Zeon yang tadinya sibuk fokud ke arah halaman rumah tetangga kini beralih pada dua sahabatnya yang berbicara tiada henti di samping nya. Zeon akhirnya mau membuka suara dimana Kevin dan Visenja sontak di buat bungkam oleh pertanyaan yang pria kelahiran 2004 tersebut lontarkan.
"hM, wajar" jawab Kevin ragu ragu seolah mengerti dengan sasaran dari pertanyaan Zeon.
"asal bukan istri orang. yakan Vi?" senggol Kevin.
"istri orang? tetep wajar kok"
pletak
"akh, anjing!" rintih Visenja.
"sesat lo. jangan dengerin Visenja, pokoknya suka sama istri orang ga wajar dan gabaik, jangan jadi bibit bibit perebut yah adikku" Kevin mengusap usap belakang punggung Zeon yang menatapnya polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
unconsidered ⚊ jihoon treasure
أدب الهواة[ on going ] 'raga nya bersamamu, namun hati nya bukanlah milikmu' ⚊ ʲⁱʰᵒᵒⁿ ᶠᵃⁿᶠⁱᶜᵗⁱᵒⁿ