ᵗʰᶦʳᵗʸ ˢᶦˣ

107 30 0
                                    

✎✎✎

entah sudah berapa jam Hani tertidur pulas, begitu ia tersadar ia meringis sebab sakit pada tangan nya yang ternyata masih lumayan terasa. segera ia bangun dari tempat tidur mengecek jam di handphone nya yang sudah menunjukan pukul 4 sore, Hani kemudian berniat ke kamar mandi untuk menyuci muka.

ketika ia sedang membasuh wajah nya dengan air, aktifitas nya tersebut kemudian terhenti begitu tanpa sengaja muncul beberapa kalimat di pikiran nya.

'lo kenapa jahat sama gue? kenapa lo ga nganggep keberadaan gue?'

Hani melihat diri nya di pantulan cermin, apa yang ia pikirkan baru saja itu membuatnya terkejut sekaligus merasa malu.

"anj, demi apa gue ngomong begitu?" Hani lalu menutupi wajah nya menggunakan kedua tangan, ia benar benar merasa aneh mengingat saat dimana ia berkata seperti itu pada Arjun.

"gue kesambet apa sih?!" gadis itu mengigit jari tangan nya, setelah ini apa yang akan terjadi antara dirinya dengan Arjun nanti. Hani terus terusan menyalahkan diri sendiri hingga ia juga ikut marah pada diri nya sebab sesuatu yang timbul dan ia katakan di luar kendali nya.

"ga ga, gue gaboleh kayak gini. gue ga jelas banget sumpah" Hani menggeleng kan kepala, ia kemudian mengeringkan wajah menggunakan handuk kecil dengan kedua tangan nya. disana lah Hani seketika mematung, ia menggigit bibir nya menghela nafas saat melihat perban yang membalut di tangan nya.

'maafin gua, gua bener bener jahat banget sampe ngelukain lo kayak gini'

"bahkan ngeliat lo sama Elena aja udah buat gue mulai nyesek" lirih Hani. ia hanya membenci perasaan yang terlalu cepat menghampiri diri nya, siapa sangka ternyata semudah itu ia di buat jatuh cinta pada Arjun hanya karena perilaku dari pria itu?. Hani takut, ia benar benar takut jika suatu saat nanti ia justru akan semakin jatuh hati lebih dalam pada seorang pria yang telah memiliki kekasih sedari lama. Hani harap, semoga saja diri nya bisa membuang jauh jauh perasaan nya tersebut.

setelah melakukan aktifitas nya, Hani kemudian berniat keluar dari kamar. ia pun melangkah kan kaki menuju pada pintu kamar, saat baru saja tangan nya bergerak memegang gagang pintu, tiba tiba pintu itu terbuka lebih dulu seperti ada yang sengaja membuka nya dari luar.

"astaga" Hani kaget, begitu pula dengan Arjun yang otomatis membuat keduanya sama sama saling menghalangi jalan satu sama lain. ketika Hani ingin melangkah mengambil celah samping kanan, tak di sangka Arjun juga melakukan hal yang sama begitu pula sebaliknya.

"gini aja deh kak, lo ke kanan gue ke kiri" perintah Hani. gadis itu pun benar benar mengambil jalan ke kiri, sementara Arjun justru tetap terdiam di tengah yang membuat Hani tanpa sengaja menabrak nya.

tanpa aba aba Arjun lalu mengambil tangan Hani untuk melihat luka yang berada pada punggung tangan gadis berambut sebahu itu.

"masih sakit?" lantas Hani kikuk, bukan karena pertanyaan yang di tanyakan pada nya barusan, tetapi karena Arjun yang menatap diri nya.

"lumayann" jawab Hani menarik tangan nya kembali.

"ganti perban dulu, yang ini betadine nya udah kemana mana" ujar Arjun menarik tangan Hani melangkah masuk kembali ke dalam kamar.

"duduk disitu, gua mau ambilin kasa nya dulu" Hani mencegat Arjun yang baru saja ingin pergi dari hadapan nya.

"gue mau lepas perban nya, lagian udah gapapa kok ini, gue juga agak ga nyaman".

unconsidered ⚊ jihoon treasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang