ᶠᵒʳᵗʸ

66 28 0
                                    

✎✎✎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✎✎✎

sudah berhari hari Arjun berada di rumah sakit menanti sang kekasih yang tak kunjung membuka mata, Arjun hanya akan balik ke rumah jika ingin mengambil beberapa pakaian atau ketika ia sedang memerlukan sesuatu, ia sampai berani melalaikan pekerjaan nya demi selalu berada di dekat Elena. sekarang pria itu sedang mengendarai mobil untuk pulang sebentar seperti yang ia lakukan sebelum nya, namun karena terlalu banyak melamun, beberapa kali hampir saja ia menabrak bahkan menyerempet kendaraan lain yang melintas di sekitarnya. entah sudah berapa orang di jalan sana yang di mintai maaf oleh Arjun karena kecerobohan yang sudah ia lakukan. bagaimana tidak? isi pikirannya hanya di penuhi oleh Elena yang masih terbaring tak berdaya di rumah sakit, ia benar benar mengkhawatir Elena, apalagi masih terbayang bayang di benaknya tentang keterangan dari dokter mengenai Elena waktu itu.

flashback on

saat Arjun memasuki ruang inap Elena, ia seketika terkejut melihat wanita itu yang telah di penuhi luka dan darah dimana mana, segera ia menghampiri Elena dan menatap wanita itu dari jarak dekat, di genggamnya erat tangan Elena sembari berusaha menahan diri agar tidak mengeluarkan air mata. sejak ia di hubungi mengenai kekasih nya tersebut, tanpa berpikir panjang Arjun saat itu juga membatalkan rencana jadwal meeting di kantor nya dan langsung bersiap siap ke rumah sakit. namun ketika sedang bersiap siap ia justru di hadang oleh seseorang yang tidak lain dan tidak bukan adalah Ayah nya sendiri. bahkan ia tidak menyangka kedatangan sang Ayah yang berpas pas an dengan diri nya, ia sampai harus perlu berbohong demi menemui pujaan hati nya.

"saya cukup khawatir dengan benturan pada kepala pasien yang cukup keras, beruntung nya disini pasien tidak sampai geger otak namun sangat disayangkan pasien justru mengalami patah tulang. sekarang pasien dalam kondisi hilangnya kesadaran di tingkat paling rendah, maka dari itu kemungkinan besar pasien di nyatakan kritis jika masih belum sadarkan diri dalam waktu yang lebih lama kedepannya. untuk saat ini kami hanya bisa memberi suntikan obat pada pasien dan infus agar cairan atau zat makanan di dalam tubuh nya tetap terpenuhi" jelas dokter.

"tapi dok, kakak saya masih bisa selamat kan?" tanya Ceryl.

"kami akan terus berusaha agar pasien secepat mungkin sadar, tapi terlepas dari itu semua kami tetap berserah kepada Tuhan, kami disini hanya bisa membantu" ujar dokter.

flashback off

sesampai nya Arjun di rumah, baru saja ia membuka pintu ia justru mendapati kedua orangtuanya terutama sang Ayah yang ternyata sudah menunggu dengan ekspresi yang sangat marah, disana Arjun melihat Hani yang juga menatap balik diri nya dengan panik. saat itu pula Arjun seperti merasakan dejavu mengingat kembali saat dimana sang Ayah yang pernah melayangkan tamparan untuk diri nya. Arjun seketika langsung memahami Ayah nya yang akan memaki diri nya habis habis an bahkan tamparan waktu itu mungkin akan kembali ia rasakan.

bughh

ternyata dugaan itu memang benar, malah lebih parah lagi saat Ayah nya menghampiri Arjun tanpa aba aba ia langsung melayangkan pukulan keras pada putra sulungnya tersebut. sementara melihat hal itu, Hani bersama sang Ibu mertua segera berlari mendatangi dan berusaha melerai kedua nya.

bugh

bugh

bugh

bertubi tubi sang Ayah menonjok Arjun tanpa belas kasihan, ia bahkan mengeluarkan berbagai macam umpatan meluapkan rasa kekesalan dan rasa kecewa yang sudah sangat menggebu gebu.

"bisa bisa nya kamu membiarkan istrimu sendiri di rumah demi bertemu dengan perempuan lain di luar sana!" bentak pria berumur 52 tahun itu sembari terus memukul Arjun, sedangkan Arjun hanya membiarkan diri nya di hajar habis habis an tanpa berniat melawan.

"dan disini istrimu berbohong demi melindungi kamu dari kemarahan saya!"

bugh

bugh

"papah berhenti pah, kasian anak kita pah berhenti" di saat yang sama sang Ibu berusaha membujuk suami nya agar berhenti memukul.

"anak ini memang harus di kasih pelajaran, percuma saya berbicara seperti di anggap angin lalu saja"

"pah udah pah" bujuk Hani sembari mencoba menarik Arjun agar segera menghindar.

"saya lelah Arjun!! saya lelah sama perilaku kamu!! sudah berapa kali saya bilang untuk jauhi Elena, kamu punya otak tidak?!!" teriak sang Ayah frustasi.

"berani berani nya kamu sampai meninggalkan urusan kantor, asal kamu tau karena kamu perusahaan saya hampir saja bangkrut!!"

"kamu anggap saya orangtua mu atau tidak?! kamu anggap saya ini apa Arjunn?!! atau kamu mau saya putuskan hubungan keluarga dengan kamu supaya kamu lebih puas lebih senang bertindak seperti apa yang kamu mau?!" bentak sang Ayah.

"beberapa hari ini saya selalu datang ke kantor untuk melihat keadaan disana tapi nyata nya saya malah mendapat kabar yang tidak mengenakan karena lalai nya seorang pemimpin yang sudah saya pilih. bajingan kamu!"

Arjun hanya bisa menundukan kepala nya mendengar makian tersebut.

"dari dulu sampai sekarang masalah yang timbul semua cuman karena Elena, Elena, Elena dan kamu masih belum juga sadar?!"

"pah sabar, redakan amarah papa" ucap sang Ibu mengelus elus punggung suami nya tersebut.

"bagaimana saya bisa sabar?sudah saya berikan semua nya untuk anak itu tapi sama sekali tidak ada itikad baik dari dia"

"maaf" lirih Arjun menatap sang Ayah.

"cih, untuk sekian lama kamu baru minta maaf dengan cara seperti itu, berulang ulang kali saya selalu kasih kamu kesempatan bahkan rasa sayang saya ke kamu sebagai anak saya sendiri sudah saya berikan sedari dulu, kamu bikin saya kecewa Pramu arjun" akhir sang Ayah lalu berjalan pergi dari hadapan mereka.

✎✎✎

unconsidered ⚊ jihoon treasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang