✎✎✎
tokk tokk tokk
brukk brukk
cklekk
pintu di buka dengan kasar menampilkan seorang wanita dewasa yang berkacak pinggang, ia berjalan menghentakan kaki dengan penuh amarah menuju pada sebuah tempat tidur yang berada tak jauh dari nya.
dengan raut muka yang tidak ramah, wanita tersebut menarik sebuah kain yang sedang terbalut di tubuh seseorang. seketika kain tersebut tersimak, tampak lah seorang gadis yang masih dengan pulas tertidur tanpa bergeming sedikit pun sementara sedari tadi sedang amat banyak keributan.
"HANI!!" bentak Sena yang tak lain dan tidak bukan merupakan tante dari si gadis.
tak ada jawaban dari sang pemilik nama, Sena segera menarik tangan Hani membuat gadis itu seketika terduduk dengan posisi kepala yang menunduk. di lihat nya Hani masih meracau tidak jelas menandakan ia belum begitu sadar sepenuhnya.
tante Sena hanya bisa mengelus dada. meski begitu, ia tak pantang menyerah, di ambil nya 2 buah jedai rambut yang berada di atas meja rias, lalu tanpa rasa kasihan ia menjepitkan kedua benda tersebut pada masing masing daun telinga Hani.
"AAKKHHH" jerit Hani kesakitan. reflek ia menarik jedai yang menempel di kedua indra pendengar nya, hal itu membuat telinga nya menjadi berwarna merah.
"naahhh kannn, kalau kayak gini baru sadar. ini udah hampir jam 5 pagi, kamu lupa ini hari apa?!!" dengus tante Sena.
"sshh hari libur" jawab Hani malas sambil meringis mengelus elus telinga nya.
"bibir mu mau tante jepit lagi?!! BANGUN GAK"
"kamu ya bener bener udah mau jadi istri orang masih saja berperilaku seperti anak anak" cibir tante Sena sembari menarik tangan Hani agar segera beranjak dari atas tempat tidurnya.
✎✎✎
untuk sampai ke tahapan ini memang butuh usaha yang kuat, begitu sulit tante Sena mengurus anak perempuan dari saudara laki laki nya tersebut, ia masih harus perlu menyeret Hani ke kamar mandi, mengatur segala perlengkapan Hani dan sebagai nya.
kini sudah menunjukan pukul setengah 6 pagi, posisi Hani sekarang sedang di rias sebagaimana orang yang akan menikah, dengan kondisi sudah menggunakan gaun pengantin berwarna putih ke-emasan yang terbalut di tubuh nya, membuat Hani terlihat semakin menawan. sementara itu, sang Ayah hanya terduduk diam sambil menatap ke arah putri sulung nya itu, tatapan kagum sekaligus terharu mengingat sebentar lagi ia akan melepas anak pertama nya tersebut kepada seorang Pria yang sudah ia tentukan.
"dek, tolong makeup nya jangan di bold" ujar tante Sena.
"baik, masih sesuai permintaan sebelum nya ya" jawab sang perias tanpa sedikit pun mengalihkan pandangan ke arah lain dan tetap fokus lanjut mengerjakan tugas nya.
"permisi" tepat bersamaan dengan selesai nya sentuhan pewarna bibir pada Hani, orang yang di tunggu oleh gadis itu akhirnya datang. segera Visenja meletakan barang bawaan nya di lantai, ia lalu berjalan menuju sahabatnya tersebut lalu saling memeluk satu sama lain di susul oleh Zeon dan Kevin di belakang mereka.
rasa nya Hani ingin menitikan air mata, ia tak pernah menyangka jika akan berada di titik ini, mereka berempat adalah sahabat yang cukup erat. Hani tau, ada masa nya dimana mereka akan menjalani kehidupan masing masing nanti nya, tapi ia harap saat saat bersama ketiga sahabat nya tidak akan pernah pudar atau bahkan hilang sekalipun.
✐✐✐
KAMU SEDANG MEMBACA
unconsidered ⚊ jihoon treasure
Fanfic[ on going ] 'raga nya bersamamu, namun hati nya bukanlah milikmu' ⚊ ʲⁱʰᵒᵒⁿ ᶠᵃⁿᶠⁱᶜᵗⁱᵒⁿ