ˢᵉᵛᵉⁿ

99 31 0
                                    

✎✎✎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✎✎✎

kenyataan hari dimana Hani berharap bisa membujuk Ayah nya itu ternyata gagal.

2 hari berlalu tetapi Hani masih mengurung diri di kamar. gadis itu hanya akan keluar kalau lapar atau pun haus, sementara untuk mandi ia memiliki kamar mandi dalam.

untung saja selama 2 hari ia justru kuliah daring jadi ia tak perlu keluar untuk sekedar pergi ke kampus.

masalah curhat ke Zeon saja Hani lebih memilih videocall. sudah berkali kali Zeon membujuk dan mengajak Hani keluar rumah tapi Hani tetap menolak.

"kak? boleh masuk ga?" Harel mengetuk pintu kamar sang kakak yang tertutup rapat, anak bungsu dari 3 bersaudara itu masih miliki sifat perduli walaupun terlihat lebih banyak diam.

"masuk aja, ga di kunci" jawab Hani bernada malas dari dalam kamar.

Harel pun membuka pintu pelan lalu menutup nya kembali dan berjalan mendekat mendudukan diri di samping Hani.

"masih ngambek ya? "

"kak, di dunia ini ga selalu apa yang kita inginkan bakal di ikutin, ada kok beberapa orang punya rencana tapi ga di kabulkan" Harel mengangkat suara terlebih dahulu sementara Hani merespon dengan lirikan mata.

seperti nya Hani sudah tau kalau adik nya itu akan membahas masalah perjodohan nya.

"keinginan lo gamau nikah kan, tapi karena keputusan Ayah yang mendadak ngebuat lo bingung sekaligus kesel"

"lagian apa salah nya sih kalau gue ga mau nikah? yang kayak gitu bikin hidup gue bakal susah. lo liat aja sendiri kita cuman sama Ayah doang, Bunda ninggalin kita dan milih hidup sama laki laki lain bahkan Bunda ga mikirin kita sama sekali" jawab Hani yang membuat Harel menghela nafas panjang.

"gue tau disini emang posisi nya si 'istri' yang ninggalin suami nya. tapi ada juga kok suami yang ninggalin istri nya. nah kalo gue rasain yang kayak gitu gimana??"

"pikiran lo aja yang terlalu jauh. pilihan dari Ayah bisa aja baik, ga mungkin orangtua yang udah ngebesarin anak nya ngerawat dengan penuh kasih sayang rela ngasih anak nya ke orang ga bener"

"jadi gue kayak egois gitu?" sinis Hani.

"lumayan. kan lo bisa aja kenal kak Arjun pelan pelan dulu, dia emang masih orang asing. mana tau setelah kenal dekat ternyata kak Arjun ga seburuk yang lo pikir bahkan dia bisa bikin lo nyaman" kata Harel.

"lo mah bukan nya ngasih saran cara gue nolak tu orang malah nyuruh deketan" Harel tertawa pelan mendengar jawaban Hani, ia pikir memang susah memberi kalimat baik buat Hani yang keras kepala.

"rencana lo itu belum tentu bener. asal lo tau, gua sering merhatiin Ayah keliatan banyak pikiran bahkan Ayah pernah cerita ke gua kalau sebenarnya Ayah mikirin respon lo nanti"

"udah lama?" Harel mengangguk.

"KOK LO GA PERNAH BILANG?!!"

"pengang kuping gua" Harel menggosok gosok kuping pelan karena mendengar teriakan kakak nya.

"trus trus Ayah cerita apa aja sama lo?" tanya Hani

"ada deh, intinya kalaupun kak Arjun jahat sama lo nanti, tenang aja ada gua sama Ayah"

"wesss intinya lo kesini bujukin gue buat terima kannn gausa basa basi deh lo" tukas Hani.

"ga juga sih, gua lebih kasian ke Ayah karena banyak pikiran selama lo di dalam kamar, bahkan Ayah ga datengin lo itu supaya lo bisa nenangin diri lo dulu. " perkataan Harel barusan akhirnya membuat Hani jadi kepikiran,

apa ia terlalu berlebihan? tapi jauh di dalam lubuk hati Hani ia masih sangat menentang. sebenarnya kalau di pikir pikir Ayah nya selama ini selalu mengikuti permintaan diri nya memang, Ayah nya tak pernah memaksa kehendak sang Anak tapi Hani saja yang sering membantah.

mungkin Hani akan mencoba melunakan diri dan harus mengubur dalam dalam sikap egois yang sebenarnya, walau entah kapan ia akan bisa.

cklekk

pintu yang di buka secara tiba tiba itu membuat pikiran Hani seketika buyar.

dari arah pintu yang setengah terbuka memperlihatkan Hara sedikit mendongakan kepala.

"disini ternyata. eh Han ada yang cariin tuh di bawah" tak sempat Hani bertanya, saudara kembar tak identik nya itu langsung melengos menutup pintu.

belum beberapa detik ia menutup pintu, Hara lalu membuka nya kembali.

"calon suami lo"

deg

ah, apakah Hani masih bisa bersembunyi?

✐✐✐

unconsidered ⚊ jihoon treasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang