ᵗʰᶦʳᵗʸ ᶠᶦᵛᵉ

90 31 3
                                    

✎✎✎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✎✎✎

author's pov

"arrghh gue pusing banget" tugas Hani benar benar menumpuk sebab pemberian dosen nya, akhir akhir ini ia dengan Zeon sedang dalam masa fokus pada tugas lama yang belum terselesaikan, terlebih lagi Zeon yang sering mengikuti organisasi di kampus membuatnya terkadang lupa menyelesaikan tugas. bahkan pernah beberapa kali Hani dan Zeon pergi bersama untuk mengejar sang Dosen dan selama itu pula kedua nya jarang berada di rumah.

namun untuk saat ini Hani benar benar bersyukur sebab akhirnya terselesai kan pengejaran nya terhadap para Dosen, jadi ia tinggal menyelesaikan saja tugas selanjutnya di rumah meskipun tetap tidak ada waktu bersantai untuk gadis 20 tahun itu.

Hani pun merebahkan diri lelah di atas sofa ruang tamu, sesekali ia bersenandung pelan sembari melihat langit langit rumah. ketika itu pikiran nya tiba tiba tersorot pada sang Ayah, ia pikir saking sibuknya diri nya bahkan ia dengan sang Ayah mulai hampir jarang bertemu. sebenarnya ada waktu dimana Hani berkunjung ke rumah orangtua nya tersebut namun bukan nya mendapati keberadaan sang Ayah,  justru ia harus mendengar informasi dari kedua saudara nya jika Ayah nya itu sedang banyak kerjaan yang mengharuskan nya keluar masuk kota.

cklekk

mendengar bunyi pintu yang di buka, Hani menengokan kepala dan mendapati Arjun yang pulang dengan banyak kantong, Hani pun beranjak inisiatif menghampiri Arjun untuk membantu pria itu membawa barang belanjaan ke dapur.

sesampai nya mereka di dapur, disana lah semangat Hani kembali sebab memasak adalah hoby gadis itu apalagi di tambah ada nya bahan membuat Hani semakin senang walau ia sadari terkadang masakan yang ia buat tidak sesempurna masakan orang lain. Hani pun mengecek isi kantong, dilihatnya ada banyak rempah rempah makanan dan ternyata juga ada daging ayam utuh. ia lantas berniat memasak kari ayam, kemudian di ambilnya daging ayam tersebut dan berniat memotong motongnya.

ketika baru saja menggerakan tangan untuk menyuci ayam itu terlebih dahulu, ia justru di tahan oleh Arjun yang tiba tiba berada di samping kanan nya.

"biar gua, tugas lo motong bahan makanan aja" ujar Arjun.

"gausah, gue bisa motong ayam juga" ucap Hani menepis tangan Arjun yang menghalangi diri nya.

"tangan lo amis nanti"

"jangan alay deh, yang kayak gini mah udah biasa di rumah gue" ketus Hani sembari mulai menyuci ayam utuh tadi. entah apa yang membuat gadis itu akhir akhir ini sensitif berbicara dengan Arjun, yang jelas ia nampak seakan menghindari Pria yang bernotabene sebagai suami nya tersebut.

"udah biar gua aja Hanii" Arjun mengambil ayam utuh yang baru saja ingin di potong oleh Hani dimana hal itu membuat pisau yang berada di genggaman Hani tak sengaja malah justru menusuk cukup dalam punggung tangan gadis itu.

"akhh" Hani pun seketika merintih kesakitan, melihat darah yang keluar dari telapak tangan sang istri seketika membuat Arjun panik.

segera ia memegang tangan Hani dan mencoba menghentikan keluarnya cairan merah tersebut, sementara Hani masih terus merintih karena perih yang mulai ia rasakan. Arjun pun berlari ke kotak p3k yang tergantung di dapur kemudian mengambil beberapa kapas juga perban kasa dan obat betadine, lalu dengan panik ia kembali menuju pada Hani dan mengobati luka gadis itu sambil terus terusan meminta maaf.

"b-benter kak, jangan di usap terus sumpah ini perih banget" ringis Hani, perlahan air mata nya juga mulai keluar membasahi pipi nya karena rasa sakit yang ia rasakan pada punggung tangan nya.

pelan pelan Arjun meniup tangan Hani, entah apa yang membuatnya melakukan hal itu padahal sama sekali tidak ada pengaruh nya. Hani masih terus terusan meringis, usai Arjun membalut luka Hani menggunakan kain kasa, ia pun memeluk gadis itu untuk menenangkan nya.

"maaf, maaf banget Hani, ini salah gua lo pukul gua aja buat redahin rasa sakit lo" tutur Arjun mengelus pelan kepala Hani.

"gua bener bener ceroboh banget udah nyakitin lo kayak gini, maaf"

perlahan lahan tangisan Hani sedikit mereda, mungkin karena pelukan atau bahkan sekaligus nada suara Arjun yang begitu lembut menenangkan nya. di saat itu Hati Hani melunak, ia merasakan detak jantungnya menjadi cepat dimana membuat gadis itu tidak lagi merasakan sakit yang teramat pada luka nya tadi.

"maaf" ucap Arjun sekali lagi.

'tolong. jangan buat gue jadi beneran jatuh cinta sama lo lagi, kak'

"masih sakit? lo ga perlu masak Han, gua bisa sendiri kok. lo istirahat ya? pasti lo capek banget" Arjun melepas pelukan nya lalu menatap Hani dengan tatapan penuh kekhawatiran.

"kak? lo kenapa jahat sama gue?" lirih Hani.

"maafin gua, gua emang jahat banget sampe ngelukain lo kayak gini, sekali lagi gua minta maaf" jawab Arjun.

"lo jahat banget, lo ga nganggap keberadaan gue" ujar Hani asal yang membuat Arjun menghela nafasnya menandakan ia tau maksud dari gadis di hadapan nya tersebut.

"maaf, gua sama sekali ga tau kalau Elena bakal ngelakuin-"

"gue mau istirahat dulu" begitu sadar akan ucapan nya barusan, Hani lantas melengos pergi begitu saja tanpa membiarkan Arjun menyelesaikan perkataan nya.

✐✐✐

unconsidered ⚊ jihoon treasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang