bab 02.

6.6K 342 4
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Suara musik dan cahaya warna-warni menyambut Faris yang baru saja masuk ke club malam, keduanya melewati meja-meja yang penuh orang bercumbu dengan ganas. Wajah-wajah familiar bisa Faris lihat tengah asik minum dan bersenang-senang, mereka tidak khawatir jika akan ada yang mengambil gambar lalu memposting nya di sosial media.

Tempat ini eksklusif dan hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk, sebelum masuk setiap pengunjung akan menunjukkan kartu akses yang mereka miliki dan penjaga akan mengkonfirmasinya. Privasi akan terjaga di tempat ini, Faris bisa masuk karena Arsya memiliki kartu akses nya entah mendapatkan darimana.

"Malam ini kita bakalan party" Arsya merangkul pundaknya membawanya ke dance floor, Faris mulai mengerakkan tubuhnya sesuai irama musik.

Faris mengerakkan tubuhnya mengikuti irama musik yang memekakkan telinga. Malam ini dia akan bersenang-senang dan pulang besok pagi lagipula sekarang tinggal sendiri jadi mau tidak pulang juga bukan masalah besar.

"Mau minum sama gue?" Faris menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang mengajaknya berbicara, tidak langsung menjawab melainkan melihat Arsya yang asyik bergoyang bersama beberapa perempuan.

Merasa jika keduanya tidak terlalu jauh Faris mengangguk setuju "Ayo kita minum"

Faris duduk di bar memesan satu gelas tequila entah minum apa yang di pesan pria di sebelahnya. Faris tidak tau tapi tampilannya tidak kalah menarik dari yang dia pesan.

"Lo sendiri main kesini atau sama teman" keduanya berbicara ringan, seperti ini perkenalkan di bar hanya semalam dekat lalu jadi asing keesokan harinya.

"Sama temen, itu dia lagi disana" Faris menunjuk arah Arsya.

"Pacar?" Pria itu bertahta dengan ragu karena reaksinya yang cukup biasa saja melihat kekasihnya dikerumuni perempuan

Faris menggeleng sebagai jawaban "Bukan, kita hanya teman" Faris tidak terpikir untuk mejadikan Arsya sebagai pacar setelah melihat tingkah liarnya di bar.

"Gue kira lo gay, ternyata bukan padahal tadi pengen kenal lebih" Faris bisa melihat raut kecewa pria itu meski tidak ketara.

"Gue gay tapi emang gak pacaran sama dia, kalo mau kenalan lebih dari sekedar minum bareng gua gak masalah" Faris menyesap minumnya dengan santai meski sejak tadi dia merasa waspada karena ada yang menatapnya intens.

"Oke nama gue Frans kalo nama lo"

"Faris panggil aja gitu" Faris agak mendekat saat membisikkan namanya "bisa kita pergi dari sini gue ngerasa ada yang ngawasin kita dari tadi" Faris melanjutkan kalimatnya dengan nada yang semakin lirih.

"Tenang aja gak usah takut, yang ngawasin paling cuma orang yang tertarik buat one night stand aja" Faris kembali menjauh dan merasa lega mendengar penjelasan Frans.

Biasanya dia memang sering merasa di perhatikan saat berada di club malam, tapi baru kali ini Faris merasa jika pandangan orang itu tidak beralih darinya sama sekali bahkan terasa sekali intens sampai-sampai dia tidak berani menoleh untuk memastikan.

Tidak memperdulikan orang aneh itu Faris terus berbincang dengan Frans dan tanpa sadar dia terus minum sampai mabuk berat. Entah sudah berapa gelas yang dia minum rasanya kepalanya berputar hebat dan pandangannya mulai kabur.

"Lo udah mabuk kayaknya harus pesen kamar" Frans ingin membopong Faris tapi di tolak.

"Gue masih mau minum kalo mau pergi ya pergi aja" Faris tidak mau pergi, malam ini dia akan minum sepuasnya dan sekarang belum puas artinya tidak akan berhenti minum.

"Ayolah lo udah mabuk jangan minum lagi" Frans berusaha untuk membawa Faris

"Lo kok maksa, kalo mau bawa gue minimal lo harus bisa buat gue puas sama permainan lo" ucapan Faris semakin melantur tidak jelas

"Gue jamin lo bakalan puas dan teriak minta ampun manis" Frans tidak menyia-nyiakan kesempatan seperti ini meski buruk memanfaatkan Faris yang mabuk, tapi siapa sih yang menolak jika di tawari barang nikmat.

"Buat gue minta ampun kalo bisa" Faris benar-benar tidak sadar dengan ucapan yang di keluarkan. Kesadarannya benar-benar sudah menipis.

"Okay ayo kita ke kamar, gak mungkin kita main disini" Frans mengendong Faris, tapi baru saja akan berjalan ada yang menepuk pundaknya dari belakang.

"Mau dibawa kemana temen gue?" Arsya bertanya ke Frans, meski sejak tadi asik sendiri dia tidak mengacuhkan Faris takut jika membuat masalah dan malah membuat kartu membernya di cabut.

"Gue mau main sama dia bro, mau ikut?" Frans menawarkan untuk threesome dengan santai.

"Boleh juga, gue udah penasaran sama rasa ini cowok tapi dia sok jual mahal kalo sama gue" Arsya tentu tidak melekatkan kesempatan ini, sejak mengenal Faris dari aplikasi chat dia sudah ingin mencicipinya.

Keduanya berjalan beriringan tapi saat akan masuk ke kamar keduanya di hadang dua penjaga.

"Kita mau ke kamar, gue udah booking tadi" Frans mejelaskan agar penjaga itu menyingkir dari hadapannya.

"Kalian berdua mau pergi kemana bawa Faris saya" Keduanya kebingungan saat ada pria dengan tampilan rapi datang mengkalim Faris.

"Jangan seperti orang bodoh cepat berikan Faris ke saya dan kalian selamat" Gara menatap tajam keduanya yang masih belum memberikan Faris kepadanya dan malah menatapnya seperti orang bodoh.

Raden Sagara Adinata adalah mantan Faris yang bisa dibilang brengsek, tapi semuanya masalalu dia waktu itu tekat menyadari jika mencintai pria manis itu. Saat menyadari perasaannya semua jadi berantakan dan Faris sudah menghilang dari kehidupannya.

Setelah lima tahun mencari Gara menemukannya kembali malam ini, sejak Faris masuk dia sudah mengawasinya tanpa ada niatan mendekat karena takut Faris akan kabur lagi.

Tapi saat melihat kesayangan ini di bawa pergi oleh dua orang asing, Gara tidak bisa diam hanya dia yang boleh menyentuh dan merasakan betapa nikmatnya Faris. Karena itu dia meminta penjaga untuk menghadang dua orang ini.

"Lo siapa kenapa bilang Faris punya lo?" Arsya yang tau jika Faris tidak memiliki hubungan dengan siapapun jelas tidak akan menyerah.

"Kamu tidak perlu penasaran karena saya jelas tidak akan menjawab" Mereka bukan orang penting yang harus tau siapa dirinya.

"Kita gak akan kasih Faris ke orang asing kayak lo" Frans merasa jika orang ini yang di maksud Faris mengawasinya sejak masuk ke dalam club.

"Gak bisa cara baik-baik ternyata" Gara mengode dua penjaga untuk menahan dua orang ini dan dia mengambil Faris secara paksa dari gendongan Frans.

Brengsek lo siapa, jangan sampai gue laporin ke manajer club dan buat kartu member lo dicabut" Gara hanya menatap datar Frans, dia tau jika pria ini salah satu member tetap club yang punya beberapa keuntungan.

"Lapor saja dan saya pastikan kalian tidak akan bisa menginjakan kaki di club ini lagi" Setelah mengatakan itu Gara melenggang pergi.

Bukan hal yang sulit untuk memerintahkan penjaga disini bahkan pengelola club pasti akan datang jika dia memintanya, club ini adalah salah satu bisnisnya. Sejujurnya bekerja sebagai manajer di perusahaan milik kakaknya hanya karena ingin mencari Faris siapa tau dia melamar pekerjaan disana.

###

TBC

Yaya pengen deh kayak Gara yang kerja cuma karena gabut dan biar ada kegiatan 😭😭😭😭

Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang