halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen
happy reading
###
Faris sudah berada di Bandung, pagi tadi dia naik kereta cepat untuk sampai di kota ini. Udara dingin langsung menerpanya begitu keluar stasiun, hari ini dia harus menemani artisnya untuk syuting sinetron.
"Baru turun padahal udah di mintain foto aja" Faris menggerutu saat membaca pesan dari Gara.
Faris langsung mengambil beberapa foto dan mengirimkan ke Gara, dengan berbagai gaya dan ada juga yang memakai filter menggemaskan. Di akhirnya Faris mengatakan jika sudah mengirimkan banyak foto jadi tidak ada yang lain lagi. Faris kembali melanjutkan perjalanan dengan tenang.
Di sini lain, Gara sedang salah tingkah karena foto yang Faris kirim. Dia bertingkah aneh dengan terus memukul-mukul sandaran kursi. Jika bukan di kantor Gara pasti akan berteriak dan meloncat-loncat.
Sebut saja Gara mental yupi, karena memang kenyataannya seperti itu. Dia memang lemah jika Faris sudah bertingkah manis seperti ini, Gara sudah lama merindukan Faris yang bertingkah manis dan genit seperti ini.
Mendapatkan asupan semangat di pagi harus Gara yang awalnya lesu dan gampang emosi jadi sumringah sampai tidak bisa berhenti tersenyum. Karyawan lain jelas kebingungan, pagi tadi wajahnya masih tertekuk dan seperti dewa kematian yang datang dari neraka.
"Pak Gara kenapa dah kok berubah gitu?" Vania bertanya ke Gala, tadi pagi dia apes kena marah pak Gara jadi sedikit heran saat melihatnya jadi sumringah.
"Bipolar kayaknya" Gala menjawabnya dengan asal, jelas sekali jika ini ada hubungannya dengan Faris.
Gala sudah tau apa yang bisa membuat mood atasannya itu berubah dengan cepat. Faris pasti melakukan sesuatu yang membuat Gara senang, setelah beberapa hari membuatnya kesal karena dekat dengan Steve. Biarkan saja atasannya itu berbunga-bunga karena cinta.
"Gala" Gala menghela nafas saat mendengar panggilan dengan nada iconic dari Gara.
"Iya pak kenapa?" Meski ada perasaan ingin memukul wajah bahagia itu Gala harus menunjukan senyum manis.
"Nanti pulang kerja ikut saya makan ajak Gilang sekalian" Setelah mengatakan itu Gara kembali ke ruangannya.
Hatinya tengah berbunga-bunga seakan ada banyak kupu-kupu yang memenuhi perutnya, memberikan sensasi menggelitik yang membuatnya tidak bisa berhenti tersenyum.
Faris mau mengirimkan foto kepadanya ini jelas maju satu langkah dari sebelumnya, saat dia ke luar kota Faris hanya mau melakukan chat saja tidak ada video call atau mengirim foto. Gara jelas merindukannya, ingin mendengar suara dan melihat wajah manisnya.
Gara harus menahan rindu karenanya, tapi sekarang dia sudah melupakan hal itu bahkan kejadian yang membuatnya dalam suasana hati yang buruk dan berpikiran negatif langsung hilang.
Respon Faris semakin baik setiap harinya dan dia sudah merencanakan untuk mengajaknya balikan. Gara ingin meminta saran dari Gala dan Gilang, karena sejujurnya dia sendiri masih ragu apakah Faris akan menerimanya kembali atau tidak.
Tapi tidak ada salahnya mencoba, Faris tidak membencinya dan responnya positif kemungkinan besar cinta Faris sudah kembali bersemi. Cinta yang tersimpan jauh di dalam hatinya yang beku kini kembali mencair.
Gara benar-benar senang, awalnya dia mengira jika tidak akan perna bertemu dengan Faris lagi seumur hidupnya, tapi saat dia sudah menyerah Faris kembali ke hidupnya. Gara tidak pernah berharap jika hubungannya dengan Faris akan kembali mencair, karena dia sadar kesalahannya di masalalu tidak bisa di maafkan.
Tapi Gara tidak pernah salah jika mengaggap cinta Faris untuknya itu abadi. Pria jatuh cinta sekali seumur hidup, meski mereka berpisah dengan kekasihnya cinta itu tidak akan hilang. Banyak pria yang menjalin hubungan dengan orang lain hanya untuk melanjutkan hidupnya, atau mereka memilih untuk sendirian sampai akhir hidupnya.
Gara salah satu dari pria yang kedua. Jika memang dia tidak bisa bersama dengan Faris, dia hanya akan menghabiskan masa mudanya untuk bekerja dan di hari tua dia akan menikmati hasil kerja kerasnya sendirian.
Dia tidak takut dengan kesepian, sejak perpisahan itu Gara selalu merasa kesepian. Dirinya memang dekat dengan banyak orang, tapi tidak ada satupun dari mereka yang bisa masuk kedalam hidupnya. baginya Faris adalah sumber kebahagiaan dan semangatnya.
"Saya bener-bener akan membuat kamu kembali Faris" Gara sudah bertekad untuk balikan dengan Faris.
Jika sebelumnya dia pesimis akan berhasil sekarang berbeda, Gara lebih percaya diri. Niat awalnya yang hanya ingin meminta maaf dan menjadi teman, tapi sekarang tidak lagi. Setelah dipikirkan lagi Gara tidak akan bisa melihat Faris bersama orang lain.
###
Berkumpul di restoran all you can eat Gara ingin meminta saran dari Gilang dan Gala. Gara mereka jika tidak memikirkan rencana romantis apapun, perasaan gugup membuatnya tidak bisa berpikir.
"Jadi kenapa kita harus kumpul disini?" Gilang baru saja pulang kuliah, dia kelelahan dan ingin cepat pulang untuk merebahkan diri.
"Saya ingin merencanakan kejutan untuk Faris, saya ingin balikan dengan Faris menggunakan cara yang romantis" Penuturan Gara membuat Gala dan Gilang tercengang.
"Jangan gila deh" Gilang langsung memberikan reaksi cibiran pedas. Lagipula tidak ada kata yang cocok untuk Gara selain gila.
"Saya serius, akhir-akhir ini sikap Faris sudah jauh berubah jadi saya yakin jika Faris sudah kembali cinta sama saya" Gara tidak terima dengan cibiran Gilang.
"Tenang dulu pak, coba cerita udah sejauh apa reaksi mas Faris ke bapak. Jangan gegabah ngambil tindakan" Gala menengahi atasannya dengan Gilang sebelum keduanya adu mulut.
"Faris tidak menghindari saya lagi, kami juga sudah sering jalan berdua dan yang terakhir Faris sudah memberikan kabar dia dimana dan dengan siapa" Gara menceritakan dengan semangat apa yang sudah Faris lakukan.
"Anjir lah cuma gitu aja udah percaya diri mau balikan, ayolah lo udah nyakitin hati bang Faris. Jelas gak mungkin bang Faris gak goblog buat balikan segampang itu"
Gilang langsung mencibir dengan pedas, Gara ini butuh pencerahan agar pemikirannya sedikit terbuka. Atau dia tidak sadar dengan tingkahnya di masalalu, jika seperti itu benar-benar tidak tau malu.
"Pak, saran saya bapak jangan buru-buru. Menurut saya mas Faris gak akan semudah itu untuk terima bapak lagi" Gala menghela nafas, untuk kali ini dia setuju dengan Gilang.
Meski dia mendukung Gara dan Faris untuk kembali bersama tapi tidak secepat ini, Gala tau Faris memiliki luka yang mendalam karena perpisahannya dengan Gara. Awalnya Gala juga sempat memaki mantan Faris yang menurutnya brengsek sebelum tahu jika mantannya itu Gara.
"Kesalahan saya terlalu besar ya, sampai susah buat dimaafkan" Gara tertunduk lesu.
"Ya jelas lah, kalo mas Faris masih cinta juga gak mungkin masih mau balikkan. Siapa sih yang gak takut kalo bakal disakiti lagi pas udah balikan" Omongan pedas Gilang membuat Gara semakin lesu.
Ternyata memang tidak akan semudah itu untuk memperbaiki keadaan, Gara yang awalnya ingin memperbaiki semua kembali seperti semula, tapi ternyata sangat sulit. Memang benar jika sebuah kepercayaan sudah rusak akan sulit untuk mengembalikannya.
Gara bimbang sekarang, dia ingin menyerah tapi tidak bisa, rasanya terlalu berat untuk pergi meninggalkan Faris. Apalagi sekarang hubungan mereka membaik, akan sangat sulit bagi Gara jika keduanya menjadi asing.
"Yang Gilang bilang itu bener pak, tapi bukan berati gak ada kesempatan. Kalo bapak emang sabar nunggu mas Faris buat buka hati lagi pasti mas Faris bakal balik sama bapak" Gala memberikan sedikit semangat untuk Gara.
Gilang memilih diam, dia tidak memiliki hal baik apapun untuk dikatakan. Dia tetap memusuhi Gara meski sekarang ada di pihak Gara untuk melawan Steven. Gilang bersekutu dengan Gara karena tidak ingin Faris bersama dengan bule tidak jelas.
###
TBC
si Gara buru-buru amat, padahal cuma karena di kasih pap foto udah baper dan pengen balikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan
De Todoapa sih yang kalian lakukan jika mantan tiba-tiba muncul di hidup kalian dan merusak ketenangan hidup kalian, luka dan kenangan yang sudah terkubur dalam-dalam harus di buka lagi Start : 19 April 2024 Finis : 20 Juni 2024