bab 13.

2.6K 155 2
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Faris sedang memiliki tetangga baru seperti Gilang, seperti pagi ini keduanya sepakat untuk joging di taman perumahan. Gilang sebenarnya malas untuk olahraga tapi Faris memaksanya, pacar Gilang bilang jika ajak saja olahraga karena Gilang jarang sekali melakukan nya.

"Abang rajin banget dah olahraga, kalo gue lebih milih rebahan aja di rumah" Gilang sudah ngos-ngosan karena berlari sedangkan Faris masih santai bahkan nafasnya masih lancar.

"Kalo gue gak olahraga kayak gini gue bakal jadi gendut kayak bola" Faris ingat jika saat berpacaran dengan Gara berat badannya berangsur naik hingga dia pernah memiliki pipi yang bulat.

Karena saat itu ekonomi Faris sedang sulit setiap Gara menawarinya makan Faris tidak menolak bahkan saat diberikan cake dia tidak keberatan untuk makannya sendiri. Berat badannya sampai naik banyak sekali karena pola makannya yang berantakan dan tidak berolahraga.

"Bang istirahat dulu yok gue udah capek banget" Gilang sudah tidak sanggup lagi.

Faris yang melihat Gilang sudah tepar mengajaknya untuk duduk di bangku terdekat. Sepertinya Gilang benar-benar sudah tidak kuat dia sampai menyandarkan kepalanya ke bahunya.

"Minum dulu Lang" Faris memberikan botol minumnya, kasian juga melihat anak ini kelelahan.

Gilang meminum airnya dan Faris membatu untuk mengelap keringatnya yang bercucuran, Gilang seperti adik menurutnya jadi Faris tidak keberatan memberikan perhatian seperti ini.

Keduanya asik bercengkrama dan tidak sadar jika ada yang menatap tajam keduanya. Gara yang awalnya ingin menyusul Faris berolahraga malah melihat pemandangan yang ingin membuatnya marah.

Kenapa Faris bermesraan dengan pria lain yang sepertinya masih sangat muda, mungkin mahasiswa atau bahkan murid SMA. Apa selera Faris berubah dari pria matang yang mapan jadi berondong yang muda dan segar.

Gara dengan cepat menghampiri mereka, ini tidak bisa di biarkan Faris tidak boleh bersama dengan sembarangan orang. Gara harus tau bagaimana sifat dan sikap laki-laki itu jangan sampai Faris hanya di manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan laki-laki tersebut.

"Ini tempat umum jangan bermesraan sembarangan masih banyak anak-anak" Gara kesal sendiri saat melihat laki-laki itu dengan santai mengangkat kepalanya dari bahu Faris.

"Ini siapa sih dateng-dateng ganggu" Gilang kesal saat ada orang aneh yang mengatakan hal tidak jelas.

"Kalian ini orang dewasa harusnya tidak bermesraan di depan umum seperti ini, tidak pantas di lihat anak-anak" Gara kesal sendiri kenapa Faris hanya diam saja.

"Kita juga tau lagian cuma nyenderin kepala bukan ciuman mesra, lagian lo siapa dah ikut campur urusan orang" Gilang tidak mengerti apa masalah orang ini dengannya, kenapa dia datang dan mengatakan hal aneh dan tidak jelas seperti ini.

"Saya Gara, mantan Faris" Gara memilih untuk mengenalkan dirinya.

"Owh mantannya si Abang, maaf ya mas mantan kalo kita bermesraan di tempat umum kita bakal pulang dan mesra-mesraan di rumah" Gilang sengaja menekan kata mantan agar pria ini sadar jika statusnya sudah mantan dan sudah jadi orang asing.

Gara kesal sendiri kenapa laki-laki ini terkesan meremehkan dan tidak menganggap nya penting sebagai mantan Faris. Lagipula kenapa Faris sejak tadi diam saja tidak membelanya, apakah karena sedang di mabuk cinta Faris jadi buta seperti ini.

"Udah ya mas mantan kita balik dulu" Gilang melambaikan tangannya kearah Gara.

Sepertinya ini mantan yang Faris ceritakan tempo hari, Gilang secara langsung merasakan kekesalan yang amat saat melihat wajahnya yang tanpa dosa itu. Sudah menyakiti seperti itu tapi masih punya muka untuk bertemu dengan Faris.

"Itu mantan Abang yang gak tahu diri?" Faris mengangguk, meski sebenarnya tadi dia tidak mengerti kenapa Gilang membuat Gara kesal.

"Kenapa lo sengaja banget buat dia marah?"

"Ya iseng aja sih Bang, lagian kenapa dia masih punya muka buat ketemu sama lo" Gilang masih kesal, mantan tapi masih ikut campur urusan Faris.

"Dia emang udah lama deketin gue, bahkan pernah bilang kalo dia nyesel dan masih cinta sama gue" Faris mengatakan itu dengan tenang.

"Dih dia udah nyakitin kayak gitu masih ngarep buat balikan? kalo gue sih sorry gak mau" Faris merasa lucu dengan ekspresi jijik.

"Santai aja bang gue bakal buat dia makin kepanasan, lihat dia bakal ngapain bakal cari tau gue baik apa gak atau main langsung minta gue pisah sama lo" Melihat reaksi Gara tadi Gilang jadi ingin mengerjainya.

Faris hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah Gilang, kenapa mahasiswa ini mau mencari masalah dengan Gara hanya untuk kesenangan yang Faris tidak mengerti. Apa menariknya melihat Gara emosi, tidak ada yang menarik dan lucu dari semua itu.

Dan sepertinya Gilang akan berselisih dengan Gala yang selalu berusaha untuk membuatnya dekat dengan Gara, meski tidak secata langsung hanya dengan menceritakan seberapa baiknya Gara hingga Surya cemburu.

"Lo ngapain ngelakuin hal yang gak penting kayak gitu?"

"Bang, gue pengen lihat dia beneran nyesel atau cuma pengen balikan sama lo karena penampilan lo yang sekarang" Gilang hanya ingin lihat dia benar-benar tulus atau hanya main-main.

"Sebenarnya Gara tidak seburuk itu, dia baik hanya mungkin waktu itu masih terlalu mementingkan ego" Meski Faris tau jika Gara menyesal dan sudah berubah dia masih tidak siap untuk balikan.

"Kalo dia emang baik gue bakal pastiin dan buktiin, Abang tau kan sifat asli manusia bakal kelihatan kalo mereka capek dan gak bisa dapetin apa yang mereka mau"

Manusia itu punya banyak wajah yang di sesuaikan dengan siapa mereka berhadapan, makanya banyak orang yang pacaran dan merasa jika pasangannya berubah padahal sebenarnya bukan berubah tapi hanya mulai menunjukkan sifat aslinya.

"Pokoknya Abang jangan balikan dulu sama dia sampai dia bener-bener berubah, wajah manusia itu banyak bang jadi kita harus hati-hati"

Faris mengangguk, meski masih cinta dengan Gara tidak semudah itu untuk kembali bersama. Setelah rasa sakit yang luar biasa Faris memilih untuk menutup rapat hatinya dan menyimpan nama Gara di dalamnya.

Masih terlalu sulit untuk kembali bersama, meski Faris akui belakangan ini dia terbiasa dengan kehadiran Gara tidak ada penolakan yang jelas tapi juga tidak menyambutnya dengan ramah. Faris memilih untuk mengabaikan Gara yang main dan mengajak keponakannya bermain.

Faris masih menjaga jarak karena takut jika dia kembali ke pelukan Gara, tapi pada akhirnya tersakiti. Dia tidak akan kuat jika harus merasakan rasa sakit yang sama seperti dulu, Faris tidak punya support sistem yang siap memakinya saat dia melakukan hal berbahaya.

"Lang nanti kalo gue ngelakuin sesuatu yang bodoh atau bahaya tolong maki-maki gue biar sadar" Faris tersenyum tipis, meski sahabatnya jauh ada Gilang yang mungkin bisa diandalkan.

"Gampang bang gue siap buat menyadarkan lo kalo tiba-tiba jadi goblog perkara cinta.

Tanpa Faris minta Gilang juga akan melakukan hal itu, siapa yang akan membiarkan temannya berubah jadi bodoh hanya perkara cinta. Apalagi jika pacar yang di perjuangkan tidak bermutu alias mokodo.

###

Kalian ada temen yang pacaran sama mokodo gak sih, kalo ada dia piks beneran tolol mau aja biayain hidup orang yang madesu.

Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang