bab 10.

3.1K 163 4
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Faris menghela nafas saat melihat kakaknya berdiri di depan rumahnya bersama dengan keponakannya. Hari minggu yang seharusnya di lalui dengan tenang malah di awali dengan masalah. Kakaknya pasti bertengkar dengan abang iparnya, tidak akan ada alasan lain untuk mengunjunginya jika bukan karena kabur dari rumah.

"Masuk dulu kak, kita bahas semuanya di dalam" Faris membantu membawa koper dan tas ransel yang dibawa kakaknya, meski kesal Faris tidak bisa mengusir kakaknya.

Selain rumahnya tidak ada lagi tempat yang bisa kakaknya tuju, rumah peninggalan orangtuanya telah di jual dan rumah yang sekarang milik suaminya. Meski menyebalkan dia tetap kakaknya Faris tidak mungkin membuatkannya terlantar di jalan.

"Kakak sama mereka udah makan belum?" Faris takut kakaknya tidak memberi makan keponakannya.

"Mereka udah makan tadi di stasiun kita beli makan sebelum kesini" Faris menghela nafas lega, untungnya kakaknya masih peduli dengan anak-anaknya meski terkadang bersikap menyebalkan.

"Sekarang ada masalah apalagi, kakak jangan sering kabur-kaburan kayak gini apalagi kalo bawa anak-anak" Faris menatap sedih kedua ponakannya yang asik bermain di ruang tamu. Karena pertengkaran orangtua keduanya harus kesana-kemari.

"Kakak kali ini gak akan balik sama abang ipar kamu, kakak bakal minta cerai" Faris menatap tidak percaya ke arah kakaknya, kenapa tiba-tiba meminta cerai. Sikap abang iparnya bisa dibilang baik dan cukup sabar menghadapi kakak nya.

"Kenapa minta cerai, abang kan gak ngapa-ngapain. Kakak kalo ada masalah jangan gini lah"

"Kamu mungkin mikir kalo abang itu orang baik, tapi kenyataannya gak sebaik itu Faris" Firda mengerti kenapa adiknya bereaksi seperti ini.

Selama berumah tangga Faris pasti menganggap suaminya sebagai sosok yang baik, perduli dengan keluarga dan sangat sabar menghadapi semua sikapnya. Itu semua hanya kedok saja karena selama pernikahan suaminya suka sekali berselingkuh bahkan kemarin Firda mendapati suaminya check in hotel dengan atasannya.

Firda benar-benar merasa tertipu karena saat mereka berpacaran sifat suaminya benar-benar baik tapi setelah menikah malah jadi bajingan.

"Coba jelasin, abang orang yang sabar gak macem-macem"

"Itu yang kamu lihat, kenyataannya dia suka selingkuh dan akhir-akhir ini jadi kecanduan judi online, kamu tau uang yang kakak minta ke kamu itu semua buat bayar utang dia" Firda berpikir untuk bertahan demi anak-anak, tapi semakin lama dia jadi tidak kuat dan merasa frustasi.

Daripada terus seperti ini dan akhirnya melampiaskan rasa marah dan frustasinya ke anak-anak lebih baik dia berpisah dan membawa anak-anak bersamanya.

"Kenapa kakak gak bilang soal ini?" Faris benar-benar tidak percaya, dia pikir setelah menikah sifat kakaknya masih sama seperti sebelumnya dan tidak berubah sama sekali.

"Kakak gak mau kamu tau masalah ini karena kakak pikir harus bertahan demi anak-anak, mereka masih kecil kasian kalo orangtuanya bercerai" Jika Faris mengetahuinya sejak awal pasti dia akan menyuruhnya untuk bercerai,

"kakak pikir masih bisa bertahan tapi ternyata gak bisa jadi hari ini kakak putuskan untuk pergi dan milih bercerai" Hanya Faris yang jadi tujuannya sekarang karena Firda benar-benar tidak memiliki uang lagi, sisa uang yang dia miliki sudah habis digunakan untuk membeli tiket kereta dan bekal kesini.

"Hah kenapa kakak bertahan sama dia kalo kayak gini, kakak masih punya aku jadi kenapa mendem semuanya sendiri" Faris benar-benar merasa bersalah, belum lagi ucapannya beberapa hari lalu yang kasar pada kakaknya.

Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang