halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen
happy reading
###
Faris kembali sibuk lagi, tapi beruntung karena pergi ke spa dan melakukan perawatan beberapa hari lalu tubuhnya tidak tampak lelah. Selama beberapa hari pula Gara terus menunggunya untuk mengantarkan pulang, meski sudah berkali-kali di tolak Gara tetap memaksa yang membuat Faris menurutinya.
"Mas Faris gak mau angkat telfonnya dulu? siapa tau penting"
"Gak usah lagian bukan telfon penting" Faris langsung menonaktifkan nada dering ponselnya.
Ponsel Faris terus berdering menampilkan nama kakak perempuannya yang menelfon, Faris memilih untuk mengabaikan telfon itu karena malas jika harus dimintai uang oleh kakaknya. Sebenarnya Faris tidak akan keberatan meminjamkan sejumlah uang, tapi yang jadi masalah kakaknya seakan menjadikan dia sebagai sumber dana.
Setiap butuh uang untuk kebutuhan sehari-hari kakaknya akan menelponnya, Faris tidak bisa membantu lagi untuk saat ini biaya sekolah keponakannya saja dia yang menanggung. Faris sudah terlanjur kesal dengan sifat kakaknya yang terkesan tidak tahu diri, susah mengerti jika gaji suaminya tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari tapi dia tidak mau membantu untuk mencari pekerjaan sampingan.
Faris akhirnya kesal sendiri saat kakaknya tidak berhenti menelponnya, dengan malas Faris mengangkat telfonnya sebelum itu dia memilih menjauh dari teman-temannya agar tidak ada yang mendengar jika nanti dia bertengkar dengan kakaknya.
"halo kak kenapa?" Jelas sekali dari nadanya yang malas jika Faris berbasa-basi.
"Kakak butuh uang buat beli skincare jadi tolong kirim uang 500 ribu ya" mendengar ini Faris memutar matanya malas.
"Aku gak ada uang kak jadi gak bisa lagian itu kebutuhan kakak ngapain harus aku yang beliin"
"Ya bantu lah kakak, kamu tau sendiri kan kalo gaji Abang kamu gak cukup buat kebutuhan sehari-hari. Kalo bukan minta sama kamu, kakak minta ke siapa lagi?"
"Minta ke diri kakak sendiri, lagian kakak udah tau gaji Abang kecil kenapa gak bantu kerja. Kakak cuma bisa minta ke aku" Faris tidak bisa menahan kekesalan yang selama ini di pendam.
"Aku gak bisa terus-terusan bantu kakak, aku juga punya hidup sendiri di perantauan. Aku disini hemat uang biar bisa nabung tapi kakak malah dengan gampangnya minta duit terus ke aku, oke kalo emang cuma sesekali tapi kakak malah anggap aku sumber dana"
"Kamu kok gitu sama kakak sih, kakak kan minta ke kamu karena kamu yang punya gaji besar. Kakak cuma minta kamu bayar skincare yang kakak pesan tapi malah kamu bilang kakak jadiin kamu sumber dana"
Faris semakin kesal saat mendengar ini, kakaknya lupa dengan semua uang yang sudah Faris berikan selama ini, hingga yang di ingatnya hanya minta uang sekali ini saja. Sepertinya kakaknya harus di ingatkan kembali sudah berapa banyak uang yang Faris berikan secara cuma-cuma.
"Kakak bilang cuma sekali ini aja minta uang? kakak udah lupa siapa yang bayar biaya sekolah tiga anak kakak terus yang selalu kakak mintain pinjaman uang yang sampai sekarang belum kakak balikin. Semua itu aku kak yang kasih kurang baik apa aku jadi adek"
"Kakak yang keterlaluan, kebaikan aku malah kakak manfaatin aku yakin kakak telfon sekarang waktu Abang gak di rumah. kakak sadar gak sih kenapa Abang suka marah kalo kakak telfon pinjam uang ke aku? itu karena Abang malu sama tingkah kakak"
Faris meluapkan semua keluh kesahnya yang selama ini di tahan, abang iparnya saja sampai malu setiap kali menelponnya karena tingkah istrinya ini. Faris sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan hal ini asalkan kakaknya ada kesadaran sedikit saja dengan keadaan ekonominya.
Jika saja kakaknya meminta uang untuk keperluan mendesak Faris pasti akan memberikannya meski akhir bulan sekalipun, tapi kakaknya meminta uang untuk membeli skincare yang menurutnya bukan prioritas utama jika menilai dari keadaan ekonominya sekarang ini.
"Udah ya kak aku sibuk" Faris langsung menutup telfonnya.
Faris menghela nafas berkali-kali sebelum bisa menenangkan emosinya, berbicara dengan kakaknya ini menguji kesabarannya. Kakaknya masih belum bisa beradaptasi dengan keadaan baru mereka padahal sudah bertahun-tahun berlalu.
Sebenarnya mereka dari keluarga yang bisa dibilang cukup kaya, tapi setelah usaha ayahnya bangkrut dan beliau meninggal keadaan mereka jadi berubah. Saat itu Faris baru saja masuk kuliah harus bekerja paruh waktu agar masih bisa berkuliah, kakaknya masih bersikap seperti sebelum mereka bangkrut yang membuat Faris dan ibunya kesal sendiri.
Dua tahun lalu ibunya pergi menyusul ayahnya, hingga tidak lagi memikirkan kakaknya yang mengalami kesulitan seperti sekarang. Sebelumnya abang iparnya bekerja menjadi manager sebuah perusahaan, tapi karena perusahaan itu mengalami kebangkrutan abangnya harus berhenti bekerja dan sekarang hanya jadi karyawan biasa yang gajinya lebih kecil.
"Padahal baru kemarin gue seneng-seneng, sekarang malah ada masalah yang bikin mumet" Mood Faris yang sebelumnya baik langsung berubah jadi buruk.
Kenapa sih kakaknya itu tidak berubah, mereka bukan lagi anak-anak yang tidak mengerti sulitnya hidup. Sudah berumur dan mempunyai anak tapi kenapa tidak bisa berpikir dewasa, Faris tidak mengerti kenapa kakaknya tidak bisa membedakan maka kebutuhan prioritas untuk keluarganya.
"Semoga aja kakak gak buat masalah" Terakhir kali Faris tidak memberikan pinjaman kakaknya malah mengamuk kepada keponakannya. Faris berharap jika kakaknya tidak melakukan hal gila seperti itu, jika itu terjadi pasti abang iparnya akan memutuskan untuk bercerai.
Lagipula siapa yang yang mau terus bertahan dengan istri seperti kakaknya, tidak membantu perekonomian keluarga saat ekonomi tidak stabil dan malah menghabiskan uang untuk sesuatu yang tidak dibutuhkan. Selain itu sifat kakaknya yang menyebalkan juga jadi poin tambahan, sifat kakaknya yang mengharuskan orang lain mengerti dirinya cukup menyebalkan.
Faris menghabiskan sisa waktu kerjanya dengan mood yang buruk, selain wajahnya yang terus menampilkan raut dingin dan galak membuat teman kerjanya tidak berani melakukan kesalahan kecil. Faris pasti akan langsung memberikan omelan panjang jika mereka melakukan sedikit kesalahan.
"Kalian semua harus mengawasi artis masing-masing CEO gak mau ada skandal lagi" Faris menyampaikan keinginan CEO yang ingin artis dari agensi mereka bersih dari skandal.
Terlalu banyak terlibat skandal akan membuat orang kurang menghargai karya yang dihasilkan, meski terkadang membutuhkan sedikit skandal untuk menciptakan hype untuk film atau lagu. Hal seperti itu biasanya alur yang di ciptakan agensi atau pihak producers house.
Faris pulang kerja dengan mood yang buruk, wajahnya langsung berubah jadi semakin judes saat melihat Gara yang melambaikan tangan sambil tersenyum kearahnya. Tidak ingin menambah rasa kesal di hatinya Faris memilih untuk mengabaikan Gara.
Gara langsung mengejar Faris, dan saat melihat raut kesal dan jengkel di wajah manis itu Gara paham jika Faris sedang ada masalah.
"Saya mau ajak kamu jajan di pasar lama" Gara tidak ingin bertanya jadi dia langsung menarik tangan Faris ke mobilnya untuk di ajak berburu kuliner kaki lima.
Saat kesal atau sedang memiliki masalah Faris akan melampiaskannya dengan berburu makanan, Gara berinisiatif untuk mengajaknya ke pasar lama tempat di mana banyak jajanan kaki lima di jual. Gara memilih tidak bertanya karena tau Faris akan semakin kesal jika dia banyak bertanya.
Sampai di pasar lama Gara langsung menggandeng Faris berkeliling untuk beberapa waktu wajah Faris masih kesal tapi lambat laun dia mulai santai. Melihat banyak jajanan yang menggugah selera Faris melupakan rasa kesalnya.
Keduanya menghabiskan waktu untuk berburu makanan bersama selain makanan ringan ada juga makanan berat, Gara mengajak Faris untuk makan ayam panggang karena sepulang kerja Faris pasti belum makan dan mungkin saja melupakan makan siang karena ada masalah.
###
TBC
siapa yang kalo kesel atau bad mood milih buat jajan angkat tangan 🤣🤣🤣

KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan
De Todoapa sih yang kalian lakukan jika mantan tiba-tiba muncul di hidup kalian dan merusak ketenangan hidup kalian, luka dan kenangan yang sudah terkubur dalam-dalam harus di buka lagi Start : 19 April 2024 Finis : 20 Juni 2024