bab 12.

2.7K 159 4
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Faris menatap mobil yang berhenti di rumah sebelah, sepertinya rumah ini di tinggali setelah kosong. Faris pernah bertanya ke pengembang, rumah di sampingnya ini sudah lama di beli tapi tidak pernah di tempati pihak developer juga tidak tau siapa pasti pemiliknya.

Melihat ada tambahan tetangga baru, Faris berharap jika tetangganya ini tipe yang ramah dan bukan tipe ibu-ibu tukang gosip. Jangan sampai lingkungan nyaman ini harus rusak karena ada tipe tetangga yang seperti itu.

Faris turun ke ruang tamu untuk melihat keponakannya yang sedang duduk bersama bermain dengan mainan baru yang dibelikan Gara kemarin sepulang dari jalan-jalan. Faris merasa berterimakasih kepada Gara yang sudah membuat keponakannya senang.

Semenjak datang ke rumah hari itu, keponakannya seakan jadi anak yang pendiam dan terkesan penurut, Faris tau jika anak-anak tidak memberontak atau tantrum pasti ada yang salah dengan mereka. Kemarin setelah pulang keduanya sempat berebut mainan meski kembali akur tidak lama setelahnya.

"Om Gara gak main kesini ya om?" Faris tersentak kaget, Faris kebingungan dengan pertanyaan Mikha.

Sejujurnya Faris tidak ingin Gara ke rumah karena jelas sekali jika itu membuatnya kesal, tapi melihat mereka senang dengan kehadiran Gara membuat Faris dilema. Keponakannya suka Gara dan dengan begini mereka bisa jadi seperti anak pada umumnya tapi di sisi lain setiap melihat Gara ingatan buruk di masa lalu akan Faris ingat.

"Om Gara sibuk kerja, nanti kalo gak sibuk pasti kesini kok" Hanya jawaban seperti ini yang terlintas, Faris tidak tau harus menjelaskan apa. Keponakannya masih kecil, mereka tidak akan mengerti apa yang terjadi diantara dirinya dan Gara.

"Nanti kasih tau om Gara ya kalo Mikha sama Miko kangen" Faris hanya mengangguk.

Sejujurnya Faris tidak punya kontak komunikasi dengan Gara, selama ini Gara selalu menghampirinya entah ke rumah atau tempat kerja. Faris baru menyadari jika selama ini dia tidak pernah memberitahu dimana tempat kerjanya, anehnya Gara bisa tau bahkan sampai jam pulang kerjanya.

Baru sadar jika selama ini Gara tau semua jadwalnya sedangkan dirinya tidak pernah mengatakan apapun, darimana Gara bisa tahu semuanya. Faris merasakan jika dia tidak pernah memberitahu jangankan berbicara jadwal kerja, setiap bertemu Faris hanya akan memberikan jawaban judes dan mengabaikan Gara.

"Om ada tamu" Faris kaget saat Miko berteriak di sampingnya.

Faris baru sadar jika ada suara bel, Faris langsung bergegas untuk membuka pintu. Jarang sekali ada yang bertamu biasanya Surya dan Gala yang memberikan makanan atau sekedar mampir untuk cerita-cerita, tapi tidak mungkin jika mereka datang di hari kerja seperti ini.

"Siapa ya?" Faris merasa asing dengan pemuda tampan bermata sipit ini.

"Saya Gilang bang, tetangga sebelah" Faris menyambut uluran Gilang.

"Saya Faris, ada urusan apa ya kemari"

"Ini mau kasih kue sama kenalan" Gilang memasang senyum ramah.

"Makasih, ayo masuk dulu" Faris membuka pintu lebih lebar dan meminta Gilang untuk masuk.

"Permisi" Gilang masuk, karena Faris yang akan jadi tetangga paling dekat Gilang akan berusaha untuk jadi ramah.

"Mikha, Miko kenalan dulu sama Abangnya" Kedua bocah itu langsung bangkit.

"Halo Abang ini Miko" Miko mengulurkan tangannya ke Gilang

Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang