bab 20.

2.2K 108 2
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Kemarin Faris sudah kembali dari Bandung. Gara tengah bersiap untuk mengajaknya keluar jalan-jalan, seperti rencana awal dia ingin mengajak Faris untuk pergi makan dan mengajaknya balikan. Malam ini Gara akan melakukannya, meski sudah menyiapkan hatinya tetap saja perasaan gugup dan takut membuatnya tidak nyaman.

"Ini lo gak ngajakin gue buat makan malam mewah kan?" Faris sedikit curiga dengan tampilan Gara yang menurutnya rapi dan bergaya.

"Gak cuma makan malam biasa kok, kamu juga tau kan ini restoran biasa" Saat bersiap tadi Gara tidak sengaja berpenampilan rapi, rasa gugup membuat otaknya sedikit error.

Faris memang tahu tempatnya, tapi dia takut jika yang di hadiri ini malam malam formal atau mengharuskannya bertemu dengan orang penting. Tampilan Gara berbeda dari biasanya, jika mengajaknya jalan ke tempat yang biasa aja Gara hanya akan mengenalkan celana panjang dan kaos.

Faris melihat penampilan yang hanya mengenakan sweater dan celana panjang, bukan pakaian yang jelek memang tapi tetap saja jika ini dipakai di acara formal maka dia akan ditertawakan. Faris akan memanggang Gara hidup-hidup jika memang nanti dia akan dipermalukan karena penampilannya.

"Jangan lihat saya seperti itu, kali ini memang hanya acara biasa saya tadi asal mengambil baju"

Tentu saja apa yang Gara katakan tentang salah mengambil baju itu bohong, butuh waktu dua jam untuk memilih baju yang akan di kenalannya malam ini. Jika bukan karena waktunya yang semakin menipis pasti Gara akan pergi ke mall untuk membeli baju baru.

"Awas aja kalo emang bohong, lo bakal gue panggang hidup-hidup" Faris memberikan ancaman untuk Gara.

Gara mengangguk, untuk pakaian memang kesalahannya karena terlalu gugup tapi dia bisa menjamin tidak akan ada kesalahan lain lagi. Dia sudah mempersiapkan ini dengan sangat hati-hati agar tidak mengecewakan Faris.

Tempat yang Gara pilih restoran kekinian jadi banyak anak muda yang datang untuk makan malam, ditambah ini malam minggu banyak pasangan yang berkencan. Meja mereka ada di tepian jadi bisa melihat pemandangan gemerlap kota Jakarta dengan jelas.

"Baru tau ada tempat yang cakep kayak gini" Faris merasa rugi karena tidak mengetahui tempat ini sebelumnya.

"Saya juga baru tahu dari teman, tempat bagus dan nyaman seperti ini tapi tidak viral"

"Mungkin karena gak pake artis atau selebgram buat promosi jadi gak hype" Faris menyayangkan hal ini, tempat yang bagus dan memiliki makanan yang enak tapi tidak banyak orang yang tau.

Hanya pembicara ringan yang mereka lakukan sambil menikmati makanan yang di hidangkan. Sejujurnya Gara tidak menikmati makanan ini dengan benar, perasaan gugup membuatnya hilang fokus hingga beberapa kali saat Faris mengajak bicara dia sering tidak nyambung.

"Lo kenapa sih aneh banget tingkahnya?" Faris mengerutkan keningnya, dia sudah curiga jika ada yang tidak beres dengan Gara sejak mereka berangkat.

"Gak ada yang salah semua baik-baik aja" Gara dengan gugup menjawab, dia masih mengumpulkan keberanian untuk mengajak balikan.

"Kalo emang ada yang pengen di omongin bilang aja" Dari gelagatnya Faris mengerti jika Gara ingin membicarakan sesuatu. Merasa De Javu, saat akan putus dulu Gara bertingkah seperti ini.

Gara menghela nafas panjang, rasanya semua keberanian dan kepercayaan diri yang dia kumpulkan lenyap begitu saja, mulutnya terasa kelu. Hanya beberapa kalimat sederhana tapi berat bagi Gara untuk mengatakannya.

"Faris, saya mungkin terkesan tidak tahu diri. Saya sudah membuat luka yang begitu dalam di hati kamu, tapi saya ingin memperbaiki semuanya dan memulai hubungan kita dari awal lagi" Gara mengatakan dengan menatap Faris lekat, memandang netra hitam itu membuatnya lupa dengan sekitar.

Faris yang mendengar ini terkejut, tidak tahu harus bereaksi apa karena syok. Gara mengajaknya balikan itu hal yang tidak pernah dibayangkan olehnya, meski sebelumnya dia mengatakan ingin mengejarnya Faris kita itu hanya bualan.

Untuk saat ini Faris tidak tahu apa yang dia rasakan, semua perasaannya campur aduk. Faris jelas sadar jika Gara masih menempati posisi yang spesial di hatinya tapi dia takut akan kembali tersakiti jika mereka kembali bersama.

"Gue gak bisa, selama ini gue emang bareng sama lo tapi buat balikan gue gak siap" Faris memberikan jawaban dengan tergesa-gesa. Otaknya buntu karena pengakuan tiba-tiba.

"Kenapa? saya janji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama Faris" Gara memegang tangan Faris. Memberikan usapan lembut dan menenangkan.

"Gue gak siap buat sakit hati lagi, jangan gampang janji kalo lo sendiri gak tau masa depan bakal kayak apa. Gue cukup ngerasain sakit sekali, gue gak akan jatuh di lubang yang sama buat kedua kalinya" Faris menggelengkan kepalanya. Rasa sakit yang Gara berikan di masalalu masih meninggalkan bekas yang dalam dan tidak akan pernah hilang.

Gara menatap wajah Faris dengan sendu, dia sadar memang kesalahannya tidak bisa di maafkan. Gara tidak akan memaksa Faris untuk menerimanya tapi tidak bolehkah dia berharap Faris akan memikirkannya dulu.

"Saya tahu jika kesalahan saya sulit di lupakan tapi saya boleh kan meminta kesempatan untuk berubah"

"Gue tau manusia punya kesempatan kedua, jadi tolong kasih gue waktu buat pertimbangan hal ini. Gue gak mau kalo harus ngerasain sakit lagi" Faris masih takut untuk menerima Gara kembali dalam hidupnya.

Faris sempat melupakan jika Gara pernah menyakitinya dan dia bersikap seperti saat mereka pacaran, Faris sempat terlena sebentar dengan sikap baik Gara di tambah perasaan rindu yang selama ini tersimpan jauh di lubuk hatinya membuatnya lupa jika Gara masih orang yang sama.

Setiap orang memang berubah, itu artinya tidak menjamin jika sekarang Gara baik dan menjaga perasaannya tidak menutup kemungkinan jika dimasa depan Gara akan kembali jadi brengsek seperti di masalalu. Faris tidak ingin terburu-buru untuk kembali menjalin hubungan.

Ada banyak hal yang harus dia pertimbangkan dan pikirkan, belum lagi dia masih harus melihat apakah Gara hanya penasaran dengan dia yang sekarang. Banyak orang yang kembali menjalin hubungan tapi berakhir dalam waktu yang singkat.

Mereka yang ingin kembali bersama dan belum bisa melupakan kenangan mereka biasanya karena masih ada hal yang belum membuat mereka puas. Seperti Gara yang bisa saja mengejarnya kembali hanya karena cintanya yang belum dia tunjukkan untuknya.

Faris sendiri merasakan hal yang sama, dia masih belum bisa melupakan Gara karena merasa jika semua yang Gara katakan di masalalu itu bohong. Faris masih membutuhkan jawaban ini agar hatinya tenang, setelah Gara menunjukan jika dia mencintainya Faris malah terlena.

"Anterin gue pulang sekarang, kita butuh waktu buat mikirin semua ini dengan kepala dingin"

Gara tidak punya pilihan untuk mengangguk, mengantar Faris pulang sampai rumah. Menunggu sampai Faris masuk ke dalam rumah dan pergi dari sana setelah melihat lampu kamar menyala.

Gara sudah menduga jika Faris tidak akan dengan mudah menerimanya kembali, dia hanya terlena dengan semuanya hingga percaya diri mengungkapkan semuanya. Ternyata benar apa yang Gilang katakan, kesalahannya terlalu besar untuk dimaafkan.

"Semoga setelah ini kita tidak jadi asing" Gara hanya berharap satu hal, tidak masalah jika tidak akan kembali bersama setidaknya mereka bisa jadi teman seperti yang dia katakan sebelumnya.

###

TBC

kalo kalian jadi Faris pas di ajak balikan mau apa nggak?

Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang