17. Remuk redam

6 6 0
                                    

***





Yuta pikir suara yang menggema di lorong menuju toilet adalah suara hantu penunggu sekolah. Tapi jika dipikir-pikir lagi, tidak ada hantu yang muncul di siang bolong dengan matahari yang bersinar terik membakar kulit. Meski hantu tak punya kulit, mereka tentu punya jam tertentu untuk tantrum. Lagipula uYutantuk apa teriakannya terdengar bersahut-sahutan seolah-olah ada sepasang hantu yang sedang bertengkar? Paling suara sepasang kekasih yang sedang tidak baik-baik saja. Yuta memilih mengabaikannya. Tidak penting dan bukan urusan Yuta.

"Bukan sengaja Fal, tapi lupa."

"Mau lupa atau sengaja, aku nggak peduli. Intinya aku nggak suka kamu deket sama laki-laki itu. Aku nggak masalah kalau cuma sekali, Sil. Tapi hampir setiap hari kalian berdua. Selama aku tanding, banyak yang bilang kalau kalian bakal balikan. Bahkan ada rumor yang bilang kalau kamu selingkuh dari aku."

Kaki Yuta bergerak mundur. Suara-suara itu terdengar menarik untuk di dengar lebih lanjut. Tampaknya sepasang kekasih yang bucin luar biasa itu sedang ada masalah. Yuta penasaran apa yang menyebabkan mereka bertengkar di tempat seperti ini.

"Aku sama Yuta cuma temen. Kamu tau kan kalau kami tetangga. Dia juga udah nggak ada rasa sama aku, Fal. Kamu nggak perlu khawatir. Mau sampai kapanpun, aku dan Yuta nggak bakal bisa sama-sama kayak dulu."

Faldo mengikis jarak. "Kamu tau kan apa yang bakal aku lakuin kalau kamu berpaling dari aku?"

Sesilia mengangguk tanpa beban. Senyum tipis tercetak di wajahnya. "Aku nggak bakal berpaling."

Lalu Faldo memeluk Sesilia begitu erat. "Kamu nggak mau kan liat aku mati?"

"Faldo," suara Sesilia merendah. "Jangan pernah ngomong kayak gitu."

"Jangan pernah tinggalin aku, Sil."

Yuta menutup mulutnya karena mual. Obrolan menggelikan. Dan apa katanya tadi? Kamu nggak mau liat aku mati? Hah, apa maksudnya? Faldo akan bunuh diri jika Sesilia meninggalkannya? Yuta terdiam tidak habis pikir. Hubungan macam apa yang memaksa pasangannya untuk tetap tinggal dengan cara mengancam seperti itu? Gila. Sepertinya Sesilia terjebak dalam hubungan yang buruk bersama Faldo. Pasti gadis itu tidak bahagia.

Yuta tidak akan membiarkan Sesilia tersiksa. Gadis itu memang terlihat tidak apa-apa, tapi siapa yang tau perasaan manusia? Bisa saja Sesilia berkata dia bahagia, tapi nyatanya tidak sama sekali.

"Woi!"

Sesilia memejamkan matanya kala Yuta muncul. Sedangkan Faldo mencengkram bahu Sesilia begitu kuat, membuat gadis itu merintih pelan. Sesilia tau Faldo tidak menyukai Yuta. Bukan karena mereka satu ayah, melainkan karena Yuta adalah satu-satunya mantan Sesilia yang masih dekat dengannya hingga saat ini. Perihal ayah mereka, Faldo tidak tau. Sesilia akan menyembunyikan fakta itu rapat-rapat dari Faldo. Laki-laki itu pasti akan sangat kecewa dan marah saat tau ayahnya juga ayah dari Yuta.

"Lo cuma obeses sama Sesilia!" teriak Yuta menunjuk Faldo.

Faldo menjauhkan diri dari Sesilia. Matanya menatap laki-laki itu nyalang. "Nggak usah ikut campur!"

Yuta terkekeh remeh. Matanya menatap Sesilia. "Lo pasti nggak bahagia kan sama dia, Sil? Lo pacarin dia cuma karena nggak mau dia bunuh diri kan, Sil? Ayolah, jangan siksa diri lo cuma untuk bikin orang lain hidup dengan baik."

Faldo tidak pernah mencari masalah dengan Yuta. Meski di jalanan mereka adalah musuh, Faldo tetap tidak membawa masalah mereka di arena balap untuk diselesaikan di sekolah. Faldo selalu menahan diri untuk tidak menghajar Yuta saat semua orang membicarakan Yuta dan Sesilia akan kembali bersama. Faldo cukup sabar selama ini. Namun untuk kali ini, laki-laki itu tidak bisa dibiarkan. Dia terlalu jauh ikut campur.

Yuta dan patah hatinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang