***
Kalau saja bisa, Yuta akan berpikir dua kali untuk hadir di acara Faldo. Tidak ada yang menarik di sana selain makanan yang berjejer rapi dan kue ulang tahun yang tak kunjung di potong. Setengah jam sudah Yuta duduk di meja tamu dan acara belum juga dimulai. Kata MC-nya acara akan dimulai lima menit lagi. Faldo masih menunggu ayah dan bundanya datang serta kekasih hatinya yang belum muncul.
Acara ini diadakan di rumah milik orang tua Faldo, tapi entah kenapa ayah dan ibunya tidak ada di rumah. Malah harus ditunggu kedatangannya. Sementara Sesilia, Yuta tidak mengerti kenapa gadis itu tidak dijemput oleh Faldo. Rasanya acara ulang tahun ini terlalu merepotkan banyak orang. Karena figur penting tak kunjung muncul, tamu jadi menghabiskan banyak waktu untuk menunggu.
Yuta ingin pulang, tapi ketiga sahabatnya menahan Yuta agar tetap di sini. Entah apa tujuannya, Yuta tidak tau. Mungkin mereka ingin melihat Yuta terluka atas kebahagiaan Faldo dan Sesilia.
"Ini enak, Tuy. Kayak ada rasa mint sama asem," ujar Dani yang asik mencicipi makanan dan minuman yang disediakan.
Yuta menoleh, lalu menggeleng. Dia sudah bosan. Yuta ingin segera pergi dari tempat ini.
"5 menit lagi kalau beneran nggak mulai, gue balik," ujar Yuta.
Raka menghampiri Yuta. Dia memberikan satu piring siomai pada Yuta yang terlihat seperti manusia kurang gizi. Lalu menarik kursi dan duduk di samping Yuta. "Lo kenapa, Tuy?"
"Ngantuk," jawabnya tidak bohong.
Raka menghela pelan. "Sabar. Bentar lagi juga mulai."
"Mau liat apaan emangnya? Nyanyi happy birthday, potong kue, terus mereka bahagia. Untung di kita apa?"
"Gue penasaran sama orang tuanya, Tuy," jawab Raka meneguk jus jeruk hingga tandas.
"Setelah itu, apa yang bakal lo lakuin?" Yuta bertanya tidak mengerti. Untuk apa penasaran dengan orang tua laki-laki itu? Apa hebatnya Faldo sampai semua orang ingin tau seperti apa keluarganya? Karena dia pintar, berkali-kali menang lomba, berprestasi dan orang kaya? Yuta mendadak kesal memikirkan pikiran aneh orang-orang yang memuja manusia populer itu. Memuja mereka tidak ada untungnya.
"Santai, Tuy." Raka merasa Yuta sedang tidak baik-baik saja. Emosi yang keluar bersama kalimat itu dapat dia rasakan. "Kalau lo emang udah nggak betah, mending kit--"
"Ini dia! Feri Satrio dan Dania Rifanya! Raja dan ratu yang telah melahirkan pangeran tampan yang hari ini berulang tahun ke 18 tahun!"
Yuta menoleh cepat kala dua nama itu tidak terasa asing di telinganya. Ditengah-tengah acara, Yuta menemukan sosok yang telah lama hilang dari hidupnya. Seseorang yang hingga saat ini dia harapkan kembali datang, memeluknya dan mengatakan 'ayah akan selalu ada untuk Yuta.'
Lagu ulang tahun terdengar memenuhi area kolam. Tepuk tangan mengiringi senyum lebar di wajah Faldo dan juga ayah.
Menyakitkan sekali.
Yuta berada di tempat yang salah. Yuta tidak seharusnya datang ke tempat ini.
Lantas, Yuta beranjak bangkit. Bukan untuk pergi, melainkan untuk datang mendekati keluarga bahagia yang masih bersenandung manis itu. Yuta tersenyum, bergabung pada kerumunan yang bertepuk tangan.
Kebanyakan manusia akan benci pada seseorang yang telah menyakitinya. Tapi Yuta malah berusaha untuk tetap baik-baik saja. Berusaha membawa kembali manusia yang menyakitinya. Sebab bagi Yuta, manusia yang menyakitinya juga akan menjadi obat atas rasa sakitnya.
Dani, Liko dan Raka berdiri di belakang Yuta. Mereka khawatir dengan laki-laki itu.
Sedangkan Yuta, dia masih terus mengalir dalam irama yang tercipta. Berpura-pura terlihat baik-baik saja kala ayah mencium pipi Faldo. Membawa anak itu pada pelukan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuta dan patah hatinya
Fiksi RemajaTidak ada yang tersisa setelah patah hati pertamanya. Seharusnya begitu. Seharusnya semuanya habis ketika ayah memilih meninggalkan Yuta dan mama. Seharusnya cinta Yuta pada Sesilia habis di tahun ketika gadis itu memilih mengakhiri hubungan mereka...