***
Makna dari surah Ar-Rahman ayat 13 bagi anak sekolahan adalah jam kosong di pelajaran matematika. Ditambah lagi beberapa menit kemudian mendekati jam pulang. Sungguh defenisi dari nikmat mana lagi yang engkau dustakan.
Yuta dan teman-temannya tentu merasa girang. Mereka duduk di meja paling belakang, membentuk kumpulan tersendiri. Sedangkan yang ambisius memilih tetap belajar dengan mata sayu di balik kaca mata yang mulai memburam. Ada juga yang bergosip, baik laki-laki maupun perempuan. Yang pergi bernyanyi di kantin juga ada. Lalu sisanya memilih melengkapi jam tidur yang tidak sempurna.
"Si Faldo ngadain birthday party, set." Dani menyambung rangkaian kegiatan yang terhenti. Beberapa menit yang lalu mereka main ludo, tapi Dani tidak pernah menang. Alhasil, dia membuka sesi terbaru yaitu menilai kehidupan anak-anak keren di SMA mereka.
Yuta menyilangkan kakinya di atas meja sembari terus memasok kacang goreng ke dalam mulutnya. Faldo memang cukup terkenal, tapi Yuta tidak tau siapa laki-laki itu. Katanya anak basket yang sering memperoleh juara. Dan juga menjadi incaran kaum hawa di berbagai pelosok. Yuta tak terlalu peduli dengan kepopuleran pacar baru Sesilia. Toh tidak ada gunanya juga.
Dani melempar kulit kuaci ke arah wajah Yuta. "Sorry nih, Tuy. Si Faldo ternyata pacar Sesilia."
"Serius?" Mata Raka melebar. Kaget karena tidak tau dengan berita itu.
Dani mengangguk. "Kemarin ada anak cewek gosip di caffe. Katanya Faldo nggak cocok sama Sesilia. Mereka sakit hati idola mereka udah nggak jomblo."
Liko melirik Yuta yang tampak santai. Tidak terganggu dengan berita mantan terindahnya yang sudah move on.
"Pret, idola apaan begitu. Dia tuh sombong," cerca Dani secara terang-terangan. Tidak peduli jika sang kekasih dari yang bersangkutan mendengarnya.
Liko memberikan tatapan penuh peringatan. Dani balas mendelik tajam. Kakinya terangkat, bersiap menyambung cerita yang sepertinya akan menarik. Wajah Dani juga semakin maju, menandakan ada arsip negara yang akan bocor.
"Katanya, dia itu toxic," ujar Dani dengan suara pelan.
"Masa sih?" tanya Raka tidak percaya. Sebab Faldo terlihat seperti anak baik-baik. Sejauh ini, Faldo tidak pernah dipanggil ke ruang BK. Nama laki-laki itu masih bersih hingga ke sekolah-sekolah tetangga.
Namun tidak ada jaminan bahwa yang terlihat baik betulan baik.
Yuta merotasikan bola matanya malas. Mulai jengkel dengan pembahasan teman-temannya yang membosankan. "Mending bahas yang lain lah, set."
"Lo cemburu?" Liko langsung menembak Yuta dengan pelurunya. Melihat Yuta yang tak bersemangat membuat Liko berasumsi Yuta cemburu. Ya, mereka sudah sangat hapal bagaimana rapuhnya Yuta dengan segala hal yang berkaitan dengan Sesilia. Mungkin saja seluruh hati Yuta masih terkunci untuk Sesilia.
"Buat apa gue cemburu?" tanya Yuta masih dengan nada yang tenang.
"Kan lo masih cinta sama dia. Lo masih ngejar-ngejar dia. Dan... karena gue laki-laki, gue tau lo masih berharap sama tuh perempuan," jawab Dani tak sepenuhnya salah. Yuta akui, jawaban Dani benar 50 persen.
Meski demikian, Yuta tetap menggeleng. Entah cinta atau harapan, yang Yuta sadari dia hanya sedang menunggu sebuah kejelasan.
Tapi rasanya Yuta terlalu sering menusuk dadanya sendiri hanya karena sebuah kejelasan yang tak akan pernah dia dapatkan. Atau jangan-jangan, meminta kejelasan itu hanyalah bahasa lain dari sebuah harapan tentang Yuta yang ingin kembali bersama Sesilia? Yuta sendiri juga tidak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuta dan patah hatinya
Fiksi RemajaTidak ada yang tersisa setelah patah hati pertamanya. Seharusnya begitu. Seharusnya semuanya habis ketika ayah memilih meninggalkan Yuta dan mama. Seharusnya cinta Yuta pada Sesilia habis di tahun ketika gadis itu memilih mengakhiri hubungan mereka...