Assalamu'alaikum slurrr, mangap nih baru nongol, habisnya akhir akhir ini sibuk lomba pramuka. Biasaa, bulan Februari kan emang lahirnya BODEN POWEL. Jadi banyak yang ngadain event pramuka gitu gitu.. Hehehehe...
Anak pramuka pasti paham:)
Happy Reading 📖
11. Sebagai Saksi Bisu________
Kehilangan orang yang sangat amat kita cintai itu memang sakit. Terutama dalam hal mengikhlaskan. Memang, orang hidup selain harus mempertahankan, juga harus mengikhlaskan kan?
Masa depan seseorang pasti adalah perpisahan. Ingat kata pepatah 'Setiap pertemuan, pasti akan ada perpisahan.' pristiwa perpisahan seseorang beragam. Kebanyakan perpisahan itu menyakitkan. Apalagi berpisah dengan orang yang kita anggap spesial dan berharga untuk selama-lamanya.
Yah, selamanya!
Tepat pada hari ini, Zaliva—Bunda Natha— telah pergi dari dunia 3 tahun lamanya.
Nathala yang sedari tadi duduk menghadap makam sang Bunda yang terlihat sudah bersih dan rapih. Tentu ditemani Queena di samping nya.
"Udah, Tha. Jangan sedih kaya gini, Kasian Bunda kamu nanti" Queena tak henti-hentinya menenangkan Natha yang sedang rapuh.
Ya, rapuh. Queena terenyuh saat melihat sisi rapuh Natha didepan Bundanya. Ia merasa kehidupan Natha jauh berbeda saat Bunda nya pergi. Terlihat Natha yang sedari tadi mengucapkan kata 'Coba aja Bunda ga ninggalin aku, Nara, sama Ayah. Pasti aku udah hidup tenang kaya dulu, Bun. Natha kangen, Bunda' Lebih dari tiga kali Natha berucap demikian.
"Aku... Rindu Bunda, Queena" ujar Natha dengan tatapan sendu.
Queena mengangguk. Menangkup kedua pipi Nathala yang basah. "Iya, Queena tau. Udah, ya? Queena yakin Bunda juga kangen sama Natha. Natha do'a aja, kirim kangen Natha lewat do'a. Bunda pasti seneng disana. Natha ga boleh sedih terus, nanti kalo Natha sedih Bunda juga sedih dong. Ga mau kan liat Bunda sedih?" Queena terus Berceloteh sembari mengelap air mata Natha dengan Ibu jari.
Natha menggeleng lemah. "Aku takut Bunda sedih, karna anak perempuannya terluka." ungkap nya.
Ia rapuh, entah apa yang dibicarakan Natha dengan Bunda nya. Seperti... Aduan bahwa dunia Natha tidak baik baik saja, mungkin?
Terlepas dari amukan sang Ayah dirumah sakit tadi membuat Natha ingin menenangkan diri didepan Bundanya. Menumpahkan segala rasa ketidaknyamanannya selama ini. Terutama karna kejadian tadi.
"I know, dunia kamu mungkin ga baik baik aja, kan Tha? it's okey. Aku ada dideket kamu. Kalau kamu pengen cerita, cerita aja sama aku. Pasti kamu ga punya tempat cerita ya? Atau pelukan hangat sebagai... penenang?" sebenarnya Queena sedikit tidak enak bicara seperti itu dengan Natha. Takut menyinggung perasaan Natha.
Senyum dibibir Natha terukir indah, dengan gigi gingsul dibagian kiri serta mata sipit tatkala tersenyum membuat jiwa Queena meronta ronta ingin melahap Natha hidup hidup.
"Makasih, udah mau nemenin gue di sini..." Natha menjeda ucapannya. Tanpa izin, dirinya memeluk Queena didepan makan sang Bunda. Sang empu hanya melotot tapi tidak berniat memberontak, karna ia merasa hangat dalam pelukan tib-tiba ini.
"Gue... Sa-sayang sama lo, Zefa!" ucapan itu lolos begitu saja dari bibir ranum Natha.
Degg!
Jantung Queena berdetak tak karuan. Apa tadi, Zefa? Hah? Omg! Amankan jantung lo dulu Queen..
"Ha?" Queena nampak cengo. Ia bingung harus merespon bagaimana, apakah Natha memang Atha?
"Aku sayang kamu... Zefanya Shagil?" suara bass itu berada tepat ditelinga Queena membuatnya bergidik ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA PERGI?!
RandomDIA PERGI?! ~~~~~~ Sakit rasanya ditinggalkan oleh seseorang. Terlebih orang yang sangat amat dicintainya. Selamanya! "Jika takdir sudah berkehendak, maka mau bagaimanapun aku bertahan, tetap akan pergi." ucap Natha menatap gadis didepannya dengan...