🎊Happy Reading📖🎊
———51. Kesempatan Kedua
"Kesempatan memang tidak datang dua kali. Tapi, tolong berikan saya kesempatam Kedua untuk memperbaiki semua nya"
——
"Balikan, yuk?"
Queena diam. Ia menatap kesembarang arah sembari menetralkan detak jantung nya. Sudut bibir gadis itu berkedut, hampir saja tersenyum. Namun, dengan segera ia tahan.
"Zefa?" panggil Natha agar gadis itu menghadap padanya. "Kalo lagi diajak ngomong, natap orangnya. Yang ngajak ngomong ganteng ini..." ujar Natha.
Pipi Queena berubah jadi merah entah kenapa. Iya, ia mengakui jika laki-laki didepannya ini tampan. Tapi, disini Queena sedang mengatur jantung nya agar tidak keluar dari sarangnya karna senyum manis itu.
"Ekhemm" deheman itu mampu membuat Queena menoleh dan mendapati Natha yang menunggu jawaban. "Apa jawabannya?" tanya Natha sekedar memastikan balasan gadis itu.
Jangan tanya soal Queena. Ia sudah menahan senyum juga perutnya yang sudah seperti taman bunga yang sedang bersemi sangat indah. Bahkan Queena juga merasakan banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya. Menambah kesan geli bagi gadis itu.
"Ayah lo, gimana?" pertanyaan itu lolos dari mulut Queena. Ini yang ada di dalam otaknya dari tadi. Dan akhirnya bisa ia keluar kan tanpa ekspresi apapun.
"Kamu tenang aja. Ayah udah pasti restuin. Gak mungkin kan ayah tetep jodohin aku sama Rachel?"
"Emang Ayah lo tau, tentang Rachel?"
Skak mat. Ia lupa menceritakan hal sebesar ini kepada sang Ayah. Natha lekas menepuk jidatnya langsung secara kasar. "Anjir, gue lupa!"
"Tuh, lo hebat ya? Mau lo dimusuhin Ayah lo sendiri?" ujar Queena.
"Aku sama Rachel udah dari lama batalin perjodohan ini. Rachel yang bilang sendiri didepan keluarga kita"
"Oh ya?"
"Iya. Makanya aku mau ngajak kamu balikan"
"Giliran udah tau semuanya, kembali lagi ke gue?" Queena menatap relung mata Natha. Mengabaikan perasaan campur aduk dibenaknya. "Coba kita main seandainya dulu, deh Tha."
"Hm?" alis Natha terangkat satu. "Maksud?"
"Seandainya, Rachel gak batalin perjodohan ini. Dan lo gak tau kalo Rachel rusak, apa lo tetep mau sama dia?" tanya Queena penuh intimidasi. Atmosfer di parkiran pun menjadi sedikit pengap. Padahal sudah sepi, mungkin beberapa anak murid yang mengikuti ekstrakulikuler disini.
"Kenapa nanya gitu?"
"Gue nanya. Tugas lo jawab." ucap Queena seakan menuntut.
Natha menghela nafas, "dari awal aku gak sudi sama dia. Kemarin aku lakuin itu karna pengen ngeliat Ayah tetep bersikap baik ke aku dengan cara ini. Dan selama itu juga aku terus nyari tau tentang Rachel. Jadi, pleas. kemarin itu hanya cara aku untuk mencari fakta tentang Rachel. Percaya sama aku"
Queena bergeming ditempat. Harus kah ia percaya? Dan memberi kesempatan kedua untuk Natha?
Ternyata selama ini Queena salah. Ia mengira, Natha telah membuka hatinya untuk Rachel dan melupakannya. Tapi, kenyataannya salah. Justru, Natha berusaha agar dirinya bisa bersama Queena. Lalu, perjodohan itu batal.
"Harus gue percaya?"
———
Drtttt
Drtttt
Drtttt
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA PERGI?!
RandomDIA PERGI?! ~~~~~~ Sakit rasanya ditinggalkan oleh seseorang. Terlebih orang yang sangat amat dicintainya. Selamanya! "Jika takdir sudah berkehendak, maka mau bagaimanapun aku bertahan, tetap akan pergi." ucap Natha menatap gadis didepannya dengan...