DP (16)

9 2 0
                                    

🎊Happy Reading📖🎊
—————

16. Ruang CCTV

——

Selepas pulang dari sekolah beberapa waktu lalu, Queena dan Nathala akan pergi kerumah sakit untuk menanyakan perihal kondisi Anara.

Jika Natha bertanya kepada Alex, takut-takut akan menjadi masalah baru nanti. Terlebih, Alex masih tetap memandang Natha sebagai dalang dibalik sakitnya Anara.

Tukk

"Atha.. Jangan ngebut-ngebut woy!" pekik Queena setelah menampol kepala Natha yang berlapis helm.

"Ha? Kenapa?" jawab Natha ikut memekik.

"Jangan ngebut. Aku takut!" ucap Queena lagi.

Mungkin Natha tidak mendengar nya. Karna tiba-tiba kecepatan motor Natha menjadi bertambah, sehingga Queena berteriakpun akan tidak didengar.

Queena memeluk Natha dari belakang, berusaha berpegangan agar tidak jatuh.

Cittttttt

Motor berhenti, tepat didepan gerbang RSHB. Ia lalu melajukan motor nya dibawah rata-rata menuju parkiran.

"Turun dulu" titah Natha.

Setelah Queena turun, disusul oleh Natha. Ia pun melepas helm fullface nya. Setelah itu, ia menoleh kebelakang tepat Queena berdiri.

"Astaga..." ujar Natha mengelus dada nya saat melihat penampilan Queena yang jauh dari kata rapih.

Rambut yang kebanyakan keluar dari helm, rok yang tiba-tiba kusut, dasi yang terlepas, juga wajah pucat pasi milik gadis itu. Padahal sebelum nya penampilan nya sangat rapi.

"Gak usah kaget! Ini kamu yang buat aku kaya gini!" geram Queena.

"Pufttt... Kok bisa?" tanya Natha mencoba menahan ngakaknya.

"Ih! Pakek nanya lagi. Ya kamu naik motor nya ngebut bener kek celeng balap! Jadi berantakan kan." gerutu Queena mecabikan bibir.

Natha hanya terkekeh, ia lalu melepas helm bogo milik gadis itu dan memperbaiki rambut kusut nya.

"Ini gak bisa kalo gak disisir, ege!"

Pukk

Pukulan kecil mendarat di bibir ranum Queena. "Ngomong apa tadi? Coba ulang!" ujar Natha.

Queena tersenyum kikuk, menggaruk tengkuk yang tak gatal sama sekali. "Hehehehe, enggak! Ini rambut gak bisa kalo gak disisir, Atha ih!"

Tak lama, Natha mengeluarkan sisir dari dalam tasnya, juga cream yang biasa ia pakai dirambut hitamnya.

"Sini, aku sisirin. Maaf ya?" ujar nya, lembut.

Dengan segera Queena balik badan mempersilahkan Natha menyisir rambut pirang sepinggang milik nya.

"Yang ikhlas! Awas aja malah tambah berantakan!" Queena terus saja misuh-musih. Sedang kan Natha memilih fokus pada rambut Queena yang kusut.

DIA PERGI?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang