DP (52)

2 1 0
                                    

🎊Happy Reading📖🎊
———

52. Pelaku?

———

Rasya Algara. Sosok ketua OSIS yang tegas, disiplin, pintar, dan... Tampan. Banyak perempuan yang mengantre ingin menjadi pacar seorang Rasya. Tapi, sikap dingin dan cueknya menjadikan cowok itu sedikit ditakuti oleh para ciwi-ciwi. Apalagi jika ada yang melanggar aturan, wajah dingin bisa menjadi garang seketika.

Seperti saat ini. Padahal minggu ini adalah minggu yang bebas bagi seluruh siswa/i. Setelah selesainya acara classmeet, para murid masih diwajibkan berangkat dan bebas melakukan apa saja di dalam kelas, ataupun lingkungan sekolah.

Tapi menurut Rasya, aturan tetaplah aturan yang  harus dipatuhi. Seperti jangan merokok di lingkungan sekolah. Dan siang ini, Rasya dibuat geram akan kelakuan adik kelasnya yang cukup membuatnya naik pitam.

Bagaimana tidak? Anak kelas 11 ini, sudah salah ngebantah lagi. Untung Rasya diberi stok kesabaran oleh yang diatas. Jika tidak, mampus sudah nasib malang adik kelasnya itu.

Ini contohnya,

"Kata kepsek, ini hari bebas. Ga apa-apa kalo ngerokok, mah. Lo kalo marah liat situasi dong"

Rasya menatap datar laki-laki didepannya. Terus beristigfar agar tidak kelepasan. "Gue tau. Yang namanya aturan, tetaplah aturan. Kalo ngelanggar tetap ada konsekuensinya." ucap Rasya.

"Aturan diciptakan untuk dilanggar. Masa lo ga tau? Kudet!" jawab laki-laki itu. Entah kenapa, wajah Rasya kali ini sungguh menyebalkan. Sangat menyebalkan.

"Aturan diciptakan untuk dipatuhi. Tanpa adanya aturan, negara gak akan bisa berdiri"

"Ya iyalah! Emang negara punya kaki? Gimana bisa berdiri! Aneh lo kakel"

Kesabaran Rasya sudah habis. Emosinya hanya bisa ia tahan sampai rasanya sudah diubun-ubun saja saat ini. "Sekarang, gue yang hukum lo, atau gue seret lo ke ruang BK?"

"Jangan tanya gue, gue ikan"

"ALDIAN NUGRAHA! BISA GAK LO SADAR DIRI ATAS KESALAHAN LO? CAPEK GUE" Pekikan Rasya akhirnya bisa ia keluarkan setelah di tahan.

Aldi tersentak. Baru kali ini ia dibentak oleh orang, terlebih Rasya. "Kalo capek istirahat, ganteng. Jangan nyerah, kalo gak ada yang nakal, gak asik nih sekolah" ujarnya, enteng.

"Gak usah sok-sokan ngasih motivasi, jadi murid aja gak becus, gaya-gayaan jadi motivator" sahut Zainur.

"Zai, lo urus dia. Gue mau keliling lagi. Serah lo mau apain, yang penting di hukum sesuai perbuatannya" titah Rasya kepada Zainur.

"Oke, shapp bosquuu"

"Gelay lo pada" sewot Aldi.

Rasya tak menghiraukan Aldi lagi, ia harus patroli mengelilingi SMA Bhimantara ini. Supaya tidak ada yang berbuat macam-macam saat diberi kesempatan untuk bebas. Biasanya, masa-masa seperti inilah yang digunakan oleh anak-anak untuk bermain sesuka hati, melupakan segala aturan.

Entah apa yang membuat cowok itu berjalan santai kearah rooftop, tangannya ia masukkan sedalam saku celana abu-abu miliknya dan menaiki satu persatu anak tangga dihadapannya.

Samar-samar ia mendengar suara dua manusia berlawanan jenis sedang berbincang sesekali tertawa ringan. Jiwa penasaran Rasya semakin menjadi kala merasa tak asing dengan suara perempuan disana. Pelan tapi pasti, Rasya sampai pada pintu rooftop dan menempelkan telinganya didaun pintu.

"Makasih, udah merjuangin gue selama ini. And, sorry I don't know. Gue dengan bodohnya menganggap lo gak usaha buat hubungan kita"

"Yeah, aku minta maaf kalo selama ini udah buat kamu nunggu. But, I'm here for you. Dan, ayo kembali mengukir cerita bersama-sama, lagi."

DIA PERGI?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang