DP (17)

12 2 0
                                    

Hai hai haiiiiii

Salam satu rasa dari Biji_Doren15

🎊Happy Reading 📖🎊
—————

17. Sosok Misterius

——

Disini Natha dan Queena sekarang. Ruang CCTV RSHB.

Setelah merayu Rendi agar mengizinkan mereka mengecek CCTV akhirnya Rendi setuju, entah mengapa Rendi sangat suka dengan kedekatan Queena dan Natha. Ditambah kepribadian Natha yang humble membuat Rendi dan Natha bak sahabat karib yang telah lama tidak bertemu.

Tokkk
Tokkk
Tokkk

Tak lama pintu terbuka memperlihatkan satpam berumur sekitar 40tahunan. Sepertinya ia yang menjaga ruangan CCTV ini.

"Selamat sore pak" sapa Natha ramah.

"Sore. Ada perlu apa, ya?" tanya Satpam ber nametag Edi Suprianto.

"Gini, pak. Kami mau lihat rekaman CCTV di ruangan mawar nomor 23 kemarin." ujar Natha.

"Memang nya untuk apa? Kalian ini masih anak sekolah, jangan aneh-aneh!" tegas pak Edi.

"Pak plissss ini urgent banget pak. Huhuhu" rayu Queena mencoba membujuk pak Edi.

"Iya pak, kami mau nyari bukti. Karna ada yang mencoba bunuh adik saya, pak! Plisss pakkk" mohon Natha.

Pak Edi tetap datar. "Tidak, tidak! Ini kawasan terlarang! Berani sekali kalian datang kesini. Pulang sana, dicariin orang tua kalian nanti!" usir nya.

Natha menghela nafas gusar. Ia menatap Queena sembari berfikir alasan apa yang bisa membuat pak Edi percaya.

"Pak, kami mohon. Saya udah izin sama Dokter Rendi, tadi. Dan katanya boleh" rengek Queena.

"Enggak bisa, dek. Kalian ini masih kecil"  pak Edi tetap keukeuh.

"Biar kan mereka masuk, pak. Saya yang suruh mereka lihat CCTV" suara itu berasal dari Rendi yang berjalan kearah pak Edi dan kedua remaja itu.

"Tapi, pak—"

"Biar kan saya yang mengawasi mereka. Pak Edi istirahat saja dulu" sahut Rendi.

"Oh, iya pak. Ini adik sepupu dekat saya, jadi jangan anggap dia orang lain disini. Kami izin masuk"

Setelah mengucapkan itu, Rendi, Queena dan Natha masuk kedalam ruang an kedap suara itu meninggalkan Pak Edi yang seketika cengo.

"Coba deh, Abang cek rekaman nya. Queena takut salah" ucap Queena saat sudah menutup pintu. Membiarkan pak Edi diluar.

"Bentar"

Jari jemari kekar itu menari diatas keyboard computer didepan nya. Tak lama muncullah sebuah rekaman yang menunjuk kan gambar Natha yang sedang menjaga Nara diruangannya.

Rendi segera menskip langsung kejadian dimana ada dokter bermasker hitam dan juga memakai kaca mata. Tak lupa sarung tangan karet di tangan nya.

DIA PERGI?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang