🎊Happy Reading📖🎊
———49. Terimakasih Orang Baik!
"Jika Cintamu sedalam lautan, maka Ikhlasmu harus seluas samudra."
Damar Adhiguna(:
-
"Gue..?"
Kedua pasang mata itu menoleh. Mendapati Rachel yang berjalan dengan anggun kearah mereka. Dari situ, mata Natha menajam. Menatap tajam Rachel yang dengan santainya menunjukan mata lugu nan polosnya.
"Kenapa gue?" tanya Rachel.
"LO NGOMONG APA BANGSAT?!" Pekik Natha tiba-tiba emosi melihat wajah Rachel.
Queena sempat kaget karna pekikan Natha. Begitupun Rachel, cewek itu mengernyit bingung dalam situasi seperti ini. Ia harus apa?
"Gue gak ngomong apa-apa. Beneran!" elak Rachel. Memang benar, wanita itu tidak berbicara lebih selain ia ingin menikah.
"Queen, coba cerita dia ngomong apa sama kamu" ujar Natha menatap Queena.
"Ga ada yang perlu gue ceritain. Selamat ya, kalian akan menikah dan bahagia." saat hendak pergi meninggalkan Rachel dan Natha, dengan cepat Rachel mencekal tangan Queena. "Tunggu, apa maksud lo? Gue nikah sama Natha?" tanya Rachel.
Queena diam sesaat, lalu mengangguk mengiyakan ucapan Rachel. "Bukannya itu yang lo omongin di kantin? Lo dirusak sama seseorang, dan akan menikah dengan Natha. Otomatis, Natha lah yang udah ngerusak lo. Dan dia baru mau tanggungjawab sekarang. Gitu kan?" jelasnya.
Natha menatap Rachel dengan amarah yang akan meledak. "Jelasin! Apa maksud lo ngomong gitu, hah? Gue yang bantuin lo nemuin Fendi dan suruh dia buat tanggungjawab kalo lo lupa!" sarkasnya.
Queena semakin mengernyit, "Fendi?" Natha yang bantuin nyari dia? Tolong, gue butuh penjelasan sekarang!
"Sebelum itu, lo ngira gue sama Natha nikah. Pasti gara-gara gue nyebut nama Natha tadi di kantin, kan?" Queena mengangguk, lalu Rachel melanjutkan. "Gue belum selesai ngomong. Gue mau bilang, Natha emang gak cerita sama lo? Eh, belum juga ngomong lo udah ditarik keluar kantin sama si Zilva. Salah paham deh"
Degg
"Ha? Ja—jadi?..."
"Iya, Fendi yang akan menikah sama gue. Bukan Natha." ucap Rachel seakan tau pertanyaan Queena.
Natha mengangguk mantap, "percaya?" tanyanya. Melihat ada keraguan untuk sekedar percaya direlung mata Queena.
"Ck, kapan sih, lo jadi cowok peka? Queena butuh bukti! Dia gak akan percaya gitu aja, tanpa lo kasih bukti!"
"Ah, iya. Tunggu" ujar Natha lalu mengeluarkan ponsel dan menunjukan bukti yang sudah ia kumpulkan menjadi sama dalam sebuah rekaman yang dirinya simpan rapat-rapat dari beberapa bulan lalu.
"Ya udah kalo gitu. Masalah ini udah selesai. Sorry selama ini gue banyak tingkah kekalian," keduanya hanya mengangguk.
"Oh, iya. Tha, gue titip surat ini ke Bagas, ya? Tolong sampein ke dia. Gue minta maaf" lanjut Rachel mengulurkan amplop biru kearah Natha. Sedangkan Queena sibuk dengan ponsel Natha yang memperlihatkan beberapa fakta tentang Rachel.
"Kenapa gak lo kasih sendiri?"
Rachel, wanita itu mendengkus. "Gue tau, Bagas kalo udah kecewa sama orang, susah bujukinnya. Nah, habis ini gue pengen memperbaiki hidup gue jadi lebih tenang. Dengan cara minta maaf ke orang yang udah nyuruh gue untuk tetap bertahan," Rachel menjeda kalimatnya. Ia berusaha menahan air matanya agar tidak tumpah lagi. "Meski gue yakin gak akan dimaafin." lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA PERGI?!
RandomDIA PERGI?! ~~~~~~ Sakit rasanya ditinggalkan oleh seseorang. Terlebih orang yang sangat amat dicintainya. Selamanya! "Jika takdir sudah berkehendak, maka mau bagaimanapun aku bertahan, tetap akan pergi." ucap Natha menatap gadis didepannya dengan...