🎊Happy Reading📖 🎊
———28. Kejutan!
———
"Assalamu'alaikum" salam Damar dan Aldi serempak saat memasuki ruang kelas yang ramai. Beruntung, guru belum masuk, jadi mereka leluasa membawa sepiring nasi goreng ditangannya.
"Waalaikumsalam" jawab beberapa murid.
Kedua cowok itu berjalan tanpa beban kearah bangku masing-masing. Damar yang duduk disebelah Natha, dan Aldi duduk paling belakang pojok bersama Riko.
"Edan! Melbu melbu nggowo piring, rak isin po?" sahut salah satu siswi dikelas itu. (Gila! Masuk masuk bawa piring, ga malu apa?)
Vero berdecak, "Perasaan nih kawasan ibu kota, bukan dijawa! Tapi kok orang Jawa banyak bener." gumamnya.
"Ibuk kota juga di pulau Jawa ege. Jadi wajar aja. Lagian nih sekolahan punya asrama, orang dari mana mana ada" sahut Damar.
Memang di SMA Bhimantara ini mayoritas siswa-siswi nya adalah suku Jawa, yang mana datang dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. Justru, orang Jakarta lebih memilih sekolah lain. Mungkin sadar jika kebanyakan dari luar provinsi tepatnya Jawa Timur dan sekitarnya.
"Btw, sejauh ini gue belum tau yang mendirikan sekolah ini. Kenapa namanya Bhimantara? Perasaan gue, itu diambil dari bahasa Sanskerta." tanya Natha polos.
"Gue sih gak tau pasti. Tapi, rumornya yang mendirikan sekolah ini orangnya dari Surabaya. Makannya namanya Bhimantara. Trus, kalo gak salah, artinya itu Jiwa Yang Hebat. Sama kayak namanya, sekolah ini berhasil meluluskan beberapa murid-murid yang hebat. Kebanyakan alumni disini yang berprestasi dapet beasiswa sampe ke Amerika." jawab Vero.
"Gue juga baru tahu kalo disini ada asrama. Mana kebanyakan penghuninya orang Jawa."
Vero mengangguk membenarkan ucapan Natha. "Emang. Tuh si Damar sama Aldi dari Jawa. Makannya bahasanya kek gitu." ujarnya.
"Pantes kalo debat bahasanya beda."
Tak lama, guru datang dengan berwibawa membawa beberapa buku tebal ditangannya. Tak lupa penggaris dua meter ditangannya, yang siap kapanpun menyabet murid yang tidak disiplin.
"Selamat pagi" ucapnya saat sudah duduk dibangku.
"Pagi bukk" jawab para murid serempak.
"Sebelum belajar, saya minta kalian untuk berdiri dari bangku. Saya ingin lihat, kalian sudah rapih dengan atribut masing-masing atau belum. Jangan lupa, buka tugas dari saya kemarin!" tegas Guru itu. Semuanya menghela nafas panjang, ada yang panik karna belum mengerjakan.
Guru itu berjalan mengelilingi bangku satu persatu, dan melihat jawaban dari PR yang diberikan beberapa hari lalu.
"Pintar. Ini ada yang salah sedikit, tapi gak papa. Nanti saya jabarkan dan jelaskan kesalahan kamu didepan. Silahkan duduk" ujar guru itu.
Setelah berjalan dari bangku satu ke bangku lainnya. Kini giliran bangku Natha dan Damar. Guru itu mengernyit.
"Apa ini? Jawaban dari mana ini?" ucap Guru itu dengan bingung. Ia mencoba mencerna, namun nihil. Ia dibuat bingung dengan jawaban Damar.
"Ini saya pakek rumus Pythagoras buk. Hehe. Bener kan?"
Sontak seisi kelas tertawa. Ada-ada saja, ini Biologi bukan Matematika kelas Vlll. Hahaha
"Kamu ini! Udah kelas sebelas masih kaya kelas delapan!. Ini bukan Matematika Damar! Mana baju mu gak rapih. Pergi kelapangan, lari 5 kali, lalu berdiri didepan tiang bendera dan hormat! Gak ada penolakan, karna saya gak suka!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA PERGI?!
RandomDIA PERGI?! ~~~~~~ Sakit rasanya ditinggalkan oleh seseorang. Terlebih orang yang sangat amat dicintainya. Selamanya! "Jika takdir sudah berkehendak, maka mau bagaimanapun aku bertahan, tetap akan pergi." ucap Natha menatap gadis didepannya dengan...