04. sibling quarrel [1]

749 85 4
                                    

Dia mengeratkan genggaman pada tali kekang kudanya, menyebabkan sensasi kesemutan menjalar di ujung jari-jarinya. Matanya yang selalu tampak teduh layaknya hutan, kini menampakkan kegelisahan layaknya terbakar.

Takut, merupakan perasaan yang tergambar jelas pada wajah pahlawan ke empat kekaisaran, tidak lebih tepatnya, kakak dari Deon Hart.

Perasaan cemas yang merayap di dirinya, menyebabkan keringat dingin terus keluar dari dahinya. Jantungnya terus berdegup kencang, di tengah suara derap kaki kuda yang terus berpacu.

Perintah kaisar tak lagi di hiraukan, apapun yang terjadi keselamatan adiknya adalah prioritas utama. Menelantarkan tugasnya untuk pergi menjaga perbatasan selatan dari iblis, Cruel yang mendapat laporan bahwa Deon telah kembali setelah berbicara dengan pohon dunia, lantas berbalik arah.

'Aku tahu ada hal yang tidak beres.'

Begitulah pikirnya, sampai dia kembali mendapat kabar bahwa adiknya pergi mengunjungi kediaman Duke.

'jangan sampai mati Deon!'

***

Sesampainya di kediaman Duke, bau anyir darah memasuki penciuman ku. Bau itu berasal dari banyaknya mayat yang berceceran di kediaman Duke, entah itu mayat pelayan, kesatria, ataupun pengawal.

'apa Deon membantai mereka?' sambil sesekali melirik mayat-mayat itu, aku bergegas masuk ke dalam kediaman Duke.

Kediaman yang megah ini memiliki retakan di sana sini, aku memasuki sebuah ruangan yang biasanya di gunakan untuk menyambut tamu, sebelum aku sempat menginjakkan kakiku di sana aku dapat melihat Deon yang sedang memenggal leher Duke.

Kepala Duke jatuh menggelinding dan berhenti tepat di bawah kaki ku.

"Cr..ru.." sebelum kepala ungu itu sempat menyelesaikan kalimatnya, aku dengan cepat menginjak kepala itu hingga pecah, yang menyebabkan isi di dalam kepalanya berceceran.

Aku mengangkat kepalaku, mataku bersitatap dengan mata merah milik adikku. Penuh kebencian, selalu seperti itu.

Sepertinya Deon tidak dalam kondisi baik, meskipun menang melawan Duke. Wajahnya tampak pucat pasi, pakaian nya penuh dengan darah, ada lingkaran hitam di bawah matanya, dan yang terburuk adalah tangan kanannya terbakar habis.

"Apa yang kau lakukan?"

"Mencabut rumput liar." kata Deon dengan nada sarkatis, "Padahal matamu tidak buta, jadi untuk apa bertanya?"

Aku melihat Deon berjalan mendekat kearahku sembari menggertakan giginya, tatapan kebencian tak pernah berubah, justru itu semakin gelap. Saat Deon hendak melewati ku, aku mengeluarkan pedangku untuk menghadangnya.

"Sekarang apa yang kau lakukan kak?"

"Aku tidak akan membiarkan mu pergi lebih jauh dari ini."

"Heh, apa sekarang kau hendak membunuhku?" Deon berucap dengan senyum miring di bibirnya.

Sungguh ironis, padahal Deon sudah melupakan kebenciannya pada kakaknya, dan dia hanya hendak melakukan balas dendam pada orang yang telah menjerumuskannya kedalam neraka ini, tapi kakaknya justru menghalangi nya? Lucu sekali.

"Aku akan membunuhmu tanpa rasa sakit Deon, setelah itu aku akan membalaskan dendam mu," Cruel menatap mata adiknya, "baik itu kepada kaisar, raja iblis, ataupun kepada dunia."

"Aku tidak butuh itu! Aku bisa melakukannya dengan tanganku sendiri." Deon berteriak marah, "kalau kau terus menghalangi ku, aku juga akan membunuhmu."

"Aku ragu kau akan berhasil." Cruel dengan sigap menangkis belati Deon yang menyerangnya.

"Kenapa kau terus menghalangi ku!" Pedang dan belati beradu membuat suara dentingan terdengar di mansion yang sepi.

"Aku hanya mencoba menyelamatkan mu." Cruel mencoba melawan Deon, dia terus menguatkan hatinya untuk hari ini.

Deon mendesis, saat dadanya terkena tebasan pedang Cruel. Memang kesempatan menangnya hampir tidak ada, tapi dia tidak akan menyerah semudah itu.

****

Yapp ku doakan yang terbaik untukmu nak <3

Tinggalkan jejak!!

disaster returnsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang