20. continue with the plan [4]

373 68 6
                                    

Vote rajin+komen Rajin=up rajin
****

Kalau ada yang bertanya apa sebenarnya alasan Kane mau mengikuti Deon? Padahal jelas-jelas perkataan Deon semuanya tidak masuk akal, sangat meragukan. Apalagi perkataan itu keluar dari bibir anak kecil, yang pada dasarnya belum mengenal dunia.

Sederhana, alasan Kane mengikuti Deon itu sangat sederhana, bukan karena Kane tergiur oleh apa yang Deon tawarkan, Kane juga bukan orang yang haus akan kekuasaan, namun Kane hanya suka saja melihat binar kepercayaan diri di mata Deon, binar yang tampak hidup lebih daripada kehidupan itu sendiri.

Kane seakan melihat pantulan dirinya saat masih kecil, ketika ia masih punya binar itu dimatanya, saat ibunya masih setia menemaninya, saat dirinya belum terungkap sebagai anak haram keluarga Wishlay, iya dulu sekali rasanya Kane juga pernah punya kepercayaan diri sebesar itu, dan itulah alasan Kane mau mengikuti Deon, untuk melindungi, melindungi mimpi anak itu sehingga binar dimatanya tak akan pernah hilang.

Mungkin saja itu hanya bentuk permintaan maaf yang ia ingin berikan kepada dirinya di masa lalu, maaf karena tidak bisa hidup dalam kepolosan selamanya, maaf karena dirinya yang sekarang selalu melakukan perbuatan-perbuatan keji yang tak bermoral, dan maaf karena telah menjadi pecundang. Segala jenis penyesalan, sebuah penebusan dosa, sebagai ganti dari masa kecilnya yang hilang, sekarang tujuan hidup Kane yang baru adalah untuk melindungi Deon Hart, tempat ia berpulang.

'Deon, Deon Hart hidupku.' Kane dengan itu memutuskan pengabdiannya untuk Deon, 'tak apa bila apa yang kau ucapkan itu tidak benar, biarlah aku mewujudkannya.'

Deon dengan tenang melihat bagaimana Kane dengan khusyuk masih menempelkan tangan miliknya di dahinya.

"Baiklah Kane, mohon bantuanmu untuk kedepannya!" Tangan kecil Deon dengan lembut membelai pucuk kepala Kane yang masih berlutut.

Sang empu yang merasakan sentuhan itu hanya diam-diam bergumam, "Biar ku wujudkan semua permohonan mu, Deon-ku."

"Matahari semakin terik, sebaiknya kita bergegas kembali." Dengan itu Kane melepaskan tangan Deon dan bangkit berdiri, mereka berdua berjalan keluar hutan bersama, dengan Kane yang mengikuti Deon seperti anak anjing.

***
Deon merasakan badai kebahagiaan menyapu dirinya, bibirnya tak henti-hentinya menyunggingkan senyum kala mengingat betapa mudahnya Kane jatuh dalam pesonanya.

'Kalau saja sejak dulu aku sadar bahwa diriku ini sungguh berbakat, mungkin saja dulu aku bisa keluar dari neraka itu dengan mudah.' Deon bergumam, merasa bahwa dirinya yang dulu sangat bodoh karena tidak menyadari pesonanya sendiri, padahal jelas-jelas dia punya banyak wewenang kala itu. Seharusnya dulu juga dia bisa duduk manis sembari menyesap anggur saat peperangan terjadi, bukannya jutsru malah terlibat langsung dalam perang, sudah begitu dijadikan pion oleh kaisar dan raja iblis, ck bodoh sekali!

Seharusnya juga sejak dulu dia memasang tali pada Edoardo, kalau dulu dia dapat menyadari hal itu lebih cepat, hal-hal seperti drama yang tidak perlu tidak perlu ia jalani. Dan untuk Kane benar-benar sebuah berkah, padahal jelas Deon sudah menyiapkan hal lain kalau-kalau Kane tidak bertindak sesuai perkiraannya, tapi ternyata hal itu tidak di perlukan. Memang ya menangkap anjing hanya perlu memastikan waktu yang tepat.

'Benar! Akulah yang terbaik! Kaisar? Tentara bayaran tersadis? Mereka semua milikku!! Tidak ada yang dapat mengancam ku mulai sekarang!! Di tambah dengan pasukan yang sedang aku buat! Ah Deon! Betapa pintarnya dirimu!'

"Apa anda suka makanannya?" Paul bertanya dengan mata yang berbinar, sedari tadi dia melihat sang penyelamatnya terseyum secara terus-menerus, apakah makanya memang seenak itu?

"Iya, ini enak sekali!" Deon menjawab senyumnya masih setia menghiasi wajahnya, "Kane sangat pandai dalam memasak!"

"Saya senang anda menyukainya." Kane berucap, wajahnya tersenyum penuh dengan kebahagiaan.

'sial! Apa dia begitu bahagia di manfaatkan olehku?' Deon tiba-tiba merasakan sedikit ketidakenakan di hatinya, 'terserahlah aku juga senang memanfaatkannya.'

Deon makan dengan lahap mengabaikan perasaan aneh yang merayap di dadanya, 'dasar hati nurani tidak berguna.' Emosi yang tidak perlu hanya akan menghambat rencana, tidak ada yang perlu di khawatirkan bahkan jika bukan karena Deon pun Kane akan tetap melakukan perbuatan keji, peran Deon hanyalah sebagai pembimbing agar perbuatan keji Kane bisa bermanfaat untuknya.

'Pergi saja hari nurani, aku hanya sedang beramal dengan memberikan tujuan hidup bagi orang-orang yang putus asa.' Deon tentunya tidak memanfaatkan Kane secara cuma-cuma, dia akan membalas Kane nanti, saat rencananya sudah berhasil.

"Oh iya kemana anda berdua pergi tadi?" Rion bertanya membuat Deon keluar dari pikirannya, pertanyaan Rion mewakili semua pertanyaan anak-anak di sana pasalnya mereka juga penasaran kemana sang penyelamat pergi, apalagi sang penyelamat pergi bersama Kane cukup lama.

"Saya tadi mengajak penyelamat untuk melihat-lihat." Jelas Kane, "sang penyelamat sangat suka berkeliling."

"Apa sang penyelamat dan kak kane pergi ke hutan?" Tanya Leo, wajahnya penuh dengan jejak makanan.

Kane mengangguk sebagai jawaban. "Lain kali kalau kalian sudah lebih kuat, mari tunjukkan pada penyelamat hasil pelatihan kita."

"Iya!" Anak-anak menjawab dengan antusias, mereka tidak sabar untuk menunjukkan kepada Deon hasil latihan mereka.

"Aku akan menantikannya." Deon berbicara dengan nada ceria, matanya meringkuk dalam kesenangan.

Mereka semua makan dalam kebahagiaan, sesekali melontarkan beberapa lelucun sebagai pengisi suasana, Deon dalam suasana hati yang baik tentu saja meladeni lelucon anak-anak yang sama sekali tidak lucu itu, sementara Kane yang sudah terbiasa dengan hal itu hanya tersenyum cerah.

Pemandangan yang indah, suara tawa anak-anak yang riang, hembusan angin yang lembut, sinar mentari yang mulai malu-malu, di tengah rumah usang itu sebuah cerita baru sedang di bentuk.

Semoga cerita itu dapat menghantarkan kebahagiaan yang selama ini diimpikan. Semoga mimpi buruk segera sirna, kami berdoa semoga malam tak pernah datang dalam kehangatan rumah kami.
Dalam kehangatan rumah usang itu, anak-anak diam-diam berdoa,

'Deon Hart, rumah yang paling kami cintai, semoga kebahagiaan selalu menyertaimu.'

***

Yah semoga aja ya dek, soalnya diliat-liat muka Deon ini keliatan kayak angs- ga jadi deh😁

Karena beberapa bab terakhir kita udah bareng Kane jadi Bab berikutnya kita ketemu raja iblis yuk<33

Jangan lupa tinggalkan jejak!!!
See ya!!!

disaster returnsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang