18. continue with the plan [2]

452 79 11
                                    

Deon mengotak-atik rubik di tangannya, sementara kepalanya penuh dengan rencana balas dendam yang harus disusun sedemikian rupa.

Perekrutan anak-anak yang bisa di latih untuk menjadi anjing setia bisa di bilang sukses, apalagi deon juga berhasil mendapatkan Paul yang merupakan tangkapan luar biasa. Deon juga tidak khawatir tentang pelatihan yang anak-anak itu akan jalani karena dia percaya bahwa orang itu dapat melatih mereka dengan baik, yang jadi masalah adalah merekrut Kane Wishlay ke sisinya.

Kane Wishlay untuk sekarang bukanlah siapa-siapa tapi beberapa tahun kedepan dia akan menjadi tentara bayaran tersadis sepanjang sejarah. Kane hanyalah seorang anak haram dari keluarga Wishlay kebenaran itu terungkap saat Kane mulai terkenal di kalangan tentara bayaran, dan setelah itu gelar 'tentara bayaran tersadis' pun dia dapatkan.

'Aku harus membuatnya tunduk padaku pada pertemuan pertama.'

Berbeda dengan Edoardo yang menjadi kejam akibat kehilangan orang yang paling ia sayangi, Kane adalah orang yang kejam sejak awal, namun saat ini dia masih menyangkal hasrat membunuhnya. Kane adalah orang yang manipulatif dan licik, dia mampu membunuh musuhnya hanya dengan kata-kata. Sebenarnya tidak masalah apakah Deon mampu merekrut Kane ke sisinya atau tidak, toh Deon sudah terikat kontrak 'mengurus anak-anak' dengan Kane, tapi ada juga masalah yang akan Deon dapatkan jika dia tidak dapat merekrut Kane, dan hal itu dapat menjadi pedang bermata dua nantinya.

Kontrak dan kepercayaan bersifat berbeda, lagipula Deon juga tidak menyertakan 'tidak boleh memberitahukan orang lain' di dalam kontrak, bukannya Deon bodoh atau apa namun menyertakan hal itu hanya akan membuat Kane semakin curiga padanya dan juga hal itu akan sia-sia karena Kane bukanlah orang yang taat pada kontrak, iya Kane orang gila itu adalah orang yang suka melanggar aturan, jadi apabila Deon menyuruhnya tutup mulut maka dia akan membuka mulutnya sampai berbusa.

'tidak masalah, toh dia akan menjadi milikku.' rubik yang sedari tadi Deon otak-atik kini kembali seperti semula.

"Kane Wishlay ya.. biar ku jinakkan kau dengan baik." Deon bergumam, bibirnya terangkat membetuk seringai.

***
sinar matahari semakin menyengat menyebabkan ia sedikit menggerutu akibat panasnya mentari yang mengenai kulitnya, dia menurunkan tudungnya mencoba menghalau sinar mentari yang tak tau malu ingin terus menyentuhnya. Sampai di sebuah rumah tua yang usang dia mengetuk pintu sebanyak tiga kali dengan irama yang senada.

Tak lama kemudian pintu di buka dari dalam, menampilkan sosok yang lebih pendek darinya.

"Anda disini! Teman-teman sang penyelamat datang berkunjung!" Anak berambut biru itu berteriak, menyebabkan orang lain yang sedang beraktivitas di dalam segera berlari keluar.

Satu persatu anak-anak itu menghampirinya, dapat dilihat bahwa anak-anak itu memiliki nafas yang tersengal-sengal dan juga buih-buih keringat di dahi mereka.

"Kalian pasti telah berlatih keras ya." Dia tersenyum menyebabkan mata merahnya meringkuk membetuk bulan sabit.

"Tentu saja! Ini semua demi sang penyelamat!" Anak kucing dengan rambut berwarna gandum mulai berbicara dengan nada antusias.

"Kenapa kalian menahan sang penyelamat di depan pintu?" Seseorang dengan pakaian kasual keluar, berjalan santai ke arah mereka, "ayo cepat biarkan dia masuk."

"Ah benar! Ayo masuk sang penyelamat!" Anak-anak mulai menariknya, membuatnya hampir tersandung.

"Kalian bisa bersihkan diri dulu, aku akan menunggu dengan Kane disini." Katanya melepaskan diri dari jeratan anak-anak.

Kane tersenyum dengan cara yang aneh, 'tidak mungkin bocah ini kan?'
Memperbaiki mimik wajahnya, Kane kembali ke dalam mode profesional. "Bersihkan diri kalian, biar aku yang menemani sang penyelamat."

Anak-anak itu memasang wajah kecewa sebelum mengangguk serempak, mereka tau bahwa mereka kotor dan bau keringat akibat latihan yang mereka dapatkan, semoga sang penyelamat belum pergi setelah mereka selesai mandi, hanya itulah satu-satunya harapan mereka.

Setelah anak-anak itu pergi, anak bertudung itu dengan santainya berbalik berjalan keluar, "coba ikuti aku Kane." Katanya melangkahkan kakinya menuju hutan yang ada di sebelah rumah ini.

'Bocah aneh.' Kane diam-diam berpikir, sebelum akhirnya mengikuti langkah kecil anak di depannya.

Saat mereka masuk lebih dalam ke hutan, bibir mungil itu kembali terbuka. "Kamu mendidik mereka dengan baik Kane."

"Saya hanya melakukan apa yang di perintahkan." Meski masih binggung dengan situasi ini, Kane dengan cepat menyesuaikan diri dengan percakapan yang tiba-tiba.

"Kamu tidak tahu namaku, jadi kamu memberitahu mereka untuk memanggilku 'penyelamat'." Langkah kaki mereka semakin dalam memasuki hutan, "Hal itu membuatku mengingat sesuatu yang tidak menyenangkan di masa lalu."

'Anak ini bahkan belum berumur 10 tahun, bagaimana bisa dia punya masa lalu?' Kane diam-diam mengernyitkan dahinya, "saya minta maaf, tapi saya pikir itu adalah satu-satunya kata supaya mereka menjadi seperti yang anda mau."

"Yah.. kamu benar, lagipula itu bukanlah hal buruk," tanpa terasa mereka telah sampai di bagian terdalam hutan, di depan mereka ada sebuah batu besar yang menutupi bagian lain hutan. "Kane apa kamu tau kenapa aku membeli rumah usang itu?"

Meskipun merasa sedikit kesal dengan percakapan yang terus berputar-putar, Kane dengan sopan menjawab "tidak."

"Karena sesuatu yang menyebalkan akan muncul disini." Anak itu menunjuk tepat ke bawah batu besar itu. "Sesuatu yang menjijikkan, tapi harus aku temui suatu saat nanti."

Mendengar pernyataan anak di depannya, Kane diam-diam berpikir, apakah anak di depannya adalah seorang saint?

"Lebih daripada itu Kane, apa kamu tidak penasaran denganku?" Anak itu berbalik, menurunkan tudung yang sedari tadi menutupinya. Kini Kane dapat melihat wajah pucat, mata merah dan rambut putih seperti salju milik anak itu. "Kamu harus penasaran dengan orang yang akan menjadi sekutumu."

"Saya tidak tau apa yang anda maksud, tapi kalau boleh bisakah saya tau nama anda?" Katanya dengan nada sesopan mungkin, Kane tau menanyakan nama klien adalah sebuah pelanggaran dalam aturan tentara bayaran, tapi memangnya Kane peduli?

"Seperti yang kuduga, kamu memang bukan orang yang taat aturan ya." Senyum manis muncul di bibir mungil anak itu, "tapi itulah Kane Wishlay yang aku kenal, tentu kamu boleh tau, catat dengan baik namaku Deon Hart."

"Deon Hart." Kane bergumam pada dirinya sendiri, mengulangi nama itu berkali-kali, benar sepertinya Kane pernah mendengar nama anak didepannya. 'Bukannya dia bocah vampir yang terkenal itu?'

"Melihat ekspresi mu seperti nya kau kenal aku." Deon tertawa kecil melihat ekspresi aneh di wajah Kane, seorang tentara bayaran tersadis bisa berekspresi seperti itu juga ya?

"Kane," Deon berhenti tertawa, kali ini dia tersenyum dengan sangat manis. "Bukankah balas dendam akan terasa menyenangkan?"

Rasanya Kane bisa melihat malaikat maut sedang tersenyum padanya.

***

Kane bisa' nya kamu bilang Deon malaikat maut, Deon itu ..... Ibli-
Maksudnya malaikat penjaga pintu surga kok 🙂

Jangan lupa tinggalkan jejak!!!
Love u!!

disaster returnsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang