Perang,
Kata yang menggambarkan kekejaman, kesengsaraan, penderitaan, dan kesedihan yang mendalam.
Deon tak pernah ingin terlibat dalam perang, baginya perang adalah tempat pemakaman yang paling menyesakan. Dia benar-benar tak peduli apakah dunia akan hancur atau tidak karena perang, toh dunia ini begitu memuakkan.
Deon hanya ingin hidup tenang, hanya itu. Tapi dunia terus menerus menjerumuskannya dalam penderitaan, dia di paksa untuk selalu terlibat dalam peperangan. Dan hari ini adalah hari dimana dia harus memutuskan untuk berada disisi iblis atau manusia. Tepat sebelum dia dapat membuat keputusan, seorang elf berambut kuning panjang menghampirinya.
"Pohon dunia ingin bertemu denganmu." Begitu katanya, dan berakhirlah dia di sini, di depan sebuah pohon raksasa yang konon katanya dapat melihat aliran dunia.
Deon berdiri di sana, menatap datar pada pohon besar yang menjulang. Dia binggung, bagaimana caranya berkomunikasi dengan pohon?
Sampai sebuah suara halus, yang tidak dapat diketahui apakah itu suara pria atau wanita memanggilnya.
"Kemarilah.." ujar suara itu.
Deon menoleh ke kanan-kiri untuk mencari sumber suara itu, menyadari kebingungan Deon suara itu kembali berseru.
"Mendekatlah ke arah pohon, dan tempelkan tanganmu di batangnya, maka kamu akan dapat berkomunikasi denganku."
Deon mengangguk paham, dan mulai melakukan apa yang di perintahkan oleh suara itu.
"Deon Hart ada hal yang harus aku beritahukan kepadamu," sebuah suara yang lebih jelas memasuki otak Deon.
"Kamu adalah bencana, anomali dari dunia. Keberadaan mu membawa kehancuran dan ketidakseimbangan pada dunia, oleh karena itu keberadaan mu harus di hapuskan." Deon sama sekali tidak kaget atas pernyataan itu, toh itulah kenyataannya.
"Tapi Deon, itu semua bukan salahmu... Bukan salahmu karena menjadi bencana, itu semua perbuatan seseorang sehingga kamu harus menanggung karma orang itu." Kali ini suara itu berhasil membuat Deon terkejut.
"Siapa?" Ucapnya berbisik, ingin tahu siapa orang yang membuatnya menderita, apakah itu kakaknya?
"Dengar nak, aku akan katakan kebenarannya padamu, namun sebagai gantinya kamu harus melihat kedalam dirimu sendiri."
'Kedalam diriku? Apa maksudnya?'
"Perhatikan baik-baik aku hanya dapat mengatakan nya sekali, orang yang bertanggung jawab atas semua ini adalah seorang Duke dengan rambut berwarna ungu."
'duke? Ungu? Duke illuster?!!'
"Dia adalah dalang di balik semua penderitaan mu, dia membuat perjanjian dengan raja iblis dengan mempertaruhkan mu." Deon meringgis, merasakan perasaan aneh di dadanya, apakah itu amarah? Sedih? Atau apa?
"Dan sekarang nak, karena aku telah memberitahukan nya padamu, maka tanggunglah karma ini dengan melihat kedalam dirimu."
'ugh!' Deon ingin membuka matanya tapi tidak bisa! Dia merasakan aliran emas memasuki otaknya, dan itu sangat menyakitkan!
Ingatan, ingatan terus memasuki dirinya, membuatnya merasa seakan kepalanya akan meledak.
Ingatan tentang dia membunuh kedua orangtuanya, ingatan tentang dia yang dikirim ke perang 8 tahun, ingatan tentang banyaknya pembunuhan yang ia lakukan, dan banyak ingatan lain yang tersimpan jauh di dalam dirinya di paksa di dobrak masuk kedalam otaknya, membuatnya merasakan keputusasaan yang mendalam.
Deon terengah-engah, nafasnya tidak stabil, wajahnya pucat pasi dan keringat dingin tak henti-hentinya keluar dari dahinya.
"Apakah itu aku?" Ujarnya dengan suara gemetar.
"Terimalah kenyataan nya nak, janganlah lagi kau melarikan diri. Tak apa nak, karena kamu melihat kedalam dirimu sendiri maka jangan kamu lupakan perbuatanmu itu, dan sekarang aku akan memberikan mu hadiah, kamu dapat menyebut nya sebagai kompensasi karena membuat mu menderita."
Deon yang gemetaran masih dengan patuh mendengarkan suara wanita itu, perlahan dia membuka matanya saat merasakan gelombang emas keluar dari pohon.
Gelombang emas yang awalnya membesar lama kelamaan mulai menyusut, dan setelah gelombang itu lenyap sepenuhnya, muncul sebuah kalung perak dengan bandul berbentuk pedang seukuran jari telunjuk.
Deon mengambil kalung itu setelah mendengar instruksi dari sang pemilik suara.
"Pakailah itu karena suatu saat, itu akan menyelamatkanmu," Deon dengan patuh memakai kalung itu, "sekarang aku tak dapat membantumu lagi, aku akan pergi tertidur untuk memulihkan tenaga ku, sisanya aku serahkan padamu."
"Terimakasih," ucap Deon pelan sebelum berjalan pergi, kali ini langkah nya begitu pasti, karena tujuannya sudah di depan mata.
Membunuh Duke illuster
***
Aku mendukungmu deon hehehehe~
Tinggalkan jejak<3
Lop yu:3
KAMU SEDANG MEMBACA
disaster returns
Fantasy[i'm not that kind of Talent] Perang, Kata yang menggambarkan kekejaman, kesengsaraan, penderitaan, dan kesedihan yang mendalam. Deon tak pernah sekalipun ingin terlibat perang, tapi sekarang dia harus memilih antara ras manusia atau iblis, namun se...