Wajib vote and komen
Follow juga boleh kiw~<
****
Dulu sekali ada sebuah cerita yang terkenal di kalangan manusia dan iblis, dalam cerita itu di katakan,
"Iblis jahat akan keluar dalam 10.000 bulan, kegelapan akan muncul di bawah retakan bumi, bersiaplah! Meskipun itu hanya sesaat."
Begitulah kutipan dari cerita kuno tersebut, namun sepanjang waktu berlalu kepercayaan akan cerita itu semakin lama semakin berkurang, bahkan cerita itu tidak lagi terdengar baik itu di kalangan manusia ataupun iblis. Namun tetap saja ada juga orang ataupun iblis yang masih mempercayai hal itu.
Di bawah kutipan tersebut ada sebuah kalimat,
"Raja iblis yang laknat, suatu saat akan muncul di bumi, hanya sesaat, semoga dunia dengan cepat bertindak."
Membaca kalimat itu berulang-ulang bibir sosok itu menampilkan seringai, sebelum akhirnya terkekeh geli, pupil matanya yang berwana putih bersinar di bawah semburat bulan merah.
"Berkat kehidupan yang membosankan, aku akhirnya dapat menunggu sepanjang 10.000 bulan." Sosok itu berbicara sembari menutup buku yang ada di pangkuannya, "nah mari kita buktikan kebenaran cerita itu."
***
Dunia ini begitu damai, begitulah apa yang dipikirkan oleh kebanyakan orang. Memang dunia ini begitu damai sampai rasanya mencurigakan, biasanya dalam sebuah cerita dongeng kedamaian seperti ini di sebut sebagai tanda petaka.Dunia yang terasa damai ini sungguh memabukkan, bagai sebuah lonceng ketenangan sebelum badai, namun tak ada satupun dari mereka yang menyadari bahwa kedamaian ini akan memunculkan sosok yang di kutuk dunia.
Di ramalkan, 'di bawah retakan bumi' sosok keji itu akan muncul, meskipun tak ada satupun manusia di bumi yang menganggap bahwa ramalan itu nyata, selama ini mereka hanya tau tentang dirinya dan dunia damai tempat mereka tinggal.
Tak terasa kini 10.000 bulan telah berlalu, saat seluruh manusia di bumi mengabaikan ramalan itu, diam-diam sosok keji itu berhasil menemukan sebuah 'retakan', hal yang selama ini dia tunggu-tunggu.
Sebenarnya sosok keji itu tak pernah tertarik pada dunia manusia, namun kehidupannya yang panjang dan membosankan membuatnya membutuhkan sebuah hiburan, meskipun hanya sesaat. Oleh karena itu, meskipun menghitung bukanlah hobinya tapi menunggu adalah keahliannya, 10.000 bulan bukanlah apa-apa baginya.
Mengetuk-ngetuk retakan itu, sosok keji itu mengalirkan sihirnya pada retakan itu, samar-samar retakan itu terbelah bagai kaca yang retak. Semburat matahari muncul setelah retakan itu runtuh, sosok keji itu akhirnya keluar dari celah-celah.
Sosok itu dapat merasakan sentuhan sinar matahari di kulit pucatnya, sementara netra putihnya menatap hamparan langit biru yang tak berujung. Sebuah pemandangan yang tak dapat ia lihat saat berada di alam iblis.
Saat sosok keji itu selesai mengamati langit biru di atas, dia menundukkan kepalanya, hamparan hijau rumput memasuki visinya dan siluet putih berhasil menarik perhatiannya.
"Manusia?" Suara sosok keji itu berhasil membuat kepala putih yang tadinya tertunduk kini terangkat, menampilkan iris merah darah dan deraian air mata di pelupuk matanya.
Hening melanda mereka, sosok keji itu tidak tahu harus mengatakan apa, dia sama sekali tidak pernah melihat manusia yang menangis di depannya, kebanyakan manusia yang pernah ia temui adalah pahlawan, dan pahlawan tidak pernah menangis, mereka jutsru merapalkan sumpah serampah padanya.
"Jelek." Satu kalimat dari bibir mungil anak itu berhasil membuatnya terbatuk-batuk.
"Hey nak, itu tidak sopan." Ucap sosok keji itu sembari menenangkan dirinya. 'Apa semua anak manusia itu seperti ini? Tidak sopan dan kurang ajar.'
"Kan paman juga tidak sopan muncul tiba-tiba seperti itu." Bibir kecil itu kembali terbuka, menatap tajam sosok di depannya, meskipun itu sama sekali tidak menakutkan bagi sosok keji itu, justru penampilan anak di depannya ini sangat lucu.
Rambut putih dan mata merah, entah apakah warna matanya memang merah atau itu menjadi merah karena ia menangis? Belum lagi air mata yang masih basah di pipinya, hidung kecil yang sedikit kemerahan akibat menangis, dan juga bibir mungil yang malah menghasilkan kalimat-kalimat pedas, bagaimana mungkin itu tidak lucu? Apalagi setengah dari energi anak ini adalah milik dunia, padahal jelas-jelas anak itu manusia, apa dia calon pahlawan yang disiapkan dunia?
'Bagaimana pun juga ini sangat menarik, apa aku bawa saja manusia ini ke dunia iblis?'
"Paman gila ya? Kenapa senyum-senyum sendiri?" Kalimat pedas yang sama sekali tidak cocok dengan tampang imutnya itu kembali terdengar.
"Hei manusia, apa kamu tidak tau aku ini siapa?" Tanya makhluk keji itu, mengabaikan pertanya anak di depannya.
"Iblis kan?" Anak itu menjawab sambil mengerecutkan bibirnya.
Makhluk keji itu mengangguk, "kamu tau aku iblis, tapi tidak lari? Apa kamu sudah gila nak?"
"Untuk apa aku lari? Lagipula paman iblis jelek, sama sekali tidak menyeramkan tau." Anak itu mendengus, menyilangkan tangan kecilnya di depan dadanya.
'ugh, bagian mana dari diriku yang jelek?' Makhluk keji itu menghela nafas kasar.
"Nak aku ini bukan iblis biasa tau, aku ini raja iblis." Jelasnya menyombongkan diri.
"Oh, bahkan raja iblis nya saja sejelek ini, apalagi bawahnya nanti." Anak itu berkata dengan acuh tak acuh.
"Nak.. apa di dunia manusia tidak ada sopan santun?" Tanya makhluk keji yang merupakan raja iblis itu, "Sudahlah lupakan, ngomong-ngomong nak kenapa kamu ada di tempat seperti ini?"
"Tidak ada alasan khusus, aku hanya ingin menyendiri, tapi tiba-tiba di ganggu oleh makhluk jelek yang mengaku sebagai raja iblis."
"Tidak bisakah kamu berhenti memanggilku jelek? Lagipula lihatlah dirimu yang kurus kering begitu." Ucap raja iblis dengan nada merendahkan.
"Heh, dasar iblis tidak bisa melihat keindahan malaikat." Balas anak itu dengan senyum meremehkan di bibirnya.
Raja iblis linglung sejenak sebelum akhirnya tawa kecil keluar dari bibirnya, "kamu menarik sekali nak."
Anak kecil itu mendengus sebelum akhirnya berbicara, "waktumu sudah hampir habis loh paman."
Raja iblis menunduk, melihat bagian bawah tubuhnya yang mulai transparan, "Singkat sekali padahal aku masih ingin mengobrol denganmu, bagaimana mau ikut aku ke dunia iblis 'nak?"
"Aku itu malaikat mana cocok tinggal di dunia iblis." Anak itu dengan lembut mencibir, "dan juga namaku itu bukan 'nak' tapi Deon hart, ingat ya paman."
Saat anak itu, Deon selesai mengucapkan kalimatnya, raja iblis dapat merasakan bahwa retakan itu kembali tertutup dan sebuah kekuatan milik 'dunia' memaksanya kembali ke alam iblis, raja iblis memejamkan matanya sama sekali tak melawan kehendak dunia, dia dengan patuh membiarkan dirinya kembali ke dunia iblis.
Saat perasaan seperti di tarik itu mereda, raja iblis dengan lembut membuka matanya. Penampakan tiga bulan merah langsung memasuki visinya.
"Deon ya, Deon Hart, kapan-kapan biar aku ajak kau main ke dunia iblis." Senyum aneh tersungging di bibir raja iblis.
'Anak menarik milik dunia, akan ku ubah menjadi milikku.'
***
Tiba-tiba aku jadi sangat suka tentang konsep bahwa Deon adalah malaikat ehhehe....Fyi: ini timeline nya 2 tahun setelah Deon mengunjungi Kane ya, mungkin lebih jelasnya ada di bab selanjutnya, nantikan!!!
Tinggalkan jejak
Love u!!
KAMU SEDANG MEMBACA
disaster returns
Fantasy[i'm not that kind of Talent] Perang, Kata yang menggambarkan kekejaman, kesengsaraan, penderitaan, dan kesedihan yang mendalam. Deon tak pernah sekalipun ingin terlibat perang, tapi sekarang dia harus memilih antara ras manusia atau iblis, namun se...