01. 18 Lagi

22.2K 1K 23
                                    

Napas Juwita sudah tersengal dan sebentar lagi akan jadi hembusan terakhir, darah mengucur deras dari dada sebelah kirinya yang baru saja tertembus peluru, rasanya begitu menyakitkan dan panas setiap kali ia menarik napas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Napas Juwita sudah tersengal dan sebentar lagi akan jadi hembusan terakhir, darah mengucur deras dari dada sebelah kirinya yang baru saja tertembus peluru, rasanya begitu menyakitkan dan panas setiap kali ia menarik napas.

Sang pelaku masih ada di ruangan yang sama dengannya, Tertawa puas melihat korbannya tidak berdaya. Salah satu dari mereka kemudian mendekat. Perempuan berambut ikal panjang dengan wajah lembut keibuan.

"Maaf kamu harus menjadi tumbal agar kami bisa bersatu" bisiknya pelan tanpa raut penyesalan. Sayang Juwita tak mampu membalas. Perempuan itu kembali menjauh setelah pinggang rampingnya direngkuh oleh orang yang menjadi eksekutor.

"Ayo Sayang, kita harus pergi sebelum ada orang yang datang" ujar pria berperawakan macho itu, mereka masih sempat tersenyum culas pada Juwita sebelum menghilang dari balik pintu. 

Juwita menoleh ke samping di mana terbaring seorang lelaki yang tampak seperti terlelap, di tangan kanannya ada sebuah pistol yang sebelumnya digunakan untuk menembaknya. Dia adalah Jeremy, cinta pertama dan juga merupakan orang terakhir yang akan dilihatnya.

Mereka berdua telah dijebak hingga berada dalam situasi ini pelakunya bukanlah orang asing. Meski sudah di penghujung ajal gadis berusia 25 tahun itu tetap mencemaskan nasib pria di sampingnya, dia pasti akan dipenjara lama setelah kematiannya.

Andai saja, waktu bisa diputar kembali, Juwi tidak akan membiarkan Jeremy bersama perempuan itu. Perempuan yang akhirnya mengkhianatinya.

Satu tarikan napas terakhir lepas bersamaan dengan harapan yang mustahil terwujud. Juwita Kurniawan tewas tanpa memejamkan mata, seakan ingin terus memandang pria yang selalu membuat hatinya bergetar.

🎀

Berita tentang pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pengusaha muda pada perempuan selingkuhannya menjadi topik utama di hampir semua media. Sang istri mendapatkan banyak simpati karena tampil di hadapan publik sebagai wanita yang tersakiti.

Selain semua bukti memberatkan ditambah banyak yang menyorot kasus ini, sehingga tak ada celah bagi Jeremy untuk lepas dari jerat hukum tidak peduli sebanyak apapun uang yang dia punya. Apalagi di perjanjian pranikah nya dengan Sabrina tercantum pasal jika ia terbukti selingkuh, maka seluruh hartanya menjadi milik sang istri.

Namun dibalik semuanya hal yang paling memukul mental pria itu adalah kenyataan bahwa Juwita telah tiada. Ia bahkan tidak di ijinkan menghadiri pemakamannya. Mereka tumbuh bersama dan sudah layaknya saudara, setelah sang ibu, gadis itulah yang terpenting baginya.

"Tanda tangani surat cerai itu, aku tidak ingin memiliki hubungan lagi denganmu" ujar Sabrina dingin. Wanita yang telah dinikahinya hampir dua tahun itu tampak segar dengan gaun terusan ungunya. Sepertinya dia sudah benar-benar bersiap menjadi janda.

"Kamu tahu aku tidak melakukannya, aku dijebak" tolak Jeremy tegas, rahang kokohnya bahkan mengetat untuk menekan amarah yang kembali muncul ke permukaan. Ia kini sudah berada di Lapas setelah vonis 20 tahun yang diterimanya.

JEJU Couple (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang