Semburan dari orang yang tercinta bukanlah masalah, jadi Jemy bisa dengan santai menyeka wajahnya dengan tissue yang memang tersedia di meja. Setelahnya, dia memberikan air putih buat Juwi agar tenggorokannya tidak sakit.
"Maaf Kak" ucap gadis itu setelah minum beberapa teguk dan menarik napas panjang. "Tapi tolong jangan bicara sembarangan seperti tadi, aku janji gak akan kabur lagi dan Kakak bisa berkunjung kapan saja"
"Kamu sudah bersikap semau mu selama tujuh tahun ini, sekarang giliranku. Berhenti membantah dan lanjutkan makan mu! Karena keputusanku sudah bulat" timpal Jemy tegas. Dia kembali melanjutkan makan tanpa memperdulikan tatapan kesal yang di arahkan padanya.
Sebenarnya, Juwi menolak Jemy menginap juga demi keamanan batinnya. Lihat saja, belum ada sejam mereka bertemu, tapi dia sudah dibuat sedih, berdebar, salah tingkah dan kesal. Bagaimana kalau dia tinggal lebih lama.
"Kak rumahku ini kecil dan kamarku cuma satu, sofa juga tidak akan muat menampung tubuh Kakak, jadi.."
"Aku tidak masalah jika kita tidur seranjang" sela Jemy. "Sekarang makanlah Juwita! Atau aku akan menyuapi mu"
Jika Jemy sudah memanggil nama lengkapnya, itu berarti ia serius dengan ucapannya. Juwi pun akhirnya hanya bisa pasrah.
🎀
Raul dan sang sopir yang baru setengah jalan mencari penginapan, disuruh kembali karena Jemy lupa mengambil koper berisi pakaian yang memang selalu standby di mobilnya, dia juga butuh ipad agar mudah mengontrol pekerjaan dari jauh. Keduanya lalu disuruh untuk langsung kembali saja ke Kota.
"Kakak serius mau nginap?" Tanya Juwi lagi melihat pria itu membawa kopernya masuk ke dalam satu-satunya kamar di rumah itu.
"Tolong bantu masukkan bajuku ke dalam lemarimu aku mau ganti baju dulu" bukannya menjawab, Jemy malah seenaknya membuka kancing kemejanya di depan Juwi, hingga membuat gadis itu sontak berbalik.
"Kak! Kenapa gak ganti baju di kamar mandi?" gerutunya dengan nada tinggi sebagai ungkapan protes. Juwi kaget sekaligus malu sampai wajahnya terasa panas.
"Dan kamu bisa kabur lagi, begitu?"
"Aku nggak akan kabur lagi, tapi. Akhh..! Juwita berteriak, karena ketika ia reflek melihat ke arah Jemy kembali untuk mendebatnya, pria itu hanya memakai boxer.
Dulu waktu usianya masih remaja awal dan belum ada rasa, pemandangan itu adalah hal biasa, mereka bahkan sering berenang bersama. Namun kini, hal itu sangat berbahaya bagi kesehatan jantungnya.
"Jangan sungkan begitu, mulai hari ini kamu akan lebih sering melihatnya" timpal Jemi santai dengan senyum puas di wajahnya. Betapa hebat pengaruh Juwi padanya, giginya kini bahkan terasa kering karena kebanyakan tersenyum.
"Memang aku orang mesum yang suka melihat orang telanjang?" Hardik Juwi kembali membelakangi Jemy. Wajahnya kini sudah semerah tomat.
"Bukan karena kamu ingin melihatnya, tapi karena keinginanku dan akan jadi kewajibanmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJU Couple (End)
ChickLitJuwita pernah menaruh hati pada Jeremy, namun terpaksa ia pendam karena sahabatnya Serena memiliki perasaan yang sama dan berbalas. Bertahun-tahun ia menjadi saksi perjalanan cinta keduanya dan turut bahagia untuk mereka. Hingga kebenaran terkuat da...