14. Mulai Menyelidiki

8.6K 673 31
                                    

Dari cctv, Jeremy bisa melihat Juwi mengajak Pak Umar berbincang sebelum akhirnya masuk ke kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari cctv, Jeremy bisa melihat Juwi mengajak Pak Umar berbincang sebelum akhirnya masuk ke kamar. Itulah salah satu sifat yang disukainya dari gadis itu. Dia tidak pernah bersikap arogan dan memandang orang dari status sosial. Sebelum benar-benar pergi ke ruang meeting, ia mengirimkan pesan pada Rosa lalu meng-silent ponselnya.

🎀

Sudah satu jam Rosa dan Vanessa di butik, memilih model dan bahan yang menurut keduanya bagus. Mereka tampak bersenang-senang dan antusias sampai calon istri Jemy itu menyadari sesuatu.

"Tan, bukannya Juwi juga harusnya ikut?"

"Oh, Jemy tadi telepon, katanya anak itu ketiduran setelah makan siang"

"Kok Jemy bisa tau Tan?" Tanya Vanessa lagi

"Mereka tadi makan siang bareng, si Juwi waktu sarapan makannya sedikit, Jemy yang peka akhirnya ngajak adiknya buat makan siang sama-sama. Mereka memang seperti itu apalagi sejak Juwi pernah berniat keluar dari Rumah, Jemy jadi makin protektif" terang Rosa.

"Oh gitu ya Tan" timpal Vanessa dengan wajah kecut, ada rasa tidak senang di hatinya mengetahui Jemy menolak ajakannya hanya demi Juwi. Dia merasa di nomer duakan menjelang hari penting mereka.

Dia tahu Jemy sangat menyayangi Juwita sejak pertama gadis itu menginjakkan kaki di keluarga Dharmawangsa. Tumbuh sebagai anak tunggal membuatnya merindukan kehadiran seorang adik dan Juwi datang di saat yang tepat mengisi kekosongan itu. Namun, rasanya sekarang sudah berlebihan.

🎀

Jam tiga sore Juwita terbangun, gadis itu merapikan diri ala kadarnya dengan cuci muka, gosok gigi dan merapikan kembali kunciran rambutnya. Pelembab wajah dan sedikit liptint ia oleskan agar terlihat lebih segar. Setelahnya ia memutuskan turun ke bawah untuk melihat-lihat isi kantor.

Lantai 10 dikhususkan untuk.ruangan Sebastian dan Jemy, maka Juwi langsung menuju lantai sembilan tempat para Manajer berkantor. Di lantai yang cukup luas itu terdapat beberapa ruangan yang dapat di pastikan merupakan ruang kerja para Manajer.

Ketika sedang berjalan sambil memperhatikan sekelilingnya, seorang wanita berusia 30-an yang sepertinya seorang sekertaris menegurnya.

"Ada yang bisa saya bantu Nona? Apa anda mencari seseorang" tanyanya ramah.

"Saya mencari Pak Ronald Marino, apa beliau ada di tempat?"

"Kebetulan sekali, saya Kania sekretarisnya. Kalau boleh tahu ada keperluan apa? Apa Nona sudah membuat janji?"

"Tidak penting kok Mbak, saya cuma mau menyapa saja karena kebetulan ada di sini. Nama saya Juwita Kurniawan, bisa dibilang saya keponakan beliau karena Mama angkat saya Rosalina Dharmawangsa adalah Kakaknya" jelas Juwi tanpa bermaksud sombong, namun ia perlu menjelaskan dirinya.

"Oh, maaf, saya tidak mengenali Nona, Pak Ronald ada di dalam, dia pasti senang bertemu anda, mari ikut saya"

Wanita yang memakai rok pensil hitam sebetis itu memandu Juwi menuju satu pintu kayu besar yang di bagian atasnya bertuliskan Manajer keuangan. Setelah mengetuk sebentar dan meminta ijin untuk masuk.

JEJU Couple (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang