Gadis yang memakai kacamata baca untuk menyamarkan matanya yang bengkak itu, pulang dalam keadaan gamang. Apa yang di dengarnya dari Diego belum bisa ia percaya sepenuhnya, tapi ia jadi maklum jika Sabrina menjadi dendam karena itu.
Satu-satunya yang bisa ia mintai konfirmasi sekarang hanya papanya, Sebastian. Namun tidak akan mudah membuka cerita lama tanpa dirinya memberikan penjelasan yang masuk akal. Jadi hanya ada dua pilihan, menyelidiki sendiri atau terus terang pada papanya tentang siapa Sabrina sebenarnya.
Larut dalam lamunan sambil berjalan, Juwita tidak menyadari keberadaan Jeremy di depan pintu kamarnya. Barulah ketika tinggal selangkah lagi keduanya hampir bertubrukan, Juwi berhenti karena mencium aroma parfum pria itu.
"Kamu dari mana?" Tanya Jemy sengit. Tidak sejengkal-pun ia mau bergeser dari pintu kamar hingga gadis itu tidak bisa masuk.
Juwi menghela napas berat. "Kakak minggir dulu, aku capek mau istirahat" pintanya dengan nada pelan.
"Capek? Memang kamu habis ngapain? Sudah aku bilang jangan bergaul sama pemuda itu? Dari tampangnya saja dia seperti lelaki nggak bener" hardik Jemy mengabaikan permintaan Juwi.
Tidak ingin berdebat, gadis itu berbalik dan berjalan kembali ke tangga, namun Jemy malah mengikuti dan menarik tangannya.
"Kenapa kamu bersikap dingin, katakan apa salahku? Sejak kemarin kamu terus menjaga jarak, jika ini karena pemuda itu, aku hanya mencemaskan kamu. Kamu ini masih kecil dan polos, orang-orang bisa dengan mudah memanfaatkan mu?"
Ya, dulu, Juwita memang mudah diperdaya, namun kini tidak lag,i karena itulah dirinya sekarang pusing memikirkan cerita yang baru saja diungkapkan Diego.
Tatapannya yang menerawang beralih menatap Jeremy yang masih saja mengoceh. Andai saja dulu pria itu waspada seperti sekarang serta tidak mudah percaya pada sembarang orang, mungkin nasib mereka akan berbeda.
Kadang Juwita masih menganggap semuanya hanya mimpi, namun ini terlalu detail untuk disebut seperti itu dan sekarang hanya dirinya yang pusing memikirkan semua perubahan yang terjadi. Ibarat cerita Novel, alurnya sudah benar-benar berantakan. Seperti aksi Jeremy sekarang yang terlihat begitu protektif.
Dulu, begitu ia keluar dari rumah, hanya beberapa kali mereka bertemu, setelahnya Jeremy mulai sibuk dengan Sabrina, tapi kini pria itu malah lebih cerewet dari Rosa dan tidak menyukai Sabrina.
"Kak, tenanglah, please" sela Juwi di tengah ocehan Jemy. "Aku mau istirahat sebentar, nanti kita bicara lagi, ok!" Bujuknya dengan suara lembut, ia menggenggam balik tangan pria itu untuk menenangkannya.
Jemy mengangguk seraya menghela napas berat. "Baiklah" balasnya mengalah. "Tapi jangan mengabaikan ku lagi ya, rasanya sesak saat kamu menolak bicara denganku" imbuhnya seraya mendekap Juwita. "Kalau begitu Istirahatlah!"
Gadis itu hanya bisa pasrah ketika Jeremy melayangkan kecupan di dahinya, cukup lama pria itu ikhlas melepasnya sebelum keduanya kemudian masuk ke kamar masing-masing, dengan pikiran sama-sama tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJU Couple (End)
ChickLitJuwita pernah menaruh hati pada Jeremy, namun terpaksa ia pendam karena sahabatnya Serena memiliki perasaan yang sama dan berbalas. Bertahun-tahun ia menjadi saksi perjalanan cinta keduanya dan turut bahagia untuk mereka. Hingga kebenaran terkuat da...