16. Mengungkap Kebenaran

9.4K 777 44
                                    

Juwita pulang ke rumah ketika semua orang telah selesai makan malam, ia sudah mengirim pesan kepada Rosa agar tidak usah menunggunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juwita pulang ke rumah ketika semua orang telah selesai makan malam, ia sudah mengirim pesan kepada Rosa agar tidak usah menunggunya. Dari arah tangga, dia bisa melihat keluarganya plus Vanessa sedang bercengkerama hangat di ruang keluarga. Juwita tersenyum. Mereka terlihat sempurna meski tanpa dirinya. Keputusannya-pun semakin bulat.

Tidak ada gedoran pintu atau notifikasi beruntun seperti biasanya ketika Juwi bersikap tidak acuh. Semuanya tenang hingga ia bisa terlelap sampai pagi. Saat ia ke meja makan, semuanya sudah bersih, namun masih ada Bi Ria yang selalu siap melayani.

Sebastian dan Jeremy sudah berangkat kerja. Rosa dan Vanessa pergi bersama entah kemana. Namun bukan hanya mereka yang sibuk, Juwita juga punya agenda hari ini.

🎀

Mario Prasetya, pria berusia 50-an yang sudah lama menjadi pengacara keluarga Kurniawan. Sejak kedua orang tua Juwita meninggal, dialah yang mengurus aset dan hak-hak gadis itu di perusahaan Wandhar Konstruksi.

Alisnya yang mulai memutih menukik tajam ketika melihat dan membaca file yang diberikan Juwita padanya, hingga di akhir pria yang masih bertubuh bugar itu menghela napas panjang.

"Saya tidak menyangka hal seperti ini terjadi di perusahaan, saya akan segera memprosesnya, kamu tenang saja" ucapnya seraya melepas kacamata bacanya. "Tapi apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu?"

"Saya sudah memikirkannya Om, karena ini bukan hanya soal uang dan kepercayaan, karena ulah mereka, kualitas pekerjaan jadi dipertaruhkan, ini bisa sangat membahayakan nyawa orang-orang yang akan menempati bangunan yang kita dirikan" jawab Juwi.

"Bukan soal itu, tapi tentang kepergianmu? Saya sudah mengurusnya sesuai yang kamu minta, tapi sebaiknya pikirkan lagi, keluarga Dharmawangsa tidak akan menyalahkan mu, kamu bisa tetap tinggal bersama mereka"

"Saya yang merasa tidak nyaman Om, tolong lakukan saja seperti yang saya minta" ucap gadis yang memakai blazer berwarna putih itu sebelum menengguk teh yang sejak tadi tersaji untuknya.

"Baiklah, Saya akan mengurusnya, malam ini kami akan lembur untuk mengerjakannya, besok semua sudah bisa di jalankan" jelas Rio.

"Secepat itu?" Timpal Juwita cepat, dia mengira masih ada waktu beberapa hari lagi.

"Kamu sudah mengerjakan separuhnya, file ini sangat rapih dan mudah dipahami, lagi pula kita harus bergerak cepat"

"Kalau begitu besok..?"Juwi menggantung ucapannya, tiba-tiba ia merasa sangat sedih hingga matanya mulai berkaca-kaca.

"Besok bersiaplah"

🎀

Pukul 11 siang, Juwita keluar dari kantor Rio, sebelumnya dia sudah menghubungi Diego untuk bertemu, kali ini ia memilih kafe yang tidak jauh dari lokasinya sekarang agar mereka bisa berbicara lebih santai.

Tidak sampai 10 menit gadis itu menunggu, Diego sudah datang dan ikut duduk di meja sudut yang sudah dipilihnya.

"Besok waktunya, aku sudah kasih nomer kamu ke Om Rio, besok ajak Sabrina juga biar dia mendengarnya langsung di sana, supaya gak ada lagi keraguan" ucap Juwi tanpa basa-basi.

JEJU Couple (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang