Pertanyaan yang di ajukan Jeremy memang terkesan payah. Apalagi yang dilakukan orang di kafe selain makan, minum dam berbincang jika bersama teman. Namun pertanyaan itulah yang pertama terlintas ketika melihat Juwi ada di tempat yang sama dengannya.
Pria itu baru saja menghadiri rapat di luar kantor dan memutuskan untuk singgah membeli kopi. Begitu masuk, dia sudah mendapati sosok Juwi yang tampak menonjol dengan rambut panjang lebatnya yang dibiarkan tergerai, dan juga cardigan rajut berwarna lilac favoritnya. Niat ke meja barista-pun beralih ke meja di mana gadis itu berada.
"Kak Jemy, kebetulan sekali, duduk Kak" sambut Sabrina antusias, ia berdiri dari kursinya dan menggiring pria itu untuk duduk di kursi sebelahnya.
"Kami cuma nongkrong kok Kak, aku kenalin teman baru sama Juwi, dia ini seniorku di kampus dan kami juga teman baik sejak kecil, namanya Diego"
Digo mengulurkan tangannya yang di sambut singkat oleh Jemy seraya menyebutkan nama, secara sekilas keduanya saling menilai satu sama lain.
"Kakak sudah pesan, aku pesenin yah" sejak tadi hanya Sabrina yang memonopoli pembicaraan sementara Juwi hanya bisa bertukar pandang dengan Jemy.
"Aku mau langsung antar Juwi pulang saja" balas Jemy yang paham kalau gadis itu tidak nyaman berada di sana, itu terbukti dengan ice lemon tea dan cake yang hanya berkurang sedikit, juga dari posisi duduknya yang tegak.
"Loh memang kamu udah mau pulang?" Tanya Sabrina. "Kita kan lagi asyik ngobrol, nanti pulang bareng Digo aja ya"
"Aku mau pulang bareng Kak Jemy aja, Kak ayo" Juwi berdiri dari kursinya dan menarik Jemy untuk melakukan hal yang sama. "Kami duluan ya" Dengan langkah cepat, gadis itu memimpin jalan sampai pintu keluar. Dia benar-benar gerah dengan sikap Sabrina yang seenaknya.
"Hufft untung ada Kakak" ucap Juwi menghela napas lega ketika mereka sudah berada dalam mobil. "Nyebelin banget tadi, bisa-bisanya dia kenalin aku sama cowok gak jelas" gerutunya.
"Loh kok bisa?" Tanya Jemy.
"Gak tau tuh si Sabrina, sikapnya makin aneh saja"
"Bukannya kalian sahabat?" Timpal Jemy lagi mulai menyalakan mesin mobil.
"Sahabatan juga ada batasnya Kak, bukan berarti dia bisa sembarangan ikut campur tanpa persetujuanku, aku gak pernah tuh langgar privasi dia atau kepo berlebihan, bukan karena gak perduli, tapi aku tahu batas" ungkap Juwi menggebu sampai lupa memasang sabuk pengamannya.
"Ya sudah, jangan cemberut lagi, gimana kalau kita ke Mall aja, sudah lama kan kita gak jalan berdua"
"Kakak nggak lanjut kerja?"
"Udah beres kok, nanti aku bisa minta Asistenmu untuk kirim email berkas yang mau di cek"
Jemy lalu membuka sabuk pengamannya dan langsung mencondongkan tubuhnya ke depan Juwi, sontak saja gadis itu terkejut hingga merapatkan tubuhnya ke sandaran kursi jantungnya serasa mau copot karena tindakan tiba-tiba itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJU Couple (End)
ChickLitJuwita pernah menaruh hati pada Jeremy, namun terpaksa ia pendam karena sahabatnya Serena memiliki perasaan yang sama dan berbalas. Bertahun-tahun ia menjadi saksi perjalanan cinta keduanya dan turut bahagia untuk mereka. Hingga kebenaran terkuat da...