24. Persiapan

9.2K 647 14
                                    

Dinding kamar yang awalnya dipenuhi gambar Juwita, kini sudah berganti menjadi gambar Jeremy dari masa kanak-kanak hingga dewasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dinding kamar yang awalnya dipenuhi gambar Juwita, kini sudah berganti menjadi gambar Jeremy dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Melihatnya, pria itu sampai tercengang dengan kondisi mulut dan mata yang membulat sempurna.

"Jadi kamu?" Jemy tak mampu menyelesaikan ucapannya karena bibirnya kini sedang tersenyum lebar dengan wajah bersemu merah. Apalagi setelah melihat Juwi yang kini menatapnya damba.

"Aku sadar kalau suka sama Kakak sejak usiaku 17 tahun. Salah satu alasan aku kabur karena nggak sanggup lihat Kakak tunangan sama Kak Vanessa" ungkap Juwi jujur.

Gadis itu masih berdiri di tempatnya, di tengah kamar yang tidak jauh dari pintu dengan posisi saling berhadapan dengan pria yang selama ini mengisi hatinya. Tidak ada lagi rasa ragu atau takut apalagi setelah tau perasaannya berbalas.

"Aku mencintaimu Jeremy Dharmawangsa" ujar gadis itu lirih seraya mendekat. Namun, belum sampai dua langkah, Jeremy segera menyambar tubuhnya yang kemudian dipeluk erat sampai tubuh Juwi terangkat, tak lagi menginjak lantai.

"Terima kasih, aku mencintaimu, sangat mencintaimu Juwi" serunya bahagia sebelum mengecupi seluruh wajah dan kemudian berakhir di bibir gadis itu. Ciuman panjang dan penuh hasrat akan cinta yang lama terpendam, menjadi penanda terjalinnya cinta keduanya.

🎀

Dari Satpam, Rosa tahu kalau semalam Jeremy pulang, wanita itupun berinisiatif untuk menghibur putranya yang sedang patah hati dengan memasak makanan kesukaannya. Meski tidak akan berpengaruh banyak, tapi paling tidak Jemy akan merasa diperhatikan.

Setelah ayam goreng bawang putih dan sayur sup siap, Rosa naik ke lantai dua menuju kamar Jeremy, namun sampai di sana, ia merasa heran karena pintu tidak terkunci dan tempat tidur masih dalam keadaan rapi.

"Kemana anak itu? Apa dia pergi joging?" Gumam Rosa kembali menutup pintu.

Dia kemudian berniat membangunkan Juwita, untunglah pintunya tidak tidak terkunci. Jadi, wanita yang selalu tampil rapi dengan sanggul sederhananya itu bisa langsung masuk.

Namun, betapa kagetnya Rosa ketika mendapati putra yang dicarinya ternyata sedang tidur sambil berpelukan dengan putri kesayangannya.

Mulutnya hampir berteriak, menghardik keduanya, tapi Rosa segera tersadar. Jika Jemy dan Juwi bisa se-intim itu, berarti hubungan mereka berjalan lancar. Impiannya untuk mengadakan pesta pernikahan meriah akan segera kesampaian.

"Bangun!" Seru Rosa tegas. Pria dan wanita yang belum sah tetap harus punya batasan yang jelas. "Jemy! Juwi! Ayo bangun, Mama tidak pernah mendidik kalian seperti ini" ujarnya lagi menaikkan satu oktaf suaranya.

Juwi yang pertama membuka mata. Menyadari kehadiran Rosa, secara refleks ia mendorong tubuh Jeremy yang masih memeluknya lantas turun dari ranjang dan berdiri dengan canggung.

"Ma, kami tidak melakukan apapun, Kak Jemy hanya numpang tidur karena terbiasa dengan kamar ini. Itu saja" kilahnya gugup tak berani menatap Rosa.

"Kamu pikir Mama anak kecil, sekarang mandilah lalu turun ke bawah untuk sarapan! Biar Mama yang bangunkan Jemy" titahnya dengan intonasi normal, tak setegas sebelumnya.

JEJU Couple (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang