17. Bujuk rayu Asael

6.7K 468 0
                                    

Happy Reading 🙇‍♀️🙇‍♂️😋

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚Bujuk rayu Asael˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚Bujuk rayu Asael˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

Asael menatap pintu bercat hitam cemas, Thaddeus masih menghindarinya. Bahkan, selepas Asael mengganti perban nya dibantu Milea tadi, Thaddeus masih setia mendekam di ruang pribadinya, padahal sudah jam istirahat

"Lagian kenapa juga aku peduli" Asael menghela nafas pelan, tidak tau kenapa ia sangat tidak ingin di cuekin Thaddeus

Membaringkan diri perlahan, Asael akan pergi tidur saja jika begitu. Ingatkan dia untuk tidak terlalu peduli pada Thaddeus. Namun sayang, matanya tak kunjung tertutup, hatinya gelisah, pikirannya berkecamuk

Pintu ruangan Thaddeus terbuka, membuat Asael segera menutup matanya berpura-pura tidur. Saat ia merasakan goncangan pada ranjang, dia yakin Thaddeus sedang merebahkan dirinya

Hening beberapa saat, Asael melipat kedua bibirnya kedalam mulut. Dia ingin berbicara kepada suaminya, ya dia harus berani

"Kau marah padaku? " tanyanya pelan, masih memunggungi Thaddeus

Beberapa detik ia tunggu, namun Thaddeus tak kunjung menjawabnya. Akhirnya ia pun berbalik, kini ia yang mendapati punggung Thaddeus

"Deus, kau marah padaku ya?" tanyanya sekali lagi, tatapannya melembut

Thaddeus tak menjawab, seolah tuli atau memang ia sudah tidur

"Maaf, maafkan aku. Kau bisa menghukumku seperti yang kau katakan tadi, aku tidak keberatan. Tapi aku mohon, jangan mendiamiku seperti ini. Aku...aku cemas, aku tidak suka melihat wajah galak mu seperti tadi" cicitnya menurunkan ego

"Tidurlah" ujar datar Thaddeus, membuat Asael menghela nafasnya

"Aku tidak bisa tidur, biasanya kau selalu memelukku, mengecup keningku sebelum tidur. Apa menurutmu aku bisa tidur sebelum aku mendapatkan perlakuan manis mu lagi? " Asael berujar dengan nada sedihnya, memang ia sudah seperti menginginkan Thaddeus, menginginkan cintanya

"Maafkan aku, maaf karena aku bertindak tanpa sepengetahuan mu. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi, ayo berbalik dan jangan marah lagi, aku takut, aku tidak suka"

Tak kunjung menangkap pergerakan Thaddeus, Asael yang kepalang sedih pun memeluk punggung lebar pria itu dari belakang, mendusel mencari kenyamanan sesekali mengendus aroma maskulin yang menyeruak dari tubuh eksotis nya

Thaddeus menggeram pelan, tidaklah Asael sadar jika tindakannya sekarang benar-benar membuat Thaddeus sulit mengendalikan dirinya

"Maaf, jangan marah lagi ya" Asael mendaratkan sebuah kecupan disana, membuat Thaddeus seketika berbalik, mencengkram pinggangnya cukup kuat

"Berhenti meminta maaf" kedua mata saling menatap dalam, penuh makna

"Aku hanya tidak ingin kau marah lagi, kau mendiamiku sepanjang hari. Kau jahat! Kau bahkan tidak berbicara lagi setelah menyuruh kak Rhyo dan Vernon pergi, kau mengacuhkanku" Asael memukul pelan dada bidang itu

Became the emperor's wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang