Happy Reading 🙇♂️🙇♀️
**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚Rencana˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
kemarahan terlihat jelas di wajah cantik seorang gadis berambut coklat, netra hijaunya menyorot penuh kebencian pada gambar seorang gadis berwajah cantik yang diperlihatkan dari bola sihir miliknya
"T-tua..n" panggil Arselio, menatap takut kearah gadis bergaun hitam itu. Gadis yang diselimuti aura gelap, sangat menakutkan
"Kalian gagal!" sentaknya menghempas tubuh Arselio hanya dalam sekali gerakan tangan
"M maaf, perisainya sangat kuat.." lirih Arselio, mencoba bangkit sambil memegangi dadanya, terasa sakit dan sesak
.
"Kalian yang bodoh! Dasar tidak berguna" marahnya mencengkram kerah baju Arselio, matanya melorot marah"Kita harus segera memecahkan perisai sialan ini, bunuh Vince, pengecut itu...jangan biarkan dia mempermainkan kita terlalu jauh" ia melemparkan kasar tubuh Arselio
"Kau keturunan iblis, tapi kenapa tidak kaus ssndiri yang menghancurkan perisai itu untukmu? Dasar wanita serakah, mati saja kau!" Hina Arselio dalam hati, ia pergi dari gubuk itu sambil menahan rasa sakit
Helena, gadis itu melirik kearah kiri. Dimana terpajang lukisan gadis yang sedang tersenyum namun di sekeliling tulisan itu sudah banyak sekali pisau tertancap. Dan sekali lagi, Helena melayangkan pisaunya tepat di jantung
"Asael..tunggu malaikat maut mu ini datang" ia menyeringai iblis, kemudian tertawa jahat membayangkan bagaimana gadis yang ia benci akan mati di tangannya sebentar lagi
Di depan sana, Arselio kembali ke gubuk. Mendudukkan dirinya du sebuah kursi kecil, mencoba menetralkan nafas yang memburu
"Sel, kau baik-baik saja?" Dyna datang membawa secangkir minuman, menyerahkannya pada Arselio dan langsung diterima olehnya
"Luka mu cukup dalam, mau aku bantu?" tawarnya menatap iba pada Arselio
*tidak, aku akan memulihkannya sendiri" Arselio menjawab, matanya terpejam
Dyna tersenyum, menatap Arselio sejenak, kemudian menatap lurus kedepan, hanya ada hutan, banyak pepohonan tinggi menjulang
"Kau tau, aku sudah lama tidak tahan dengan semua ini. Aku yakin kau juga merasakannya, namun di sisi lain aku juga tau kita tidak bisa berbuat apa-apa" Dyna menghela nafas, snamun Arselio tak kunjung membuka matanya
"Polan kritis, ia berhadapan dengan Vince semalam. Dia menyuruh Polan untuk membunuh Vince tanpa mempertimbangkan perbedaan level mereka, beruntung Polan masih bisa kembali, dan berteleport ke rumahku" Dyna menjelaskan, dengan tangannya yang terkepal
Arselio membuka mata, tatapannya kosong, "kita seorang penyihir, kita bukan pengecut. Kita sudah mengabdi, kita tidak boleh memutuskannya sepihak" putus Arselio walau bersamaan dengan helaan nafas berat
"Aku tau, jika tidak bisa memutuskannya, kita bisa membuat dia sendiri yang memutuskannya" Dyna berujar penuh tekad, ia tidak tahan lagi
Arselio menoleh, menatap penuh tanda tanya kearah Dyna yang sudah tersenyum penuh arti menatapnya
"Satu-satunya jalan yang aku temukan, mungkin berbahaya. Tapi setidaknya jika aku mati, aku akan mati tanpa penyesalan" Dyna berujar mantap, membuat Arselio membulatkan matanya terkejut
"Aku ikut, kita sudah bersama selama ini begitupun seterusnya" Jevan datang, dengan Polan yang tertatih di sampingnya
"
"Semua terasa tidak adil, lambat laun kita juga akan mati" Polan tersenyum miris, dia duduk di samping Dyna"Mari kita lakukan"
Asael menatap jengah kearah Axel, pria itu terus melompat-lompat mencoba mengambil buah apel dari pohonnya. Dia geram tau
"Tunggu saja disitu, asa. Aku akan mengambil ini untukmu" ujar Axel kesekian kalianya, namun sejauh ini ia tidak berhasil
"Hah...tinggi sekali" ia mengeluh, namun tak menyerah
"Bodoh! Gunakan kekuatanmu" sentak Asael kesal, Axel itu kuat, elemennya tanah, jelas bisa menggoncangkan pohon apel itu
Axel terdiam, ia menggaruk belakang lehernya antara malu juga kesal pada diri sendiri
"O..iya, lupa hehe" Axel menunjukkan senyum bodohnya, membuat Asael geram
"YAUDA CEPET DI AMBILIN ISH LAMA"
Axel segera menginjak sedikit keras ke tanah, yang seketika bergoncang. Buah apel pun berjatuhan, mengenai kepala Asael jika saja dia tidak spontan memasang perisai
"Eh, lupa buat jangkauan kekuatan" Axel lagi-lagi tersenyum bodoh, menatap tak enak kearah Asael yang sudah menutup mata menahan marah
"Tidak jadi makan deh, kesel aku" Asael pergi, menghilang
"Lah? Untung ratu" Axel jadi ikut kesal
Tadi mereka sedang melakukan perjalanan pulang, dan kini mendirikan tenda untuk tempat istirahat. Asael kata ingin apel, Axel pun mengajaknya pergi ke sebuah pohon apel, dan beginilah
"Deus!" Asael berteriak, lari dan duduk diatas pangkuan suaminya yang sedang mengobrol bersama Wobin dan Elkan
Deus menutup matanya sekilas, kemudian tersenyum tipis, "pelan, asa" lembutnya, meniup wajah cantik yang kini dekat dengan wajahnya
"Hehe maaf" ia menyengir, merapatkan tubuhnya dan bersandar ria tanpa memperdulikan Wobin juga Elkan yang sudah memalingkan wajah
"Kita akan sampai sekitar 2 hari lagi" ujar Elkan sesudah berdehem singkat
"Hm, bagaimana penggabungan kekuatan kalian?" tanya Thaddeus, tangannya berada di punggung sempit Asael, mengelusnya pelan
"Kami berhasil" Wobin dan Elkan saling melempar senyum
"Baik, istirahat malam ini. Aku yang akan berjaga" Thaddeus melanjutkan ucapannya, saat Elkan hendak berbicara
"Tapi.." Elkan urung, saat melihat tatapan tajam Thaddeus
"Ayo" Wobin menarik tangan Elkan, membawanya ke dalam tenda, meninggalkan Thaddeus dan Asael di sana
"Deus, kau akan berjaga? Aku juga! Aku juga!" ia terlihat senang, senyumnya yang tulus mengembang sempurna, membuat Thaddeus mencubit hidungnya gemas
Tidak, kau tidurlah" Asael langsung cemberut
"Tidak tidak, aku ikut berjaga bersamamu ya??" ditatap melas seperti itu, apa Thaddeus bisa melawan? tentu saja tidak.
"Baik, jadi anak baik" Thaddeus kembali memeluk Asael
"Aku tidak sabar bertemu semua orang" gumamnya memeluk pinggang Thaddeus, walau tidak sepenuhnya bisa
"Aku tau, bersabarlah, dua hari lagi kita keluar dari hutan"
"Humm"
Vote
Vote
Vote
Vote
Vote, follow juga 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Became the emperor's wife
FantasyLorena Khayanza,seorang agent genius yang sedang menjalankan misi penangkapan seorang bandar narkoba harus tewas ditengah aksinya. Ia pikir akan terbakar di api neraka,namun ternyata salah Keajaiban terjadi, dia terdampar ke dalam novel yang sebelum...