28. Thaddeus gila

1.8K 182 6
                                    

Milea dan Madali duduk saling berhadapan bersama dua cangkir teh yang masih hangat, mereka bertemu di ruangan pribadi Milea yang ada di butik

"Ah..aku merindukan yang mulia ratu, Kira-kira kapan dia kembali?" tanya Madali pada Milea, sahabat sekaligus orang yang membantunya di butik

"Seharusnya tidak lama lagi" jawab Milea tersenyum tipis

"Bukankah kau pendamping ratuku? Kau tentu bisa menemuinya kapan pun, kan?" tanya Madali lagi sambil meminum teh-nya

"Kau benar, tapi aku tidak bisa menemuinya selama ini. Karena dia sudah mengerti semuanya, bersama teman-teman baru juga yang mulia raja bersama Ksatria nya, Elkan. Aku merasakan kekuatannya yang semakin kuat, ratu berkembang sangat pesat" Milea menatap sebuah ruangan dengan pintu besar bercat putih yang elegan, Madali ikut menatapnya

"Ruangan apa itu, mada? Aku tidak pernah melihat ruangan itu terbuka" tanya Milea yang sudah penasaran sedari lama

"Itu ruangan yang mulia ratu, beliau adalah pemilik asli butik ini. Yang mulia pasti senang, mendengar butik nya sangat ramai, bahkan terkenal hingga pulau sebelah" Madali tersenyum lembut

"Oh..kenapa kau tidak membangun cabang saja? Yang aku lihat selama ini, kau hanya memperkuat bangunan hingga lantai tuju seperti sekarang" tanya Milea heran

"Tentu saja aku menghargai yang mulia ratu, aku tidak akan membangun Butik lain jika belum berbincang dengannya, karena bagaimana pun butik ini miliknya" Madali menarik nafas

"Memperluas bangunan ini saja aku terpaksa melakukannya, pembeli semakin hari semakin banyak. Bahkan, si Jave mengusulkan membangun lantai baru, karena pembeli terlihat berdesakan, jujur saja aku pusing memikirkannya" Madali memijat pangkal hidungnya

Milea hanya tersenyum, ia tahu betul apa yang Madali rasakan. Dan Milea, ia sebenarnya juga pusing setelah diangkat menjadi kepala pelayan di istana utama tempat dimana banyak orang-orang penting di sana

"Oh ya, Tyran juga akan kembali dalam waktu dekat. Dia bilang dia siap membantu ratunya, Asael"

Lima pria di sana terkejut, melihat Asael yang sudah basah kuyup, apalagi baju nya yang berwarna putih terlihat transparan

"Eeeuuuummm, a-apa yang kau lakukan Asa?" tanya Axel sedikit gugup, telinga pria itu memerah

Thaddeus menggeram, memukul kencang kepala Axel membuat pria itu mengaduh sakit. Thaddeus segera melepas bajunya, memberikannya kepada Asael walau dengan nafas yang memburu

"Darimana?" tanyanya dingin, Asael meringis mendengarnya

"Aku dibimbing Nolan kearah sungai ini..maaf aku tidak memberitahumu" wanita itu memasang wajah melas, membuat Thaddeus tidak bisa marah walau ia tidak tau siapa itu Nolan

"Siapa Nolan?" kini Jovan yang bertanya

"Naga petir, ia berubah wujud menjadi manusia dan berkata jika namanya adalah Nolan" Asael berujar riang

Semua yang ada di sana terkejut, "Hehe..kalian mau lihat sesuatu?" tanya Asael, dibalas anggukan dari semuanya

Asael tersenyum cerah, ia segera mengeluarkan pedang iblisnya. Pedang iblis berwarna merah yang terlihat sangat menakutkan, yang kini entah kenapa tidak semenakutkan biasanya

"Auranya meredup" ujar Thaddeus menatap istrinya meminta penjelasan

"Nolan menekan auranya, err...atau malah Nolan yang sekarang menempati pedang ini. Dia bilang, dia bisa melakukannya karena level ku sudah mencapai 100. Sebenarnya dia menunggu kalian yang melakukannya, tapi karena terlalu lama jadi ia sendiri yang datang" jawab Asael tersenyum, semuanya sontak kaget, ada Elkan yang menggaruk lehernya

Became the emperor's wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang