Coba kedokteran, kah?

0 0 0
                                    

Lampung, 11 November 2021

Sudah 3 hari semenjak info kesalahan sistem kemaren, tapi kayaknya belum ada pemberitahuan lanjutan dari pihak kampus. Disaat seperti ini malah terlintas sesuatu di kepala saya. Sepertinya memang saya lebih baik tidak di Sakarya. Sakarya itu banyak sekali orang Indonesianya, ratusan lebih bahkan. Yah, itu bisa jadi sisi baik dan bisa juga jadi sisi buruk. Tergantung kita bagaimana menanggapinya aja sih.

Dan setelah dipikir-pikir lagi, apa Allah gak ridho saya berada di jurusan Hubungan Internasional. Soalnya, dari universitas-universitas yang saya coba, semuanya saya pilih jurusan Hubungan Internasional, kalo tidak ya, psikologi. Memang dua pilihan itulah yang saya kira cocok dan nempel dengan kelebihan dan karakter saya.

Di sela-sela pikiran itu, mulai masuk pikiran untuk 'gimana kalau ambil kedokteran aja'. Peluang saya cukup besar seandainya saya mau. Biaya kuliah kedokteran di Turki berkali-kali lipat lebih murah dari Indonesia. Semua orang Indonesia tahu, biaya kedokteran di Universitas-universitas Indonesia jikalau tanpa beasiswa, alias secara regular itu bisa mencapai ratusan juta. Minimal 300 juta untuk masuknya saja. Saya gak habis pikir memang soal itu. Memang yang didapat dari ilmu dan kebermanfaatan pastinya sangat besar dan luas. Tapi apa harus semahal itu. Gak heran lah kalo berobat di Rumah Sakit itu mahal sekali biayanya. Wong mau jadi dokter aja habis biaya ratusan juta. Yah, bagaimanapun itulah yang terjadi. Kembali kepada info biaya kedokteran di Turki. Untuk standar Universitas Istanbul yang paling top saja, biayanya gak sampai 100 juta, beradaa di kisaran 30-50 juta saja. Itu murah sekali kalau dibandingkan dengan Universitas-universitas top di Indonesia. Bahkan di Universitas yang masuk radar saya saja, hanya menghabiskan biaya, 9 juta saja. Kecil sekali untuk biaya jurusan kedokteran. Nah, tapi walaupun murah, masuknya itu yang susah. Saya dapat info yang membuat saya serasa dapat peluang. Yaitu ada Universitas yang biayanya seperti yang saya sebutkan di atas. Tapi tidak ada ujian masuk, hanya berbentuk nilai saja. Dan nilai saya cukup!

Dari situlah muncul pikiran untuk masuk ke jurusan kedokteran. Mungkin pemikiran orang-orang bahwa keren kalo kuliah kedokteran, diluar negeri lagi. Tapi, masalahnya justru itu, diluar negeri! Saya sebelumnya udah pernah ngobrol sama teman -sesama alumni Gontor-. Dia sekarang mengambil jurusan kedokteran di salah satu Universitas di Surabaya. Saya pernah bilang ke dia tentang ini. Kuliah kedokteran di Turki murah, loh! Setelah itu dia jelaskan, memang murah dan peluang pun terbuka. Namun demikian, Ketika kita lulus dan ingin bekerja di Indonesia, akan ada penyetaraan ijazah lagi dan akan magang lagi 2 tahun. Udah tua duluan katanya. Kecuali kalau memang kita ingin bekerja disana sekalian. Sebenarnya ini gak benar-benar jadi problem sih buat saya. Karena umur saya masih 18 tahun sekarang. Saya sudah hitung-hitungan kalau misalkan saya ambil kedokteran di usia saya yang masih 19 tahun. Lalu saya lulus S1 di umur 24 tahun, lalu magang 2 tahun, lalu ambil S2 nya 2 tahun lagi. Saya sudah jadi specialist di umur 28 tahun dan sudah bisa kerja.

Masalah selanjutnya ya, sudah pasti tentang kesanggupan. Kuliah kedokteran memerlukan kedislipinan dan tabiat rajin dan giat. Terlebih lagi, materi disampaikan menggunakan Bahasa Turki, yang sulit sekali untuk dipahamin secara full. Praktis, semua itu pasti membuat otak cape kalo seandainya gak enjoy dalam menjalaninya.

Yah, kira-kira itu mungkin yang terlintas di otak saya saat ini. Mengambil sertifikat Bahasa Turki C1 di tahun pertama. Serius dulu. Lalu di tahun berikutnya pindah ke Universitas top mengambil jurusan Hubungan Internasional atau Psikologi. Atau alternatif kedua yang bisa dicoba, masuk ke jurusan kedokteran di Universitas mana saja. Yang penting kedokteran lah 😉.

Apapun itu, saya minta tuntunan saja sama Yang diatas. Dia-lah yang lebih tau mana yang lebih baik. Kita hanya menjalani saja dan berusaha dengan segenap tenaga. Tinggal liat saja.

Notes from TurkiyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang