Tasyakuran Keluarga

0 0 0
                                    

Lampung, 5 Desember 2021

Kemaren sore, keluarga saya mengadakan tasyakuran sekaligus pamitan saya sebelum berangkat. Acara diisi oleh hadhorot, baca yasin dan ditutup dengan do'a. Selesai do'a, kami ambil makan lalu sholat Maghrib. Acara selesai, kami berbincang, mengobrol sampai jam 7. Saya pamitan dengan om, bibi, nenek dan kerabat lainnya. Mereka beri saya pesangon yang jumlahnya besar kalau bisa saya bilang. Berapapun nilainya sebenarnya saya tidak peduli, karena dengan do'a saja pun sudah lebih dari cukup. Ada juga pesangon dari pondok. Dari sini saya berpikir, bersyukur sekali bisa berada di tengah-tengah keluarga yang seperti ini. Selalu memberikan dorongan baik moril maupun materiil. Makanya bodoh sekali ketika saya pernah berpikir, bahwa saya berada di keluarga pondok, berarti saya gak bisa berekspresi sesuka hati, dan menghambat kebebasan saya. Kini saya sadari, itu pikiran yang bodoh sekali. Padahal sebenarnya mah, batas itulah yang mengatur dan menjaga perilaku kita agar selalu sesuai dengan norma dan agama. InsyaAllah, dukungan kalian akan saya balas berkali-kali lipat dengan prestasi dan kesuksesan. Untuk pondok Daarul Khair juga tidak akan saya lupa, akan selalu saya topang dengan ilmu, tenaga, maupun materi semampu saya. Kalian berjasa banyak pada perjalanan saya. InsyaAllah, akan kembali ke Indonesia dengan tangan penuh.

Hari ini, jam 11 setelah berpamitan dengan teman-teman di pondok. Foto bareng, saliman dan lain-lain. Saya akhirnya berangkat dari rumah. Walaupun saya jadwal berangkat tanggal 7 malam, tapi kami ada rencana untuk berangkat ke rumah para kerabat dulu, jadi berangkat dari rumahnya diawalkan. Tapi ya, karena saya sudah mondok lama dan sudah lama gak ketemu kerabat saya yang di Serang, ujung-ujungnya ya pasti ketika ketemu, selalu membatin,

"Ini siapa ya?"

Notes from TurkiyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang