Liburan di konya, kotanya Maulana Jalaluddin Rumi

2 0 0
                                    

Konya,27 Desember 2021

Hari sabtu kemarin saya pergi ke konya, kotanya Maulana Jalaluddin Rumi. Ngomong-ngomong hari-hari sekarang ini menjadi hari liburan kami mahasiswa ke DPU. Beberapa dari teman juga banyak yang keluar kota. Entah itu ke Ankara, Sakarya ataupun kota lainnya. Saya pun memilih Konya, karena selain saya tahu itu kota wisata, sahabat-sahabat saya juga banyak yang disana. Konya menjadi kota pertama yang saya kunjungi selain Kutahya. Kalau Istanbul kemarin hanya beberapa jam dan gak kemana-mana. Jadinya gak dianggap 😅. Tiga hari saya disana sudah cukup untuk puas dengan besarnya kota ini. Kota ini terkenal sebagai kota wisata religi, seni dan budaya. Dan saya buktikan sendiri ternyata memang benar.

Saya berangkat dari Kutahya jam 12.30, jarak yang ditempuh lumayan jauh, sekitar 380-an km. Menempuh waktu 4-5 jam perjalanan bus. Saya memutuskan untuk pergi ke Konya sendiri karena tidak ada yang menemani 🥲, karena memang Konya tidak menjadi destinasi utama para Mahasiswa yang ada di Kutahya, mereka biasanya pergi ke kota sebelah yang terkenal estetik, Eskisehir (Kota tua). Mereka belum tau saja betapa menariknya kota yang saya kunjungi ini.

Baru beberapa menit perjalanan, saya sudah disuguhi pemandangan estetik. Gunung-gunung putih bersalju berjejer disamping kiri dan kanan jalan. Indah sekali untuk dipandang. Saya pun gak ketinggalan untuk mengabadikan momen waktu itu.

Waktu menunjukkan pukul 15.30, tepat dengan dimulainya partai semifinal piala AFF antara Indonesia vs Singapore. Walaupun streaming menghabiskan banyak kuota tapi kalau untuk menonton timnas, gak ada yang namanya irit kuota. Indonesia unggul terlebih dahulu di awal-awal babak pertama setelah Ezra Walian berhasil memanfaatkan umpan cantik Witan. Waktu itu saya senang sekali. Selebrasi tanpa suara, sambil mengepal kedua tangan dan diayunkan ke atas. Orang-orang disamping saya mungkin melihat saya, tapi ya gak peduli karena euforia tinggi. Akhir babak pertama pemain Singapura dikartu merah, walaupun saya gak bingung kenapa tapi saya tetap senang karena keuntungan di pihak Indonesia. Akan tetapi, belum senang semenit, eh malah kebobolan 😒. Babak kedua dimulai 10 orang kayak gak ada bedanya, semangat juang mereka begitu tinggi. Di pertengahan babak kedua pemain Singapura dikartu merah lagi. Seharusnya kayak gini sih menang mudah, tapi sayangnya banyak sekali peluang yang berakhir sia-sia. Malahan gak lama setelah itu Singapura balik unggul 2-1 setelah tendangan bebas indah dari Syahdan Sulaiman merobek jala Nadeo. Jujur waktu itu kesal dan kecewa rasanya, gimana bisa 11 orang kalah sama 9 orang pemain. Kebayang kalau beneran kalah, mau ditaro dimana muka Indonesia. Waduh, aib nih kalau kalah saya pikir. Sementara singapura bermain 'Nothing to lose' sebab apabila mereka kalah, tentunya sangat wajar, tapi jikalau mereka yang menang, tentulah ini menjadi momen historic bagi mereka. Memasuki menit 80, Indonesia masih kalah. Posisi waktu itu saya belum sholat karena inginnya setelah laga ini berakhir. Melihat situasi dan setengah jam lagi adzan maghrib, saya tutup hp, tayammum, lalu mulai sholat jama' qoshr di bus. Mengikhlaskan apapun yang terjadi di pertandingan. Seusai sholat, saya berdoa semoga ketika saya buka Hp kembali, saya dapat notifikasi gol Indonesia, kabulkan doa-doa orang Indonesia untuk menang. Ajaib, benar saja setelah saya buka Hp, muncul notif 'Indonesia scores, 2-2'! Alhamdulillah. Jantung saya yang sebelumnya berdetak kencang, kini agak mulai normal kembali. Tapi ternyata semenit kemudian Singapura dapat penalti. Ya Allah, Astaghfirullahal-adzim! 😩 kalau seandainya gol, Indonesia harus rela gugur dari AFF tahun ini. Tapi hoki kita gak terbatas, tendangan penalti mereka berhasil ditepis keluar oleh Nadeo Arrizabalaga. Superb! Hahaha jantung penonton nampaknya benar-benar gak aman 🤣. Babak kedua pun usai, 2-2 dan akan dilanjutkan dengan extra time. Hp saya setelah ini streamingnya nge-lag. Kesel banget, sumpah! Hanya saja saya kali ini akan menang karena kita masih full squad. Dan benar saja, laga berakhir dengan kedudukan 4-2 untuk kemenangan Indonesia. Alhamdulillah, berkat doa rakyatnya, timnas kita berhasil melaju ke final untuk ke-6 kalinya. Semoga bisa juara kali ini!

Notes from TurkiyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang