Jalan-jalan ke Bursa, Ibukota pertama kesultanan Utsmani

1 0 0
                                    

Bursa, 31 Desember 2021

Kali ini saya akan bercerita tentang serunya berlibur di salah satu kota wisata wajib di Turki. Yap, setelah 3 hari cerita di Konya, saya kembali membuka lembaran baru di Bursa. Kota yang di hari pertama membuat saya bosan, tapi berubah drastis dua hari kemudian.

Kemarin hari Senin, setelah usai dari Konya, -sebenarnya belum puas karena banyak sekali tempat yang belum dikunjungi- jelang sehari saya dan teman-teman saya berangkat menuju Bursa. Kami berdua belas sepakat untuk berangkat tanggal 28 Desember pagi, karena teman yang disana memungkinkan untuk dikunjungi dari tanggal itu. Saya yang waktu itu baru balik dari Konya, belum sempat tidur nyenyak udah harus pergi keluar kota lagi 😒. Rencana awal yang tanggal 30 berangkat kini dimajukan. Tapi daripada gak ada Tour Guide dan gak ada tempat singgah, ya sudah gak papa. Hitung-hitung terbayar dan terpuaskan perjalanan liburan kali ini 😁.

Perjalanan dari Kütahya ke Bursa memakan waktu kurang lebih 3 jam. Bisa lebih cepat, bisa juga lebih lama daripada itu. Tergantung rute yang ditempuh oleh bus yang kita naiki. Kalo kita lewat Eskisehir, maka perjalanan akan cenderung lebih lama dibandingkan dengan bus yang melewati jalur Bözüyük, maka perjalanan akan jauh lebih cepat. Kami berangkat melewati jalur Eskisehir yang menghabiskan waktu lebih dari tiga jam. Kami memang waktu itu mencari tiket yang paling murah. Beruntungnya kami dapat tiket jam 10, dengan harga 50tl (-+55.000 rupiah). Oh ya, saya kemarin juga sempat mengobrol dengan Orang Turki yang beruntungnya, ia bisa Bahasa Inggris. Ia bilang ia tidak mau melewati jalur Eskisehir karena cenderung bahaya. Ya, walaupun kami kemarin berangkat baik-baik saja, tapi ya orang lokal lebih tau mungkin karena banyaknya kecelakaan disitu atau tikungannya yang tidak bersahabat saya juga tidak tau. Alhamdulillahnya, kami tidak ada hambatan dalam perjalanan menuju Bursa.

Akhirnya kami tiba pada sore hari. Turun di Terminal, kami kaget. "Ini mah terminal Bandung🤣, sejuk tapi gak ada saljunya". Soalnya Bursa itu terkenal dengan salju dan dinginnya. Ternyata kami salah, di pusat kotanya memang jarang turun salju. Salju turun lebat itu di daerah pegunungan Uludag.

Setelah shalat, kami langsung diajak menuju kompleks Osmanghazi. Disana kami diajak ke Ulu Cami, masjid super besar peninggalan kerajaan Utsmani. Masjid Agung Bursa (Turki: Bursa Ulu Camii) adalah sebuah masjid bersejarah di Bursa, Turki. Dibangun oleh Sultan Bayezid I Ottoman(Utsmani) untuk memperingati kemenangan besarnya di Pertempuran Nicopolis dan dibangun antara 1396 dan 1399. Masjid ini merupakan monumen utama arsitektur Ottoman awal dan salah satu masjid terpenting di kota, yang terletak di jantung kota tua di samping pasar bersejarahnya (Sumber:Wikipedia). Masjid ini memang jadi situs peninggalan yang harus dikunjungi di Bursa. Selain terkenal dengan kemegahannya, lokasinya juga berdekatan dengan 'Tophane' yang merupakan komplek makam pendiri kesultanan Utsmani/Ottoman, Osmanghazi dan anaknya, Orkhanghazi. Dari Tophane ini juga kita bisa mendapatkan view kota dari ketinggian. Jadi biasanya orang yang habis dari Ulu Cami pasti sekalian juga pergi ke Tophane.

 Jadi biasanya orang yang habis dari Ulu Cami pasti sekalian juga pergi ke Tophane

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Notes from TurkiyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang