Turun Salju

2 0 0
                                        

Kutahya, 19 Desember 2021

Hari ini salju turun cukup lebat. Sampai-sampai mobil ketutup full dengan salju. Fyi, orang sini jarang yang punya rumah, mereka biasanya tinggal di apartemen jadi gak punya garasi, makanya mereka memarkirkan mobil di samping jalan apartemen mereka. Jadi wajar kalau ketimpa full dengan salju.

 Suhu hari ini mencapai -2°C

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suhu hari ini mencapai -2°C. Katanya sih salju turun setelah sekian lama waktu saya masih di Indonesia. Karena salju sudah turun, maka gak afdhol rasanya tanpa mengabadikan momen. Jadi, kemarin setelah cari momen yang pas, saya dan teman saya pergi ke depan jam gadang (sebutan orang Indonesia sih) kota. Disebut jam gadang karena bentuknya yang mirip, walaupun ukurannya mungkin jauh lebih kecil. Keinginan saya untuk foto bareng orang lokal juga kesampaian, haha. Waktu saya lihat ada orang Turki yang cantik, ya langsung saya ajak foto. Walaupun ada kendala Bahasa, karena saya belum lancar berbahasa Turki, ditambah dia juga gak bisa Bahasa Inggris. Saya bisa bilang orang Turki yang bisa Bahasa Inggris itu jumlahnya sedikit sekali. Bahkan yang mahasiswa juga termasuk gak bisa. Saya malah pernah terpikir iini orang Turki yang bisa Bahasa Inggris apa cuma yang kerja di bandara😅. Saking jarangnya saya ketemu mereka yang lancar diajak bicara Bahasa Turki. Kalaupun ada yang bisa, tidaklah lancar. Maka mau gak mau harus bisa Bahasa Turki. Ini bukannya apa, yang saya perhatikan memang mereka ini nasionalis sekali. Sangat menjunjung kebanggaan kepada bangsa dan begitu juga pada bahasanya. Kita juga sebagai orang asing yang apalagi kuliah disini, sewajarnya untuk belajar Bahasa setempat. Walaupun sulit, Bahasa Turki sepertinya pakem dalam aturan pemakaiannya. Ditambah, ya kalau kita bisa Bahasa mereka, ya mereka juga bakalan senang. Orang Indonesia juga kan senang kalau ada bule/orang asing yang bisa lancar Bahasa Indonesia kan? Malahan gak etis kalau kita kuliah/kerja di negara orang, lalu kita gak bisa Bahasa mereka.

Akhirnya, foto pun tertempel di Instagram saya, haha. Walaupun saya berkomunikasi sedikit dengan bantuan google translate, tapi gak apalah. Beberapa teman yang request untuk minta dibuatkan tulisan semacam "kapan kesini?" atau "main salju yuk!" juga saya buatkan. Sederhana bagi kita, tapi keasyikan sendiri pastinya bagi mereka.

              Besoknya, saya ke pasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Besoknya, saya ke pasar. Jalan kaki pastinya, budaya memang. Saya kuliah lima tahun disini juga kayaknya udah sehat banget. Lumayan jauh sih, tapi jalan kan juga sehat sekaligus hemat. Pasar disini seminggu sekali munculnya. Biasanya penghuni apartemen tuh patungan, terus beli sayuran, telur, dan lain-lain di pasar pada hari Minggu (Minggu Bahasa Turkinya 'Pazar'). Harganya gimana? Cukup murah, apalagi kan lira lagi turun yang jadinya kalau dirupiahkan akan jadi lebih murah. Sebagai contoh, telur 15 biji seharga 11 tl. Jamur setengah kg seharga 5 tl. Kangkung seikat 2 tl, dan lain-lain lah. Memang kalau belanja di pasar biasanya harganya lebi hmurah daripada beli di toko-toko umumnya. Makanya kami borongnya ya hari Minggu untuk keperluan seminggu.

Salju pada hari-hari ini lumayan jatuh cukup banyak, karena suhu harian paling tinggi hanyalah 0úC. Rasanya kalau gak dekat dengan penghangat itu rasanya dingin banget. Paling dingin itu dibagian telinga, tangan, dan kaki. Untuk mengatasi itu biasanya saya pakai kaos yang dilapis sweater, lalu dilapis jaket jeans, kemudian dilapisi lagi dengan jaket tebal. Sebenarnya kalau kita punya jaket musim dingin gak perlu sebanyak itu lapisannya, tapi berhubung saya gak punya, jadinya ya sudah seperti itu saja saya sudah nyaman. Atau kalau merasa kuat tanpa sweater atau jaket jeans, terkadang tidak saya pakai. Untuk tangan, jelas saya pakai sarung tangan, karena kalau gak, dinginnya tuh serasa nusuk banget ke dalam, gak kuat. Dan kalau kedinginan, kalau kita nyentuh apa-apa, pasti rasanya gak nyaman, agak sakit gitu. Untuk kaki, saya beli sepatu musim dingin yang bawahannya tinggi. Kalau pakai sepatu biasa, biasanya tembus anginnya, dan kalau kaki kita nginjek salju airnya kadang masuk ke sepatu dan ujungnya kita kedinginan. Jujur, kalau kedinginan kayak gini terus penghangat mati, kita gak pakai kaus kaki, rasanya dingin banget disitu, serasa tremor, haha. Untuk melindungi telinga, saya biasanya tutupi dengan tudung jaket yang otomatis nutup telinga dari angin kencang yang masuk. Hidung juga selalu ditutup dengan masker, selain alasan Kesehatan, masker juga kita tutup untuk mencegah dingin. Saya kalau gak maskeran, pasti hidungnya berubah merah. Dan juga, kami biasanya bawa payung untuk meminimalisir salju yang jatuh ke arah kita. Tapi entah kenapa, orang Turki jarang banget pakai payung. Mungkin hanya 1 banding 10 kayaknya.

Kegiatan di luar rumah seperti ini juga kami batasi karena dinginnya cuaca luar. Kalau pengambilan momen sudah selesai dan tidak ada keperluan lain, kami biasanya lebih sering di dalam rumah, menghangatkan diri. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Notes from TurkiyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang