⭐Please Support Follow, Comment, and Vote⭐
.
.
.
Hari berganti tatkala sang surya kembali muncul di ufuk Timur. Menggantikan rembulan yang tengah beristirahat sejenak dari tugasnya. Terpantau cuaca kali ini sangat bersahabat. Tidak terlalu dingin pun juga tidak terlalu panas. Cuaca yang sangat cocok untuk menemani sang pelakon kehidupan menjalani aktifitasnya.
Sudah berlalu dua minggu dari perdebatan Juna dan Mira di ruang tamu kala itu. Mereka tetap melanjutkan kehidupannya seperti biasa. Sebab belum ada kata berpisah yang terucap dari kedua belah pihak membuat mereka masih bisa dikatakan sebagai sepasang kekasih. Bedanya, sang pria hanya tidak peduli dengan kehamilan yang dialami kekasihnya itu.
Sejak saat itu, terjadilah perang dingin di antara sepasang kekasih ini. Di kampus, mereka memang kerap kali bertemu. Terkadang, mereka juga terlihat mengobrol berdua, namun lagi-lagi yang menjadi pembahasan mereka adalah Juna semakin sering meminta Mira untuk menggugurkan kandungannya dan tentunya sang wanita tetap kekeuh dengan pendiriannya.
Kehadiran kehidupan baru di rahimnya membuat Mira mengalami berbagai perubahan di tubuhnya. Morning sickness yang kerap kali tak terkendali hingga tubuhnya yang mudah sekali lelah. Belum lagi, bobot tubuhnya yang turun drastis. Mira menjalani itu semua dengan perasaan gundah yang menyelimuti relung hatinya. Sebab, biar bagaimanapun kondisinya saat ini, masih susah payah ia tutupi dari kedua orang tuanya.
Berbagai macam kebohongan masih kerap kali Mira ucapkan guna menutupi kehamilannya ini. Berbagai macam sandiwara masih wanita itu lakukan di hadapan kedua orang tuanya. Entah sampai kapan Mira akan menutupi ini semua.
Seorang gadis cantik tengah memaku dirinya di depan cermin di salah satu kamar mandi kampusnya, setelah ia mengeluarkan isi perutnya. Ya, rasa mual kembali menghampirinya saat materi perkuliahan sedang berlangsung. Padahal, hari ini dia dan teman-temannya tengah melakukan penilaian untuk salah satu tugas dari dosennya. Tugas pengkajian budaya yang tempo hari diberikan oleh Fahri-si dosen killer.
Suasana toilet yang sepi membuat Mira tergerak untuk mengusap perutnya yang rata. Ah, tidak! Jika ditelisik lebih jeli, sudah ada sedikit tonjolan di perutnya. Sangat sedikit, yang jika hanya dilihat sekilas tentu tidak akan terlalu terlihat. Ia memiringkan tubuhnya menghadap kanan dan tersenyum saat ia bisa melihat tonjolan itu lebih jelas.
"Sehat-sehat, ya, kamu. Walaupun aku nggak tahu nasib aku dan kamu nanti gimana," monolognya seraya tersenyum miris.
Tak mau meratapi nasibnya lebih jauh, Mira segera menyudahi kegiatannya itu dan berlalu dari kamar mandi tersebut.
Saat wanita itu baru saja sampai di kelas, ternyata kelas telah usai. Beruntung, sebelum Mira izin ke toilet, ia telah melakukan presentasinya.
"Kemana aja, 'sih, Mir? Keluar lama banget," ucap Dinda yang saat ini sudah berdiri di dekat sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION || JJK ✔️
FanfictionDemi memenangkan sebuah taruhan dari temannya, Juna nekat meniduri Mira-kekasihnya sendiri. Namun, siapa sangka akibat kenekatannya itu, ada kehidupan baru yang tumbuh di rahim Mira. Juna dan Mira terpaksa menikah demi menjaga nama baik keluarga. D...